Ep|25

4.6K 164 3
                                    

Sudut bibir Ino terangkat, monopang dagunya sambil fokus menatap pria di depannya yang sedang sibuk memasak untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudut bibir Ino terangkat, monopang dagunya sambil fokus menatap pria di depannya yang sedang sibuk memasak untuknya.

"Yakin gak mau di bantu?" tanya Ino memastikan.

"Jangan menyepelekan saya," balas Sai. Seraya memotong bawang, cabai dan bahan lainnya. Pria itu ingin memasakan Ino nasi goreng spesial, anggap saja makanan yang ia masak sebagai penebus dosanya. Karena telah membuat Ino bersedih.

"Enak gak tuh pak? Takutnya nanti pas saya makan tinggal nama doang," canda Ino. Cekikikan.

Sai menatap Ino sangar, pisau yang ada di tangannya ia angkat lalu menyodorkannya ke arah Ino.

"Diam! Dan percaya sama saya," cetus Sai.

Ino menggelengkan kepalanya sekali.

"Awas lo kal-"

"Diam Ino! Nanti saya buat makanan ini bener-bener gak enak! Sekalian saya kasih racun. Biar mampus yang makan..."

Ino syok hingga menutup mulutnya.

"Astaghfirullah, tega ya bapak? Gini-"

Ino langsung bungkam. Melihat tatapan dingin yang Sai tunjukan.

Melihat Ino sudah diam anteng duduk di tempatnya. Sai kembali melanjutkan acara masaknya yang sempat tertunda.

15 menit berkutat di dapur akhirnya Sai meyelesaikan masakan pertamanya yang ia masak mengikuti buku panduan masak yang ada di internet. Soal rasa, entahlah pria itu tidak yakin. Karena baru pertama kalinya Sai memasak makanan. Selain Mie instan

Menghela napas, Sai berjalan ke arah Ino. Celemek bermotif doraemon itu ia lepas. Lalu ia sampirkan ke kursi di sampingnya.

"Ni makan!" ujar Sai seraya memberikan sepiring nasi goreng buatannya.

Terlihat dari tampilannya sungguh membuat siapapun yang melihatnya akan ngiler.

Tapi soal rasa?

"Anyep pak! Gak ada rasanya? Bapak mau nikah lagi ya?" komentar Ino sambil terus mengunyah nasi yang masih ada di dalam mulutnya.

Mendengar itu reflek, Sai langsung mencoba mencicipi nasi goreng buatannya.

Benar apa yang di katakan Ino. Nasi goreng buatannya terasa hambar. Seingatnya Sai sudah memberikan banyak garam dan bumbu lainnya. Tapi kenapa? Rasanya jadi mengecewakan.

"Pak, gak usah galau. Soal rasa gak jadi masalah, yang terpenting kemauan bapak masak, apalagi masakan ini khusus buat Ino." kalimat terakhir sengaja Ino mengucapkannya dengan pelan agar tidak terdengar oleh Sai.

"Ehmm... maaf rasanya ngecewain." kata Sai sedih. Lain kali dirinya harus ikut kursus memasak agar nantinya ia bisa memasakan makanan untuk Ino.

"Aduh pak, sini deh aku kasih sesuatu. Obat penghilang rasa galau." tutur Ino memerintah. Satu tangannya melambai ke bawah.

Nurut Sai perlahan membungkuk. Pria itu mendekat kemudian...

Cup

Kedua mata Sai melotot kaget. Saat bibir Ino mencium pipinya.

"Gimana? Obatnya pak? Pasti manjurkan?" tanya Ino.

Sai mengoyangkan kepalanya sekali, lalu satu tangannya terangkat kemudian mendorong kepala Ino dengan pelan.

"Gak!" kata Sai. Lalu jarinya menunjuk ke bibirnya yang terbuka.

"Kalau di sini," Sai meyeringai.

"Langsung manjur," lanjut Sai menggoda Ino.

Ino mengerutkan keningnya. Gadis itu mencibirkan bibirnya ke samping. Dalam hati Ino ngedumel kesal.

Baginya kecupan di pipi itu, lebih dari cukup.

"Jangan aneh-aneh deh pak, awas Ino mau lanjut makan." cetus Ino sambil mendorong Sai yang menurutnya terlalu dekat.

"Cium suami dapat pahala loh Ino. Apalagi kalau melakukan sunah rasul. Eh apalagi ini pas banget malam jumat," celoteh Sai.

Yang sengaja di abaikan oleh Ino.
Gadis itu memilih meneruskan makannya. Ya walau masakan yang ia makan tidak terlalu enak. Tapi kalau dia meladeni omongan Sai. Bisa-bisa?

Dret...dret...

Tiba-tiba ponsel Ino bergetar. Menandakan ada yang menelpon disana.

Melihat nama kontak di layarnya. Dengan cepat Ino langsung mengangkatnya.

"Assalamuallaikum Ino."

"Waalaikumsaalam kak senior," balas Ino.

"Aku ganggu gak? Nelpon kamu malam-malam begini?"

Ino tersenyum.

"Gak kok. Ino malah seneng kak senior mau nelpon Ino,"

Mendengar itu kuping Sai tiba-tiba gatal. Berdehem sekali pria itu berjalan pelan-pelan mendekati Ino.

"Siapa?" tanya Sai curiga.

Ino melirik Sai, membuang muka kemudian pergi meninggalkan pria itu menuju kamarnya.

"Bentar ya kak, kayaknya lagi ada gangguan disini." ujar Ino sambil terus berjalan menaiki tangga.

"Gangguan?" grutu Sai terlihat kesal. Berani sekali Ino mengatakan kalau dirinya adalah pengganggu.

Dan siapa itu? Kak senior? Pria atau wanita?

Apa sekarang Ino main belakang dengannya?

TbC

Mendadak Nikah! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang