Nyesek :(
Liat Film Ajari aku Islam.
Masyallah
Air mata mengalir deras liat pemeran utamanya meninggal...
Terus-terus jadi pengen buat karakter di salah satu cerita saya. Yang dimana pemeran utamanya meninggal.
Uwu...kira2 kalian setuju gak ya?
Author Pov
Citra menghela napasnya gusar, sejak tadi pandangannya mengarah ke sang putra, yang sedari tadi sibuk berjalan mondar-mandir dengan wajah yang terlihat cemas.
Ia memperhatikan sejak tadi Sai seperti sedang menghubungi sesorang dan seperti yang ia duga. Kalau orang itu tidak lain adalah menantu jalang! Tidak tau malu, sudah ketahuan selingkuh masih saja mengganggu putranya.
"Hello tante!" sapa wanita cantik itu dengan senyum merekah. Gaunnya sedikit terbang saat ia berjalan medekati Citra.
"Drisya?" kaget Citra. Melihat mantan menantu yang seharusnya menikah dengan Sai itu datang.
" Tante apa kabar?" tanya Drisya sambil menatap Citra.
"Tante baik. Kamu bagaimana?"
Drisya tersenyum miring, bersedakap lalu saling adu mata dengan Citra.
selang beberapa detik setelahnya, keduanya tertawa lepas. Tak mengerti apa yang mereka bicarakan melalui mata mereka.
"Hahaha..." tawa keduanya.
"Kalau gitu, Drisya mau sapa Sai dulu, ya tante." ujar Drisya dengan lembut.
"Oke. Tante juga ada urusan di belakang," sahut Citra sambil mengangkat kedua alisnya.
Wanita itu sedang merencanakan sesuatu selagi Drisya berbicara dengan putranya.
"Malam. Sai sayang," sapa Drisya, tersenyum manis wanita itu menatap Sai dengan jaraknya yang terlalu dekat.
"K-kamu?" sentak Sai. Kedua bola matanya seketika membulat, melihat sosok wanita yang hampir saja menjadi istrinya itu ada tepat di hadapannya sekarang, setelah sekian lamanya.
"Iya sayang? Kamu kangen sama aku? Hem?" sela Drisya. Menggigit bibir bawahnya, tiga detik setelahnya dia meniup wajah Sai dengan lembut.
"Aku juga kangen kok sama kamu," kata Drisya lalu tangannya bergerak otomatis memeluk pinggang pria di depannya dengan erat.
"Kamu kangen aku juga kan? Hari ini aku sengaja loh datang. Aku ingin melihat peresmian kamu menjadi penerus dari perusahaan GUERDAN COMPANY. Seneng deh, bisa li-"
Ucapan Drisya terpotong, ketika merasakan tubuhnya di dorong dengan kasar oleh tangan kekar milik Sai.
"Berhenti bertingkah bodoh! Pergi lah. Tidak ada yang mengundang kamu datang ke acara ini!"
Drisya menekuk wajahnya, matanya berubah menjadi sendu.
"Kamu kenapa jahat sama aku? Kenapa?"