Udah baca aja :)
akan ku buatkan puisi Indah, sebelum kau lantunkan kalimat yang sangat menyakitkan.
Sebelumnya hati ini selalu gelisah, sosoknya sungguh membuat jiwaku berkelana entah kemana. Hatiku juga seolah beku, karena kehilangan sosok yang begitu aku harapkan kehadirannya.
Airmata ini jarang mengalir, tapi kini sejak aku kehilangan sosoknya. Jangan kan air mata, bahkan perutku selalu menolak untuk diisi dengan makanan.
Kenapa? Setelah semuanya kau malah pergi? Apakah cinta dimataku ini tidak terlihat dengan jelas dimatamu yang indah itu?
Tolong jangan egois, sadar lah ada aku disini yang selalu menunggumu untuk kembali...
Author Pov❤️
Masih posisi berlutut di hadapan Ino, pria itu menangis penuh penyesalan. Betapa hina dirinya ini? Apakah setelah mengetahui semuanya, Sai masih bisa bersikap egois dengan meminta Ino kembali deminya?
Sepertinya tidak. Citra telah mengacaukan segalahnya. Bahkan perjuangannya selama ini untuk membuktikan cintanya tidak terlihat. Semuanya sia-sia, karena perbuatan mamanya yang sangat memalukan.
diam-diam menyuruh Tara untuk merebut kesucian Ino, memikirkan itu Sai merasa dunianya telah hancur.
hancur, dan kini tidak ada harapan yang tersisah.
Sai tidak pantas hanya untuk sekedar berharap. Karena faktanya, semua itu salah.
dan kini Sai telah siap, menerima hukuman apa saja...tapi bisa kah Sai meminta hukumannya sendiri?
bisakah, Sai meminta agar Ino tidak membenci dirinya ini?
Bisakah?
"Sai, ada apa? Katakan lah?" Hardan membantu Sai untuk berdiri.
tapi Sai, merasa tidak sanggup hanya sekedar berdiri.
Pria itu terlalu takut melihat mata Ino yang mungkin sudah dipenuhi genangan asin berwarna putih. Sungguh hati Sai seperti tertusuk belati tajam saat melihat itu.
"Kamu tau, derajat pria lebih tinggi dibandingkan wanita...jangan berlutut seperti itu seakan kamu tidak punya harga diri!" tegas Hardan kepada Sai.
"Apakah setelah mengetahui istri saya hampir dilecehkan oleh orang lain...aku masih memilikinya?"
Ino mundur dua langkah. Ingatan itu kembali mengisi pikirannya.
"Apa maksud kamu?" tanya Mesya.
"Aku terlalu malu untuk mengakui semuanya, Ino hampir dilecehkan kar-"
Sai tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Sai tidak sanggup jika setelah mengatakannya, Ino akan berubah menjadi orang asing.
"Kar?"
Sai menarik napasnya dalam-dalam. dengan tubuhnya yang lemas, Sai berdiri, menatap lalu berjalan ke arah Ino.