Ep|11

6.7K 223 5
                                    


Berjalan mondar-mandir, Sai tampak kebingungan mencari benda panjang yang hampir satu jam lebih ia cari tapi tidak ketemu juga wujudnya. Padahal seingatnya, ia menaruh benda itu di dalam laci lemari. Megaruk-garuk kepalanya seperti kera yang habis di gigitin kutu. Pria itu kebingungan.

Melirik Ino, pria itu mengerang bertambah kesal.

Sudah hampir jam 7 pagi, bukannya bangun lagi-lagi istrinya itu tertidur pulas dengan pakaian tidur yang terbilang menggoda iman.

"Ino bangun!" Sai menggoncang tubuh Ino pelan.

Menggeliat Ino mengerang dengan tangannya menepis tangan Sai.

Balasan Ino benar-benar membuat Sai murka.

Hingga pria itu mengangkat kakinya ke atas lalu menunjuang pantat Ino kuat.

"Gadis jorok bangun kamu!" teriak Sai.

Menggeliat lagi. Samar-samar mata Ino mulai terbuka. Dan tepat saat matanya sudah terbuka lebar, ia mendapatkan sambutan yang tidak begitu mengenakan. Tatapan Sai yang begitu tajam serta tangan kedua pria itu sudah berkacak pinggang. Benar-benar membuat gadis itu takut.

"Ada apa sih pak? Masih pagi juga!" erangnya malas.

"Pagi? Kamu lihat jam, ini sudah jam 7 pagi Ino! Seharusnya kamu bangun tadi subuh-subuh!"

"Ngapain ih! Bangun sepagi itu, lagian Ino lagi halangan..." kata Ino membuat rahang Sai mengeras.

"Lupakan, saya lupa kamu pemalas!" cetus Sai pasrah.

Ino menguap, menutup mulutnya dengan tangan kanannya yang terlilit dengan dasi hitam yang sedari tadi di cari oleh Sai.

Melihat itu mata Sai membulat dengan sempurna.

"Dasi saya! Kenapa kamu bisa?!"

Ino tersenyum lebar, gadis itu menggaruk pelepis alisnya.

"Semalaman Ino belajar dari youtube, cara pakai dasi..." ujar Ino sambil melepaskan dasi Sai yang melilit tangan kanannya.

"Apa hubungannya sama saya! Kamu lihat? pasti dasi saya jadi bau iler kamu!" protes Sai. Sambil menyambar dasinya di tangan Ino.

Ino nyengir,"Maaf pak, soalnya Ino lagi belajar jadi istri yang baik buat bapak!" kata Ino polos.

"Hubungannya sama Dasi apa Ino?" tanya Sai geleng kepala.

Ino menggulum bibir bawahnya, kakinya bergerak turun ke bawah. Bangkit gadis itu berjalan mendekati Sai.

Menarik lengan Sai pelan. Hingga membuat tubuh pria itu menghadap ke arahnya.

Sai menyatuhkan kedua alisnya. Saat tiba-tiba Ino mengambil alih memasangkan dasi untuknya.

"Ino lihat di film-film, seorang istri itu selalu memakaikan dasi untuk suaminya, jadi Ino memutuskan untuk belajar...kata bapak tugas istri adalah melayani suaminya..." Ino tersenyum menatap wajah tegang suaminya. Baru kali ini ia menatap wajah Sai dari jarak radius 1cm.

Hidung mereka hampir menempel. Pantas saja jika tubuh Sai saat ini menengang.

Menepuk dada Sai sekali Ino berkata,"Sudah selesai," Ino berjinjit lalu membisikan sesuatu ke telinga Sai,"Jangan lupa setelah ini tambahi jatah makan Ino ya pak, jangan lupa juga nilai fisika saya di tambahi jadi nilai sempurna," bisik Ino. Membuat Sai tersadar, lalu satu tangannya bergerak mendorong tubuh Ino pelan.

"Enak banget kamu, cuma pasal pakai dasi aja, minta di tambahi nilai sama jatah makan." cibir Sai geleng kepala.

Ino tersenyum lebar.

"Pak Sai, hari ini Ino izin gak kuliah ya!" seru Ino. Alis Sai terangkat satu.

"Izin kemana? Jangan bilang kamu mau melarikan diri dari hidup saya?" tebak Sai mendapatkan gelengan halus dari Ino.

"Bukan," balas Ino.

"Terus?" tanya Sai bingung.

"Kan semalam, Ino gak makan 10 kali sehari jadi Ino memutuskan untuk makan hari ini di restaurant paman Ino." ujar Ino menjelaskan.

"Double makan gitu?" mulut Sai terbuka lebar. Porsi makan Ino benar-benar di luar batas makan manusia biasa.

Ino mengangguk polos. Wajahnya tampak begitu senang.

"Rakus kamu!" cibir Sai bergedik ngeri.

"Biarin mah, yang penting," Ino menepuk perutnya sekali.

"Ino kenyang," lanjutnya sambil cengengesan.

"Terserah! Saya mau berangkat kerja dulu." tandas Sai tangannya bergerak meraih tas hitam berukuran petak kecil di atas ranjang.

Ingin melangkah keluar tapi tiba-tiba panggilan Ino menghentikan langkahnya.

"Pak Sai!" panggil Ino. Sai menoleh pasrah lantas bertanya malas.

"Ada apa?" tanyanya.

Ino tersenyum, gadis itu berlari kecil mendekati Sai.

"Hati-hati," pesan Ino seraya mencium tangan Sai.

"Kamu salah minum obat ya?" tanya Sai. Ino membuat kerutan pada keningnya.

"Hah?" balas Ino.

TbC

Mendadak Nikah! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang