EPISODE 17 S.2

791 138 25
                                    

Lunetta dan Bam terduduk tidak jauh dari kumpulan Wangnan. Dihadapan mereka terdapat 5 lift dan diatas lift tersebut tertulis dengan besar,

'Mohon tunggu sampai semua regular tiba'

.

"Mau permen?"

Bam mengajukan tangannya, mengisyaratkan bahwa dia menginginkan permen tersebut

"Tunggu akan ku buka bungkusnya"

Lunetta membuka bungkus permen tersebut, tapi sebelum ia memberikannya pada Bam, ia memasukannya kedalam mulutnya terlebih dahulu

"Bam"

Bam yang sedang melihat kearah lain memalingkan wajahnya kearah Lunetta, betapa terkejutnya ia saat melihat wajah Lunetta tepat berada didepannya, begitu dekat

Hap-!

Namun Bam lebih terkejut lagi ketika Lunetta tiba-tiba memasukan sebatang permen kedalam mulutnya

"Itu permen mu!" ucap Lunetta sembari tersenyum bahagia

Semerbak stroberi mulai memenuhi mulut Bam, membuatnya tersenyum saking manisnya, tapi ada sesuatu yang aneh

"Kau tidak memasukan hal aneh kedalamnya, kan?" Tanya Bam

Lunetta terdiam seketika

"Yah. Aku sedikit mencicipinya sebelum memberikannya pada mu" Lunetta tersenyum dengan jahil

Bam membulatkan kedua matanya

"Bukan kah itu agak…uh" Bam terlihat kesulitan untuk mengatakan sesuatu

"Ayolah, Bam! Lagian kita sudah bersama begitu lama, kita bahkan sudah seperti saudara"

"Hm…baiklah" Bam pasrah lalu kembali memakan permen tersebut walaupun ada sedikit perasaan aneh di dadanya

○○○

"Silahkan ambil. Ini enak, kok"

Miseng. Anak dari ruang ujian yang sama sebelumnya datang kepada Bam dan Lunetta, menawarkan snack pada mereka

"Terimakasih" ucap Lunetta saat mengambil snack tersebut

Lalu Miseng kembali pada kumpulan Wangnan

BIIIIIP-!

Salah satu lift terbuka memperlihatkan seorang pria besar yang terluka parah. Pria itu kemudian terjatuh dan menjulurkan tangannya meminta pertolongan

"Tolong…sekali saja…aku akan lakukan apapun…kumohon…ini kesempatan terakhir ku…"

Kemudian pria itu menghilang berubah menjadi asap biru, yang artinya ia telah tewas

Lunetta melihat kearah Bam, ia dapat melihat Bam menundukan kepalanya. Dengan segera Lunetta menggenggam tangan Bam menggunakan tangannya

Bam melihat Lunetta dengan tatapan bingung, sedangkan Lunetta membalasnya dengan senyum lembut

Bam kembali menundukan kepalanya, namun kali ini bibirnya sedikit terangkat keatas, membentuk sebuah senyuman tipis

○○○

Seluruh regular pun akhirnya tiba, dan ada sekelompok regular yang sangat gaduh, membuat regular lain terganggu

Tetapi Lunetta dan Bam terlalu sibuk untuk peduli

"Menurut mu ujian apa yang akan diadakan selanjutnya, Bam?"

"Hm…aku tidak tahu"

"Sepertinya-"

Ucapan Lunetta terpotong, tidak, lebih tepatnya adalah Lunetta sendiri yang berhenti berbicara, membuat Bam kebingungan

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang