EPISODE 24 S.2

602 127 3
                                    

Saat ini Lunetta dan Jinsung sedang berbincang diatap, mereka berdua duduk diatas tangki air sembari merokok

"Usaha mu sia-sia" ucap Jinsung sembari meniup asap keluar dari mulutnya

Lunetta diam tidak memabalas Jinsung, ia fokus menghisap rokoknya

Tiba-tiba Jinsung melemparkan sesuatu padanya. Lunetta menangkap hal tersebut dengan terkejut, lalu dapat ia lihat sebuah botol putih ditangannya

"Aku tahu kau kehabisan obat"

Lunetta menatap obat tersebut lalu menatap Jinsung

"Tidak usah berterimakasih, aku hanya mencoba untuk menjadi guru yang baik"

"…"

.

"Keluarlah, Karaka."

Setelah Jinsung mengucapkan hal tersebut, seorang pria yang sedari tadi bersembunyi dalam gelap menunjukan dirinya

Pria itu menggunakan jubah hitam dengan motif merah aneh dipinggirnya, tubuhnya pun ia lapisi dengan baja

Dia adalah seorang pembunuh FUG,

Karaka.

Dapat Lunetta rasakan cahaya kuning yang ada dalam mata Karaka tertuju padanya. Rasa tegang dan gugup mulai memenuhi Lunetta

"Berhenti menatapnya seperti itu, Karaka"

Tubuh Lunetta melemas saat ia tidak merasakan tatapan Karaka lagi

"Mari kita pergi dari sini, sang pengurus sedang mengawasi kita" jelas Jinsung

Karaka dan Jinsung berjalan pergi dari atap, sedangkan Lunetta berjalan menuju arah sebaliknya

"Lunetta? Kau tidak ikut?"

"Tidak"

Lunetta melanjutkan jalannya kedalam, dapat ia rasakan tatapan Karaka yang begitu tajam, hingga sepertinya dapat membuat lubang pada tubuh Lunetta

"Ayo"

Saat mereka berdua sudah pergi, Lunetta menghela nafasnya dengan lega

"Menyeramkan."

●●●

Lunetta dan Miseng hanya dapat diam, menatap Ehwa dengan aneh

Bagaimana tidak?

Ehwa diberi tugas untuk merawat Bam, walaupun sebenarnya hanya agar dia tidak masak

Ehem!

Ya. Jadi, dia beri tugas untuk merawat Bam dan yang membuatnya aneh adalah, dia mengenakan pakaian perawat sembari membawa buku panduan merawat, lengkap dengan peralatan rawat yang ia dapat entah dari mana

"Miseng, mau permen?"

Miseng menatap Lunetta dengan senang, ia lalu mengambil permen yang berada ditangan Lunetta dan memakannya

.

.

.

"Ada apa? Kau ingin permen juga?" Tanya Lunetta pada Ehwa yang sedari tadi terus melihatnya

"Hah?! Ehem! Tidak!"

"Baguslah. Seorang perawat harus fokus merawat pasiennya"

Dapat Lunetta lihat muka Ehwa memerah

"Kau-!!"

Sebelum Ehwa dapat melanjutkan kemarahannya, Lunetta segera beranjak pergi dari kamar Bam

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang