EPISODE 44 S.2

435 88 4
                                    

Lunetta menatap sekumpulan regular tersebut, yang sedang berbincang dengan administrator kereta Kota Neraka

'Sepertinya mereka belum menyadari keberadaan ku…'

Tak lama, terdengar sebuah ledakan yang berasal dari bawah. Lunetta pun segera mengerti apa yang sedang terjadi

Saat mendengar sebuah ledakan, beberapa dari regular berjubah tersebut segera turun kebawah. Sedangkan Lunetta, menentukan untuk menghampiri Rachel

"Siapa kau?" Tanya Rachel dengan gelisah saat melihat Lunetta

"Tak perlu takut. Aku ada di pihak mu" Lunetta menjawab

"…kau Pembunuh yang FUG kirimkan?"

"…"

Lunetta tak menjawab, ia sibuk mengawasi tangga yang tak jauh darinya, berjaga-jaga jika ada serangan muncul secara tiba-tiba

'Bagus. Dia terlihat kuat' pikir Rachel saat melihat Lunetta yang berdiri membelakanginya

"Hei. Siapa dia?" Tanya regular berjubah lain sembari mengawasi Lunetta

"Kurasa dia Pembunuh yang FUG maksud" Rachel menjawab

"Dia seorang Pembunuh FUG?!"

"Ya. Sepertinya begitu"

Regular tersebut pun menatap punggung Lunetta sembari menyeringai, lalu kembali ke posisinya

"Uh…"

Secara tiba-tiba, Lunetta dapat merasakan tubuh nya sedikit lebih berat dari biasanya

'Bam…'

Tentu Bam lah yang pertama kali muncul dalam pikirannya. Karena ia merasakan hal seperti ini, hanya saat Bam mengaktifkan jarum

Kemudian muncul seorang gadis bersurai biru yang membawa koper kearah mereka, gadis tersebut segera menghampiri Rachel dan tentu Rachel sambut dengan senyuman

Deg!

Lagi-lagi Lunetta merasakannya. Dan kali ini lebih buruk dari sebelumnya, bukan hanya merasa tubuhnya semakin berat, jantungnya pun mulai berdetak lebih cepat

'Bam…ku harap kau baik-baik saja…!'

Walaupun begitu, Lunetta tetap dapat mempertahankan postur tubuhnya, untuk tidak menunjukan sedikit pun kesulitan yang sedang di alaminya

"Ayo pergi"

Lunetta mengalihkan perhatiannya pada Rachel

"Ke tempat- kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan" ucap Rachel

"…sekarang sungguh-sungguh terjadi" balas Yura Ha

Lunetta menatap Rachel dengan tatapan penuh kebencian. Ia benar-benar ingin membunuhnya ditempat

'Perempuan sialan…!' Umpatnya dalam hati

Mereka pun segera bersiap untuk menaiki tangga, yang akan membawa mereka masuk kedalam Kereta Neraka

Namun, sebelum mereka dapat menaiki tangga tersebut,

"Fiuh~ lama sekali"

Seseorang bersurai biru yang sangat Lunetta kenali muncul secara tiba-tiba dari lift, ditemani dengan dua orang lain yang juga Lunetta kenali

"Tuan…Khun?" Rachel menatap Khun dengan terkejut

"Mengejutkan sekali. Melihat dua orang yang ku kejar ternyata di pihak yang sama"

Lunetta pun segera mengikuti arah tatapan Khun, yang menuju pada Casano. Ia terkejut, karena tak menyadari keberadaan Casano sebelumnya, mungkin ia terlalu fokus pada keributan yang terjadi dibawah

Kemudian Lunetta dapat merasakan tatapan seseorang padanya, ia melihat orang tersebut, yang tak lain adalah Khun

'Tenang…jangan membuat gerakan yang mencurigakan…dia itu Khun' pikirnya mulai sedikit merasa gelisah

Rachel pun mulai bertanya pada Khun, dan dengan senang hati Khun menjawab seluruh pertanyaan tersebut. Namun Lunetta tidak dapat mendengar apapun, ia terlalu sibuk mengatur pernafasannya yang tak teratur

Deg!

'Sebenarnya apa yang terjadi pada Bam?!'

Kemudian Lunetta dapat mendengar keributan tak jauh darinya, dan setelah melihat apa yang sedang terjadi, dapat ia simpulkan bahwa saat ini,

Wangnan dan Ehwa berhadapan dengan Casano, sedangkan Khun menentukan untuk berhadapan dengan Rachel

"Kau ini memang 'perempuan licik' " ucap Khun pada Rachel

"Perempuan licik…ya, kau mungkin benar. Tapi bagi orang lain, aku adalah perempuan tercerdas" balas Rachel

"Benar. Bagi orang itu, aku sudah seperti bintang. Bintang yang berkilau dengan terang…seperti itulah aku bagi orang itu"

'Jalang ini…! Ck! Menyebalkan' pikir Lunetta yang tak sengaja mendengar percakapan tersebut

Kemudian Rachel mulai menyerang Khun, menggunakan lighthouse miliknya yang sudah diperbesar. Tetapi, serangan seperti itu tentu bukanlah masalah besar untuk Khun, yang dapat dengan mudahnya memotong lighthouse tersebut menjadi empat bagian kecil

"Apa cuma ini persiapan mu? Astaga kau belum berubah juga. Jadi orang yang patut dibenci, dan tidak dapat melakukan apapun sendiri" ucap Khun

"Apakah perempuan dibelakang mu itu kaki baru mu?" Khun menunjuk Lunetta

'Mana mau aku menjadi kakinya, cih!' Lunetta sedikit kesal saat mendengar penuturan Khun

"Kau selalu butuh bantuan orang lain, karena tidak bisa melakukan apapun sendirian" ucap Khun

"Hei. Kau, jangan mau diperalat olehnya" kali ini Khun berbicara pada Lunetta

"…"

Lalu dapat Lunetta lihat ekspresi Khun yang terkejut menatap, entah apa yang berada dibelakangnya. Dengan begitu, Lunetta pun membalikan wajahnya, kemudian membuat ekspresi yang sama seperti Khun

'Bam…!'

"…Rachel…?"

Bam menatap Rachel dengan tatapan yang…sulit untuk dijelaskan oleh siapapun. Bahkan Bam mengabaikan teriakan Khun yang memanggilnya, atau mungkin Bam memang sama sekali tak dapat mendengar Khun

'Rasa sesak apa ini…' pikir Lunetta saat melihat tatapan yang diberikan Bam untuk Rachel

"Rachel…"

Kedatangan Bam membuat seluruh pertarungan yang sedang berlangsung seketika terhenti, sehingga seluruh perhatian tertuju padanya dan…Rachel

Lunetta menatap Bam yang sedang bimbang dengan Sendu. Ia bahkan terlalu fokus pada Rachel, untuk menyadari keberadaan Lunetta yang berdiri tepat disamping Rachel

"…Rachel…! Aku-!"

"Kenapa kau mengikuti ku lagi, Bam?"

"Dan kenapa, kau masih hidup? Waktu itu, kau seharusnya sudah mati"

Bam terlihat terkejut saat mendengar ucapan Rachel. Bukan hanya itu, Lunetta pun dapat melihat kesedihan dibalik manik emas tersebut

"Kenapa…aku masih hidup…?"

"Kenapa…"

"Rachel…aku…"

"Aku…"















-To Be Continued-

I'm so tired lol

Vote~!

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang