Saat ini para regular yang sebelumnya berada diruang ujian yang sama dengan Lunetta, berada dikamarnya. Wangnan lah yang mengundang mereka untuk bermain kartu
"Hehe~!! Yang ini bagus!!"
"Ronde berikutnya!!!"
Ya. Begitulah ocehan mereka yang terdengar oleh Lunetta
Saat itu Lunetta yang sedang tertidur pulas, terbangunkan oleh ocehan mereka yang begitu keras, tetapi Lunetta memutuskan untuk diam
"Ah!! Tidak uang ku!!!"
"Miseng hebat juga!!"
"Tidak, dia luar biasa!!"
"Uh. Bisakah kalian tenang sedikit?" Lunetta yang sudah tidak tahan pun segera menghentikan kesenangan mereka
"Eh? Kau sudah bangun? Ingin main kartu?" Wangnan mengangkat kartu yang ada ditangannya
"Tidak. Aku hanya ingin kalian mengecilkan suara kalian"
Lunetta berdiri lalu berjalan kearah balkon yang menunjukan pemandangan malam. Dia hanya diam disitu tanpa melakukan apapun
"Kau mendapat teman kamar yang menyeramkan"
"Aku terkejut kau masih hidup sampai saat ini"
Lunetta yang mendengar hal tersebut hanya bisa diam, karena ia memang tidak terlalu peduli dengan apa yang mereka lakukan
Lunetta memejamkan matanya, membiarkan angin menghembus surai putihnya yang selaras dengan bulan malam ini
Lalu ia membuka kedua matanya. Mungkin tidak ada yang menyadarinya, tetapi manik putih milik Lunetta terlihat bersinar untuk sekejap
"Aku masih harus berlatih" ucap Lunetta pada dirinya sendiri
Tiba-tiba,
"Kau sudah sekuat itu, dan kau masih merasa kurang?"
Lunetta memalingkan wajahnya pada sumber suara tersebut. Ia cukup terkejut saat melihat mereka yang tadi sedang bermain kartu didalam sudah berada diluar, berdiri disampingnya sembari menatap langit malam yang indah
"Langit malam ini, walau tidak dipenuhi bintang, masih terlihat indah, ya?" Goseng membuka obrolan
"Mungkin karena bulan putih yang bersinar dengan terang itu?"
"Hm. Sepertinya begitu, aku baru menyadari betapa indahnya bulan"
Lunetta diam, mendengar percakapan mereka
"Mari kita kembali ke kamar masing-masing, sepertinya sudah cukup larut" ucap Goseng
●●●
Ujian permainan sudah dimulai, para regular diharuskan untuk mencari tujuh rekan lain dan menjaga ruangan mereka sebelum Bam dapat merebut ruangan Ehwa
Wangnan terlihat begitu khawatir, berbeda dengan Lunetta yang dengan santainya masih berbaring diatas kasur
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Aku tidak peduli. Bagaimana pun keadaannya, aku pasti lulus"
Wangnan dibuat terkejut oleh jawaban Lunetta, tapi apa yang dikatakan oleh Lunetta itu benar, dia pasti akan lulus dalam keadaan bagaimana pun
"Kalau begitu aku harus keluar dan mencari rekan lain?"
"…"
"Kau akan menjaga ruangan ini, kan?"
"Aku tidak peduli. Aku bahkan tidak akan membukakan pintunya untuk mu"
"Kumohon, Lunetta. Bantu aku"
![](https://img.wattpad.com/cover/206967588-288-k691816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LA LUNA (Tower of God fanfiction)
FanficApakah kalian pernah memikirkan bagaimana keadaan menara sebelum Jahad dan para Kepala Keluarga mengambil alihnya? Apakah hanya menara tanpa penghuni yang dipenuhi dengan banyak misteri dan kekuatan? Ataukah memang ada peradaban sebelum menara diamb...