EPISODE 38 S.2

453 100 9
                                    

Lunetta terbangun dari tidurnya, ia melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa ia sedang berada di kamarnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk, namun kepalanya terasa begitu sakit saat ia hendak melakukannya

Sudah berapa lama ia tak sadarkan diri?

"Dua hari" sebuah suara menjawab pikirannya

Lunetta mengalihkan pandangannya pada sumber suara. Berdiri disana, seorang gadis bersurai merah dengan salah satu mata yang di tutup

"Hwaryun" ucap Lunetta saat melihat gadis tersebut

"Hansung meminta ku untuk memeriksa keadaan mu" jelas Hwaryun "sepertinya kau baik-baik saja"

"..."

"Baiklah. Aku selesai disini"

Hwaryun membalikan tubuhnya dan hendak akan pergi dari kamar Lunetta. Namun,

"Tunggu...!"

Hwaryun menghentikan langkahnya, tetapi tubuhnya tetap membelakangi Lunetta. Ia pun menunggu Lunetta untuk melanjutkan perkataannya

"Apa...Bam baik-baik saja?"

Hening.

"Ya. Dia baik-baik saja"

Lunetta menghela nafasnya dengan lega, senyum tipis mulai mengembang diwajahnya. Tetapi, ada hal lain yang mengganjal pikirannya

Apakah ia harus merasa bahagia bahwa Bam baik-baik saja?

Ataukah ia harus merasa sedih? Mendengar bahwa Bam baik-baik saja setelah 'kematiannya' ?

Ia tidak tahu apa yang ia rasakan, perasaan nya bercampur aduk saat memikirkan Bam. Ia tidak tahu apa alasannya

Tentu mereka memiliki hubungan yang erat karena melalu nasib yang sama

Tapi apakah hanya sekedar itu?

●●●

Saat ini, Lunetta sedang berada di ruangan milik Hansung. Mereka sedang saling berhadapan sembari meniknati secangkir kopi. Lebih tepatnya hanya Hansung yang menikmati kopi tersebut

Hansung menempelkan sebuah cangkir putih pada bibirnya dan mulai meneguk kopi yang berada dalam cangkir tersebut. Setelah merasa puas, ia menurunkan cangkirnya dan menyimpan nya kembali pada meja yang berada dihadapannya

Ia pun menatap gadis yang sedang duduk dihadapannya.

"Kau tidak meminum kopi mu?"

"Tidak. Terimakasih" balas Lunetta

"..."

"Baiklah, Lunetta. Apa kau mengingat sesuatu?"

Lunetta diam. Ia hanya mengingat saat dimana ia berlari pada Hazen untuk menyelamatkannya dari serangan Hansung

"Kau tahu siapa yang membuat lengan kiri ku patah?" Hansung mengangkat lengannya yang patah

"..."

"Kau lah yang melakukannya"

"Aku?" Lunetta terlihat bingung

"Sepertinya kau tidak ingat," ucap Hansung "kau berhasil terhubung dengan bulan"

Lunetta tertegun.

"Aku tidak memperkirakan akan secepat ini" ucap Hansung "sepertinya karena kau merasa tertekan pada saat itu, kemudian kau lepas kendali akan dirimu sendiri dan menyerangku"

"Ah...! Dimana Hazen?" Tanya Lunetta

"Fisherman di tim mu yang sebelumnya?" Hansung memastikan

"Dia sudah ku bunuh"

Lunetta kembali tertegun. Kedua matanya mengosong dan membulat

"Dia tahu terlalu banyak"

Hansung berdiri dari duduknya, kemudian berjalan keluar ruangan

"Karena kau sudah terhubung, lebih baik kau bersiap" ucapnya sebelum meninggalkan Lunetta yang masih terkejut sendirian







-To Be Continued-

Pendek gasi?:(

Maap

Author sengaja, soalnya kan biar kayak tersusun gitulah

BTW

2k views and 200+ votes?! THATS CRAZY. WOW ILY GUYS:''

THANK U GUYS VERY VERY MUCH

IM CRYING T_T

.
Votee~~!

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang