"Aku akan membiarkan mu lewat, jika kau dapat membuatku terjatuh" jelas Shouf "oh! Satu lagi, didalam rungan ini aku menaruh sejumlah regular penjaga. Jadi akan sulit bagi teman mu untuk menangkap tuan ku"
Lunetta hanya diam ditempatnya, menatap Shouf dengan tajam, kepalanya terus saja memikirkan cara untuk mengalahkan pria dihadapannya tersebut
"Aku akan diam disini, menunggu mu untuk membuat ku jatuh" ucap Shouf menyeringai
Dengan begitu, Lunetta berlari dengan cepat kearah Shouf. Membuat Shouf membulatkan kedua matanya
"Serangan frontal? Ku kira kau tak sebodoh ini"
Shouf menunggu Lunetta untuk menyerangnya dari depan, namun ia tidak melihat Lunetta sama sekali dihadapannya. Kemudian ia merasakan sesuatu dari belakang kepalanya
Ia membulat kedua matanya saat melihat Lunetta sudah siap untuk menyerangnya dari belakang
'Dia...cepat!' Pikir Shouf
Serangan Lunetta sudah berada tepat dihadapannya, tapi dengan profesional, ia menghindari serangan tersebut. Lunetta pun melompat mundur dari Shouf, setelah serangannya gagal
"Kau mengejutkan ku" jelas Shouf "sepertinya kau lawan yang lumayan"
"Majulah, Lunetta" Shouf menyeringai
Mendengar namanya disebut, Lunetta segera menyerang Shouf dari berbagai sudut dengan cepat, sangat cepat
Shouf pun hampir kewalahan menahan dan menangkis seluruh serangan Lunetta
'Bocah ini cepat! Serangannya pun cukup kuat' pikir Shouf 'jika dibiarkan tumbuh, ia akan menjadi seorang monster!'
Lunetta sudah siap untuk menyerang wajah Shouf, namun sebelum dapat melakukannya,
"Akh-!"
Shouf menangkap lehernya, mengangkat tubuhnya hingga kaki nya tidak lagi menyentuh lantai. Dengan leher nya yang dicekik, Lunetta melihat kearah Shouf. Dengan cepat ia menutup kedua matanya
"Heh~! Aku tidak membaca pikiran melalu tatapan," Shouf terkekeh "aku dapat membaca pikiran seseorang dari jarak radius sepuluh meter"
Mendengar hal tersebut, Lunetta kembali membuka kedua matanya
"Bukan hanya itu, aku juga bisa melihat memori seseorang yang bahkan orang tersebut tidak ketahui"
'Sial' umpat Lunetta dalam batinnya
"Hm? Sepertinya ada yang kau sembunyikan?" Shouf mengangkat satu alisnya "baiklah mari kita mulai"
Lunetta mencoba untuk melepaskan cengkraman Shouf yang berada pada lehernya, namun nihil. Shouf terlalu kuat mencengkram lehernya
"Hmm~? Eunjeong?" Ucap Shouf yang sedang menutup matanya, membaca memori Lunetta
"Sepertinya aku pernah mendengar nama itu..." Shouf mengerutkan dahinya "ah...! Dia regular yang ku bunuh saat itu, ternyata dia teman mu?"
Lunetta membulatkan kedua matanya, ia semakin memberontak dicengkraman Shouf. Tetapi, tidak ada yang berubah, ia pun mulai kehabisan nafas
"Kau..."
Shouf melempar Lunetta kelantai dengan kasar, kemudian menatap Lunetta dengat terkejut. Matanya membulat, dengan keringat bercucuran dari pelipisnya
"Uhukk...!! Ukh...!"
'Sepertinya dia sudah tahu' pikir Lunetta
Saat Shouf sedang sibuk berpikir dengan gelisah. Lunetta melangkah kearahnya, kemudian menyerangnya dengan kuat, cukup kuat hingga dapat membuat Shouf terjatuh tak sadarkan diri
Ia melanjutkan langkahnya membuka sepasang pintu besar dihadapannya. Dapat ia lihat Astur dan Hazen yang sedang bertarung dengan sejumlah regular kelas D
Lunetta melihat sekelilingnya, kemudian perhatiannya terpaku pada seseorang. Target mereka sedang mencoba untuk kabur melalu jendela
Lunetta menghela nafas, kemudian ia berlari dengan cepat pada target dan memukul tengkuk target, membuatnya tak sadarkan diri
"Teman-teman!"
Astur dan Hazen mencari sumber suara, kemudian mereka berhenti bertarung saat melihat Lunetta yang sudah siap untuk pergi dengan target sudah berada ditangannya
Mereka pun menghampiri Lunetta yang berada dibingkai jendela, kemudian pergi meninggalkan mansion tersebut
●●●
Lunetta menyerahkan target yang berada dipangkuannya pada Hansung, membuat Hansung tersenyum puas saat melihat target
"Hm~? Dia masih hidup dan rapih" ucap Hansung "kerja bagus"
Astur dan Hazen membungkukan tubuhnya pada Hansung, berbeda dengan Lunetta. Ia menatap Hansung seakaan ada yang ingin dibicarakan
"Ada yang ingin ku bicarakan..." ucap Lunetta
Membuat Astur dan Hazen segera meninggalkan Lunetta dengan Hansung
"Ada apa, Lunetta?"
Lunetta menghela nafasnya
"Kurasa seorang ranker mengetahui identitasku"
"Apa maksud mu?" Hansung mengerutkan dahinya
"Aku bertarung dengan seorang ranker yang dapat melihat memori lawannya" jelas Lunetta "dan kau pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya..."
Hansung memijat pelipisnya kemudian menghela nafas
"Kau membunuhnya?"
"...tidak"
Hansung menutup matanya dengan stress
"Hahh...baiklah. Akan kami urus ini, kau istirahatlah"
Lunetta keluar dari kantor Hansung dan pergi kekamarnya untuk beristirahat
○○○
Lunetta baru saja selesai membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Ia kemudian berbaring diatas kasur, tidak melakukan apapun selain menatap langit-langit kamarnya
Pikirannya kembali saat dimana Shouf mengatakan bahwa dirinya telah membunuh Eunjeong. Lunetta kemudian mengingat bagaimana Eunjeong akan selalu menghiburnya saat ia merasa sedih
Ia menghela nafas
"Aku memang teman yang buruk..."
-To Be Continued-
Hehehe hai guys:)
Its been a long time, right?
Im very very sorry for not updating, i really want to update as many as i can but...the laziness took over my body
OH AND BTW
THANK YOU SO MUCH FOR THE 1.34K READERS AND MANY VOTES. IM CRYING T_T
THANK YOU GUYS SO MUCH ONCE AGAIN. ITS INSANE T_T
VOTE JUSEYO~!
![](https://img.wattpad.com/cover/206967588-288-k691816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LA LUNA (Tower of God fanfiction)
FanficApakah kalian pernah memikirkan bagaimana keadaan menara sebelum Jahad dan para Kepala Keluarga mengambil alihnya? Apakah hanya menara tanpa penghuni yang dipenuhi dengan banyak misteri dan kekuatan? Ataukah memang ada peradaban sebelum menara diamb...