Setelah berpelukan untuk waktu yang cukup lama, Lunetta sadar bahwa jika ia terus berada diposisi tersebut, jarumnya akan menusuk kedua matanya. Oleh karena itu, ia segera mendorong Bam secara perlahan lalu mundur menjauh
Bam merasa bingung namun ia mencoba untuk memberitahu dirinya bahwa Lunetta membutuhkan waktu sendiri
"Aku hampir menangis melihatnya," Garam mengusap matanya menggunakan salah satu jarinya, seolah-olah mengusap air mata
Garam kemudian menepuk kedua tangannya "aku tahu kalian sedang memiliki momen tapi maaf aku harus mengganggunya karena kita tidak memiliki banyak waktu"
"Baiklah aku anggap, Bam, kau tidak masalah dengan Lunetta yang merupakan seorang Klan Levana?" Garam bertanya
"Tentu saja" Bam menjawab dengan yakin
"Bagus. Mari kita kesampingkan dulu Klan Levana dan kembali membahas Jahad,"
Garam menyeringai "sebenarnya, Jahad pun memiliki cinta pertama yang tak bisa dia lupakan,"
"Cinta pertama...?"
"Benar. Namanya adalah Arlene Grace"
Lunetta mengangkat kepalanya dengan cepat lalu melihat Garam dengan terkejut, seakan-akan ia tidak percaya atas apa yang baru saja ia dengar
"A- Arlene Grace kata mu?"
Garam tersenyum, ia sudah mengira bahwa Lunetta akan bereaksi seperti ini
"Ya. Dia adalah wanita yang menyebabkan semua tragedi ini,"
"dan orang yang sudah membawa Bam ke dunia ini"
Lunetta terdiam. Ia kehabisan kata-kata
Bam adalah anak dari Arlene?
Jadi...anak yang saat itu dibunuh oleh Jahad adalah,
Bam..?
Ia benar-benar tidak percaya atas apa yang baru saja ia dengar
"Lunetta," Garam memanggil Lunetta, membuatnya kembali tersadar dari pikirannya
"Ini pasti sangat mengejutkan bagi mu. Siapa sangka orang yang selama ini menyelamatkan mu dan membesarkan mu itu orang yang sama dengan orang yang membawa Bam ke dunia ini"
Bam melihat kearah Lunetta yang masih terkejut akan hal yang baru saja dikatakan oleh Garam, ia sendiri pun terkejut saat mengetahui bahwa ia memiliki seorang ibu
————
"Lunetta, apa kau senang?"Lunetta kecil menganggukkan kepalanya sembari tersenyum lebar, sang wanita bersurai coklat yang sebelumnya bertanya pada Lunetta, tersenyum, diikuti oleh senyuman pria bersurai hitam di samping wanita tersebut
"apa menurutmu kita akan baik-baik saja?" sang wanita memasang wajah khawatir
"tentu, kita akan baik-baik saja" sang pria menjawab namun ia sendiri pun tidak yakin dengan perkataannya sendiri
Lunetta menatap pasangan dihadapan nya dengan bingung, ia ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan dan mengapa mereka terlihat khawatir
"linlin?" Lunetta mengangkat kedua tangannya, memberi tanda bahwa ia ingin berada dalam pangkuan mereka, sang wanita yang dipanggil Linlin pun mengangkat Lunetta kedalam pangkuannya
"linlin? Phi? Kalian tidak apa-apa?" Lunetta bertanya. Pasangan itu melemaskan otot-otot wajah mereka saat mendengar hal tersebut, lalu tersenyum pada Lunetta
KAMU SEDANG MEMBACA
LA LUNA (Tower of God fanfiction)
FanficApakah kalian pernah memikirkan bagaimana keadaan menara sebelum Jahad dan para Kepala Keluarga mengambil alihnya? Apakah hanya menara tanpa penghuni yang dipenuhi dengan banyak misteri dan kekuatan? Ataukah memang ada peradaban sebelum menara diamb...