EPISODE 27 S.2

588 119 0
                                    

Lunetta sadar, pengorbanannya akan berakhir sia-sia. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menyerang pria dibelakangnya, yang tak lain adalah Casano

Setelah itu, Lunetta segera membebaskan dirinya dan lari menghampiri Bam. Ia juga dapat melihat Khun berlari memasuki Hand of Arlene

"Tungguuu!!!!"

"Jangan mendekat selangkah pun!!!"

"Atau semua yang ada disini akan mati!!!"

Seluruh mata tertuju pada Xiaxia, gadis peramal bertelinga kelinci. Ditangannya terdapat sebuah tombol merah yang diperkirakan adalah pemicu untuk bom yang sudah dipasang di Hand of Arlene

"Casano"

Setelah namanya diucapkan oleh Xiaxia. Casano berjalan mendekati Lunetta, Lunetta pun mulai meningkatkan kewaspadaannya

Kemudian sebuah serangan shinsu tertuju pada Lunetta, dengan mudah Lunetta menghindari serangan tersebut, namun terdapat serangan lain dihadapannya, dan lagi-lagi Lunetta menghindari serangan Casano, walaupun tadi itu nyaris saja

Lunetta berlari kearah Casano lalu menyerangnya menggunakan shinsu. Tentu Casano menghindar dengan mudah, tetapi ia tidak memperkirakan Lunetta akan berada dihadapannya kemudian melayangkan tinju padanya

Casano terlempar keujung ruangan, Lunetta berlari menghampirinya. Ia menginjak tubuh Casano yang berada ditanah, kemudian menyiapkan sebuah bola shinsu yang cukup besar ditangannya

Saat Lunetta akan menyerang Casano dengan bola shinsu tersebut, sebuah lighthouse berwarna merah muda muncul disampingnya.

Lighthouse tersebut melihatkan sebuah gambar, gambar mengenai 'teman' yang Bam lindungi, mereka terlihat tak sadarkan diri diatas kasur baja yang dipenuhi oleh darah

Lunetta sangat mengenali kasur tersebut. Kasur dimana ia beristirahat, kasur dimana ia merasakan rasa sakit setiap harinya. Tapi itu adalah masa lalu, saat ini Lunetta harus melihat kedepan dan menjadikan masa lalunya sebagai pijakan untuk naik

Dengan terpaksa Lunetta menurunkan kaki nya dari tubuh Casano dan membiarkan shinsunya mereda.

Lunetta memang tidak peduli pada 'teman' dalam gambar tersebut, ia bisa saja mengabaikannya. Tapi ia tahu, Bam tidak akan senang jika melihat temannya disiksa diatas kasur baja oleh FUG

"Sial!! Siapa kalian?!!" Khun berteriak dari pintu masuk "kenapa kau melakukan ini?!! Siapa target mu?!!"

"Kami hanya regular biasa, yang tinggal di Kampung Tenda ini" jelas Xiaxia "tapi pria ini tidak begitu"

"Apa?!"

"Namanya adalah Jue Viole Grace, dia akan segera menjadi FUG pembunuh terbaru"

Khun tercengang saat mendengar hal tersebut, matanya tak luput dari Bam yang sedari tadi hanya diam

Kemudian Xiaxia mulai menceritakan kisah mengenai bagaimana ia dapat bergabung dengan FUG, menjelaskan alasannya membantu Bam, dan memberitahu tugas yang telah diberikan oleh FUG padanya,

Membunuh para regular kelas E yang hebat

"Ya! Jadi dia datang untuk membunuh kalian. Khun Aguero Agnes dan Lunetta!!" Xiaxia menunjuk Bam menggunakan tangannya

Bam tentu terkejut

Ia harus membunuh…

Dua orang yang berharga dalam hidupnya?

"Itu sebabnya kami mengirim mata-mata kedalam tim mu dan berhasil membawa mu kesini" jelas Xiaxia pada Khun

Kali ini Khun benar-benar terkejut, jadi sejak awal ini adalah perangkan untuk menangkapnya? Alasan Apple masuk kedalam tim nya? Memberinya informasi mengenai tangan kanan sang iblis, semuanya hanya untuk menangkapnya?

Lalu…

Membunuhnya?

Bam menggertakan giginya saat melihat wajah putus asa dari Khun

"Itu benar, Putra Khun" ucap Bam

Ia menentukan untuk mengkuti alur permainan Xiaxia karena Khun masih belum mengetahui bahwa ia adalah Bam, Khun mengenalinya sebagai Jue Viole Grace, si calon pembunuh FUG yang akan segera membunuhnya

"Aku sudah berusaha membunuh mu" ucap Bam "itu sebabnya aku membuat perangkap ini dan menunggumu"

"Tapi aku berubah pikiran saat melihat rasa takut mu, aku akan menjadi sosok ketakutan mu"

"Kali ini aku akan berbaik hati dan cukup senang saat melihat mu pergi"

"Larilah, Khun Aguero Agnes"

"Dan jangan pernah berani-berani menemuiku lagi"

"Hahh…!! Tuanku memang baik hati!! Dia bilang akan membiarkan mu kali ini, Khun Aguero Agnes!!" Jelas Xiaxia "tapi tidak untuk Lunetta, mau tidak mau Jue Viole Grace akan membunuhnya menggunakan tangannya sendiri"

"FUG tidak membutuhkan pengkhianat seperti mu!!! Tuanku lah yang akan menghukum pengkhianat ini!!

Bam mengepalkang tangannya dengan kencang, sampai-sampai tangannya terlihat putih pucat

"Tapi jika Tuanku memang tidak sedang dalam suasana hati untuk membunuh, kami yang akan melakukannya!!" Ucap Xiaxia membuat Bam membulatkan kedua matanya

"Casano," panggil Xiaxia

Terlihat Casano sudah siap untuk menyerang Lunetta

"Hmph-!" Lunetta menahan tawanya

"Untuk apa kau tertawa, Pengkhianat?!!"

"Kalian benar-benar telah meremehkan ku"

Wajah Lunetta terlihat sangat kesal karena telah diremehkan oleh orang-orang lemah didepannya

"Kau pikir, kau akan bertarung melawan Casano saja?"

Setelah Xiaxia mengatakan hal tersebut, keluarlah seorang regular bertubuh kekar dari kegelapan, membuat Lunetta dan Bam membulatkan mata

Regular bertubuh kekar itu pernah berlatih tarung dengan mereka. Saat itu Bam masih sangat lemah jadi ia kalah dan untuk Lunetta, ia menang walaupun waktu itu tubuhnya terasa sakit setengah mati

Lunetta akan bertarung 2 lawan satu dengan Casano dan regular tersebut. Bam tentu sangat khawatir, ia tahu betapa kuat Lunetta, tapi melawan dua lawan kuat dalam satu waktu

Itu tentu bukan ide yang bagus

"Aku ubah pikiran ku, akulah yang akan menghukum pengkhianat itu"












-To Be Continued-

Yo! Wassup:v

Mon maap baru bisa apdet guys, just like wut i told ya

Tryouts.

Btw thankyou for 200 views that is amazing

Votee~~!

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang