Kheiva-Revan 12

258 17 0
                                    

bel sekolah sudah berbunyi. dan itu artinya seluruh siswa sudah boleh pulang. bahkan dalam hitungan menit saja sekolah sudah sangat sepi. Hanya tersisa beberapa siswa yang akan mengikuti ekstra di sekolah siang ini.

Aku pun memilih untuk menunggu di halte ujung jalan untuk menunggu angkot atau taksi lewat. sesekali aku melihat ke arah jalanan yang sangat sepi, hanya ada beberapa motor yang berlalu lalang.

Setelah hari mulai sore dan aku melihat ke arah jam tanganku, jam sudah menunjukan pukul empat sore. aku memilih untuk meminta kak vino agar menjemputku.

setelah beberapa menit aku menunggu akhirnya kak vino datang. lalu aku masuk ke dalam mobil. kk vino melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
.

.

.

.

.

Setelah aku sampai di rumah, aku langsung ke kamarku untuk beberes. Kemudian aku turun untuk menyiram tanaman.

Hal yang paling ku kusukai setelah pulang sekolah adalah berkebun, sebagai rutinitas sore hariku. Saat aku berjalan melewati ruang tengah aku mendengar suara dari ruang tamu yang sangat ramai.

akupun menoleh ke arah ruang tamu. dan ternyata ada banyak teman teman kak vino disana, siap lagi kalau bukan anak buahnya.

Tanpa pikir panjang, aku menuju dapur untuk membuatkan minum untuk teman teman kak vino.

Setelah itu aku langsung menuju taman samping rumah yang ada di sebelah kolam renang. Akupun mengambil selang untuk menyiram tanaman.

tak terasa hari sudah mulai gelap. akupun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, bersih bersih, dan membantu bunda masak untuk makan malam.

Setelah semua selesai aku menuju dapur untuk membantu memasak. Menu makan malam hari ini adalah sup, ayam goreng, dan tempe goreng.

Aku membantu Memotong motong sayur dan tempe. Sedangkan bunda, menggoreng ayam. Setelah aku selesai. Aku langsung menyiapkan piring, sendok, dan gelas untuk di letakan di meja makan.

Setelah itu ayah dan kak vino datang secara bersamaan. Setelah makan malam kak vino mengajakku untuk menemaninya membeli bahan kuliahnya.

Akupun menyetujuinya karna aku sangat bosan dirumah. Aku juga ingin membeli beberapa hal untuk sekolah.

setelah sampai di toko perlengkapan sekolah dan kantor yang tak jauh dari rumahku aku melihat revan sedang duduk di kursi depan toko itu.

Tanpa ku duga ternyata kak vino yang mengajak revan untuk ikut ke toko ini. kemudian aku dan kak vino datang menghampiri revan.

lalu kami masuk kedalam dan memilih beberapa barang dan memasukannya ke tas belanja kemudian kami langsung menuju ke kasir.

"kamu ikut juga ternyata". ucap revan saat melihat lihat barang barang yang ada di dalam toko.

"diajak sama kak vino. yaudah aku ikut aja". jawabku.

"besok berangkat bareng gue ya" ajak revan.

"udah iya in aja dek" ucap kak vino dari belakang.

"yaudah, boleh  deh van". jawabku.

Setelah itu kak vino mendapat telfon dari teman kampusnya. Dan kak vino pergi meninggalkanku dan revan.

kak vino meminta agar revan yang mengantarku pulang karna gak mungkin aku ikut dengan kak vino ke kampusnya malam malam gini.

Revan tidak mengantarku pulang melainkan mengajakku pergi ke pasar malam. Sebenarnya aku sangat senang dengan ajakan revan. tapi aku juga belum terbiasa jalan sama laki laki di malam hari setelah kejadian itu.

"lo kenapa, kok diem aja. Tenang gue gak bakalan gigit ataupun makan lo." ucap revan.

"gapapa kak, aku cuma masih trauma aja".

"kenapa?"

"waktu itu, aku diajak jalan sama roland, mantan pacarku. Dia ngajakku ke pasar malam. Tapi dia ninggalin aku sendirian disana, katanya dia mau nelfon seseorang. Tapi setelah itu dia nggak kembali".

"gue nggak bakal lakuin itu sama cewek, apalagi lo itu adiknya bang vino". ucap revan.

setelah aku mendengar ucapan revan aku sedikit lega. dan aku bisa mempercayai revan karna revan itu salah satu anak buah kak vino.

Setelah sampai di pasar malam. Aku dan Revan turun. Kami memilih untuk membeli minum dan jagung bakar.

setelah itu revan mengajakku naik bianglala. Saat kami sudah berada diatas dapat terlihat kota jakarta di malam hari.

Setelah itu aku mengajak revan naik kora kora. Sebelumnya Revan sempat menolaknya, tapi aku meyakinkan revan kalau kora kora itu tidak berbahaya.

Saat kami naik, sebenarnya raut wajah revan seperti takut. Saat kora koranya dijalankan revan bahkan tidak membuka matanya dia juga berteriak sambil menggenggam tanganku.

Entah kenapa aku merasakan kehangatan ketika tanganku digenggam, aku tidk pernah merasakan ini sebelumnya. Apakah aku mulai menyukai revan?. Apakah aku mulai nyaman didekatnya?.

Setelah mesin kora koranya berhenti revan langsung mengajaku turun.Dan memintaku untuk membelikan air minum.

Mungkin saja dia shok dan trauma. karna dia pernah jatuh saat naik  kora kora di waktu kecil. Aku melihat matanya menatap kosong.

"van!!" ucapku sedikit membentak.

"maafin aku" ucapku sambil menatap matanya.

"udah lupain aja." ucap revan.

kemudian dia mengajakku untuk pulang. Selama diperjalanan dia tidak mengucapkan sepatah katapun. tatapannya hanya fokus pada jalan.

Tapi aku berusaha menghiburnya, dengan aku bercerita banyak hal tentang raut wajah revan ketika naik kora kora.

sesekali dia menoleh ke arahku dan tersenyum. tapi dia lebih memilih untuk tetap fokus pada jalan.

"van. kamu kenapa sih. Jangan diemin aku kaya gini dong, akukan jadi takut dan merasa bersalah" ucapku kepadanya.

"iya gak papa kok. mungkin suaraku sedikit hilang karna tadi aku kan berteriak histeris. lo nya juga sih yang maksa gue buat naik kora kora". ucap revan.

"sekali lagi maaf ya" ucapku.

"iya!!!"jawab revan sambil membentak.

PERFECT in Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang