Aku merasakan hangat berada di pelukan revan walaupun di california sedang sangat dingin. aku melepaskan pelukan itu dan menatap wajah revan yang masih sama tampannya tapi ada bekas luka jahitan di beberapa bagian.
"ini masih sakit?" tanyaku sambil memegang kening revan yang sedikit lebam
"iya. kemarin jatuh dari motor. makanya sampe ungu ungu gini" ucapnya.
"tu kan. pasti gak hati hati"
"mau hati hati gimana. mau fokus ke mana. yang aku fokus in itu cari kamu khei. aku yakin kamu adalah takdirku makanya aku cari. walaupun pencarianku akan merenggut nyawaku sen-"
"aku gak suka kamu ngomong kaya itu lagi van" ucapku memotong ucaan revan.
.
.
.
.
.
Aku mengajak Revan ke apartemenku. Aku bahagia bisa bertemu dengan revan setelah sekian lama. enam tahun, ya enam tahun lamanya aku menunggu revan datang.
"jadi?" tanyaku.
"iya waktu itu aku bangun. dan yang kulihat itu keluargaku tapi disana gak ada kamu. kata mama kamu di usir sama papa. aku marah sama papa waktu itu sangat marah. karena wanita yang aku sayang yang aku cintai diusir dan tidak boleh menemui pacarnya sendiri". jelas revan.
"kamu gak boleh nyalahin papa kamu. terus kamh bangun nya kapan?" tanyaku.
"kata mama aku koma selama tiga tahun. dan waktu itu aku cacat khei. aku gak bisa jalan bahkan untuk menggerakan anggota tubuhku rasanya sangat sakit. dan aku menjalankan pengobatan selama hampir dua tahun sambil kuliah, dan setelah skripsian aku bisa berjalan lagi. Aku kuliah tiga tahun khei, setelah itu aku mencari keberadaan kamu. pertama kali yang aku datangi itu rumah kamu. tapi kata kak vino kamu udah nggak pernah datang lagi kesana. dan katanya kamu mau hidup sama aku di yogyakarta. aku tau kamu bohong, karna papa menyuruh orang orangnya mencari kamu ke jogja tapi kamu gak ada" jelas revan.
"maafin aku. aku udah bohong sama kamu van" ucapku.
"enggak. kamu nggak salah apa apa khei. yang penting aku dan kamu sudah jadi kita. kita sudah bersatu lagi khei. kita udah lewati hubungan enam tahun ini tanpa putus walaupun kita nggak bareng bareng" ucap revan.
kemudian revan memeluku. aku membalas pelukannya. aku harap ini bukan pelukan terakhir. aku harap ini pelukan yang menandai bahwa aku dan revan sudah bersatu kembali.
aku nggak sanggup lagi untuk berpisah untuk kedua kalinya. aku sudah terlanjur bahagia kali ini dan aku nggak akan ngasih kesempatan siapapun merusak kebahagiaan ku dan revan.
***
REVAN
Aku melihat seorang gadis yang sedang berdiri di sebrang jalan sana. Aku melihatnya dengan fokus. apakah dia adalah perempuan yang selama ini aku cari.
"Delfazya Kheiva Ayunda!!!!!"
Dia mendengar teriakanku. kemudian dia mencari sumber suara yang memanggil namanya. dan aku yakin sekali kalau dia adalah kheiva.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT in Love [END]
Casuale[COMPLETED]"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya" [Belum direvisi, dimaklumi jika banyak typo atau bahasa kurang menarik karena cerita pertama]