Kheiva-Revan 40

162 9 0
                                    

"iya om jadi kedatangan kami ke sini untuk meminta maaf kepada om dan meminta restu ulang untuk hubungan kheiva dan revan om" ucap revan. "apa om rudi bersedia memberi revan kesempatan untuk menjaga kheiva dan apakah om erdin mau memberi restu ulang untuk hubungan kami?" tanya revan.

"kalau soal kebohongan kheiva selama ini om maafkan tapi-" ucap ayah membuat ku takut karena ayah mengucapkan kata tapi.

"Tapi tidak akan memberi revan kesempatan kedua. tapi seluruh kesempatan akan ayah berikan untuk kalian. dan ayah merestui hubungan kalian" ucap ayah membuatku senang.

"ayah seriuskan?" tanyaku.

"iya. apapun untuk anak ayah." ucap ayah.

"makasih yah" ucapku sambil memeluk ayah.

"makasih om" ucap revan dan tersenyum.

aku dan revan tersenyum bersama begitupula dengan ayah dan bunda. bunda sempat menangis mendengar ceritaku tapi ayah menenangkan bunda. dan aku baik baik saja.

"bunda mau tanya. revan bangun dari koma kapan?" tanya bunda.

"saya koma selama hampir tiga tahun dan itupun saya belum bisa jalan karena tulang kaki saya retak. jadi selama dua tahun saya berobat untuk kaki saya dan selama satu tahun itu saya habiskan untuk bekerja dan mencari keberadaan kheiva. dan pencarian saya tidak sia sia, akhirnya saya di pertemukan kembali dengan kheiva" ucap revan.

"oo gitu. terus keadaan kamu sekarang?" tanya bunda.

"saya sudah baik baik saja kok tante." ucap revan.

"syukurlah kalau begitu" ucap bunda.

setelah itu suasana ruang tamu sangat hening. aku duduk di samping bunda dan memeluk bunda. aku masih sangat kangen dengan ini. selama enam tahun aku tidak bertemu bunda dan tidak bisa memeluk bunda.

"kak vino mana bunda?" tanya ku

"lagi pergi sama temen temennya. katanya mau mendaki gunung" ucap bunda.

"khei kangen sama kak vino" ucapku.

aku memang sangat kangen dengan kak vino. aku sangat sangat rindu dengan kak vino. tapi apa mau buat, kak vino sedang naik gunung. jadi ya aku harus menunggu dia sampai dia pulang.

"bibi!!!" panggil bunda..

"iya nyonya?" ucap orang yang tadi membuka kan pintu untukku.

"tolong buatin minum buat kami sama tolong buatin cemilan juga ya" ucap bunda.

"baik nyonya" ucap bunda.

Aku melepaskan pelukan bunda dan ingin naik ke kamarku. aku sangat rindu dengan kamarku, aku langsung berjalan menuju kamarku.

aku membuka pintu kamarku dan menyalakan lampu kamarku. aku melihat ke sekeliling kamarku, masih sama semuanya. bahkan seprei ku masih sama seperti enam tahun yang lalu. seprei yang ada gambar bunga matahati berwarna kuning dan biru.

aku duduk di kasurku dan mengelus bantal tidurku. aku tersenyum melihat semuanya masih sama bahkan foto foto ku bersama revan masih tertata rapi di meja belajarku dan beberapa foto yang sudah ku beri bingkai masih terpasang rapi di tembok kamarku. aku mengambil satu lembar foto yang ada di meja belajarku.

foto itu, masih sama tidak ada perubahannya, cuma ada sedikit debu yang menempel di kertasnya. aku tersenyum kepada foto itu, foto itu diambil saat aku  duduk di taman bersama revan waktu akan merayakan hari jadi kami di cafe starnight milik tante era.

aku juga mengambil dan tersenyum kepada foto yang ramai ramai. ada aku, dea, mila, karin, dan dinda. juga ada revan,  nico, rizal, kak vino , dan bevan. aku tersenyum saat ini. foto itu diambil saat kami baru saja menyelesaikan ujian nasional.

aku tidak tau kabar karin, dea, milla, dan dinda. entah karin masih berhubungan dengan kak vino ataukah tidak aku tidak tau. dan hubungan dinda dengan bevan? dea dengan nico? mila dengan rizal?.

rasanya aku juga rindu dengan mereka semuanya. aku ingin bertemu mereka dan bagaimana keadaan milla, dulu dia sakit leukimia, apakah milla sudah sembuh ataukah belum. aku tidak tau yang pasti semoga semuanya baik baik saja.

Aku berjalan menuju lemariku. aku membuka lemariku dan baju bajuku masih di lipat dan di gantung dengan rapi. aku membuka salah satu laci yang ada di dalam almariku.

aku melihat tabunganku dan juga beberapa uang masih ada disana aku tersenyum juga karena bunda dan ayah benar benar menjaga kamarku dengan baik saat aku tak ada di sini.

Aku memutuskan untuk kembali ke ruang tamu untuk menemui revan. Revan pasti sangat lelah hari ini. Aku menuruni anak tangga dengan hati hati dan bergabung pada ayah bunda dan revan.

"khei, aku pulang dulu ya udah malem soalnya" ucap revan

"iya hati hati ya" ucapku lalu memeluk revan.

"baik baik ya khei. besok barang barang kamu aku bawain" ucap revan.

"makasih ya van" ucapku ber terima kasih kepada revan.

aku mengantar revan ke luar dan revan masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya menjauh dari pekarangan rumahku. aku masuk ke dalam dan mengunci pintu dan bergabung dengan ayah dan bunda.

"khei kamu janji jangn kabur kabur lagi ya" ucap bunda.

"janji. khei nggak akan kabur kabur lagi dan buat bunda khawatir" ucapku lalau memeluk bunda.

"khei kamu udah kabarin papa sama mama?" tanya ayah.

"ya ampun yah. khei lupa lagi, yaudah sekarang telfon papa kamu pake hp ayah aja" ucap ayah lalu memberikan hpnya kepadaku.

aku mencari nama papa di hp ayah dan aku menemukannya. aku langsung menekan tombol hijau untuk memanggil papa. tak lama panggilanku tersambung dengan hp papa.

"hallo mas rudi apa apa?" tanya papa dari sebrang sana. aku pun tersenyum tanpa ingin menyuarakan suaraku.

"hallo mas. kok diem, mas rudi baik baik aja kan?" tanya papa lagi.

"ayah baik kok pa" ucapku kini berani bersuara.

"ini-. ini kheiva?" tanya papa.

"iya pa. ini kheiva , kheiva anak papa sama mama" ucapku.

"kamu di mana sayang?" tanya papa.

"khei ada di rumah ayah. papa kesini dong, khei kangen sama papa dan mama" ucapku.

"besok papa pulang ya" ucap papa.

"oke. kheiva tunggu di rumah. salam buat mama ya pa." ucapku.

"iya sayang" ucap papa.

kemudian aku memutuskan sambungan telfonnya sepihak. aku memberikan hp ayah dan kembali memeluk bunda. aku sayang sekali dengan bunda.

aku kembali ke kamar dan ingin cepat cepat beristirahat. sebelumnya aku akan mandi karena tubuhku sangat lengket dari tadi siang aku belum mandi.

aku membutuhkan waktu sekitar lima belas menit untuk mandi. dan aku keluar sudah memakai kaos oblong berwarna toska dan celana pendek. itu adalah bajuku yang dulu tapi masih muat untuk ku pakai.

aku duduk di kursi di depan meja dan menyisir rambutku yang panjang lalu mengikatnya menjadi satu. aku langsung pergi ke kasurku dan berusaha untuk istirahat.

***
Temen temenku yang baik tolong bantu author
dengan vote bagian ini dong

PERFECT in Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang