ENAM TAHUN KEMUDIAN...
Hari ini adalah malam yang sangat dingin. Di luar sedang hujan dan di dalam sedang kesepian. Sudah enam tahun aku berpisah dengan revan. Rasanya sangat berat sekali, hampir semua kegiatanku terasa hampa tanpa semangat darinya. Bahkan kontak hp baruku hanya ada nomor hp revan yang dulu dan sudah tidak aktif lagi.
Aku bahkan sudah tidak kuat lagi. Aku tidak sekuat yang dulu. Kheiva yang sekarang tidak punya keberanian lagi untuk menyembunyikan kesedihanya. Jujur saja aku sangat rindu dengan revan.
Hy van...
Apa kamu sudah sadar?
Aku rindu sama kamu sangat rindu.
Kalau kamu mau tau tentang diriku, aku akan bercerita lewat surat ini van.
Aku minta maaf . dulu aku ninggalin kamu begitu saja saat kamu koma. Tapi aku gak bisa apa apa setelah papa kamu berkehendak van, dan aku hanya bisa menurut.
Van aku mau tanya sama kamu. Gimana keadaan kamu sekarang? Apa kamu sudah sadar? Kalau kamu sudah sadar tolong jangan marah jika aku tidak ada disampingmu karena aku masih ada di dunia untuk menunggumu van, jika kamu belum bangun juga tolong bangunlah untuk ku dan untuk keluargamu.
Jika kamu memang tidak sadar atau tidak tidur di atas ranjang rumah sakit aku akan sangat marah sama kamu, kenapa kamu pergi dari aku untuk selamanya. Kamu tau aku sedang menunggumu? Atau Boleh kan aku meminta sesuatu sama kamu? Kalo memang boleh aku mau meminta agar kamu tidak melupakanku van. Aku mau kamu mencari aku karena aku sedang menunggumu.
Apa saat kita bertemu nantinyaaku boleh menyimpulkan sesuatu? Aku mau menyimpulkan kalau kita addalah takdir van karena setelah semua rintangan kita lewati akhirnya kita bisa bertemu kembali.
Van tolong datanglah, aku tidak bisa seperti ini. Ini bukan kehidupanku van, kehidupanku tidak sendiri. Kehidupan asliku denganmu van, maka tolong datanglah. Aku kesepian disini, bahkan hatiku sangat rindu denganmu. Apa kamu tau selama enam tahun apa kegiatanku? Hampir semua hariku ku habiskan untuk menangis karena merindukanmu van. Bahkan setiap aku mau tidur aku kepikiran kalau kamu gak akan bangun lagi untuku. Aku sangat takut van di sini, aku butuh kamu di sini. Datanglah revan. Aku sangan mencintaimu dan sangat merindukanmu.
-KHEIVA -Aku menulis semua itu dengan air mata ku yang jatuh. Aku tidak bisa mengobati rasa rinduku kepada revan selama hampir enam tahun. Bahkan aku tidak kepikiran ingin melupakannya. Aku hanya berpikir kalau aku akan bertemu dengan revan suatu hari nanti.
Jika air mataku ini ada harganya mungkin aku akan mengeluarkan uang yang besar untuk emngeluarkan satu tetes air mataku. Jika revan disini pasti dia tidak akan membiarkanku menangis seperti ini.
aku melipat kertas itu dan meletakanya di laci bersama dengan semua surat surat yang ku tulis tanpa mengirimkannya ke indonesia. aku hanya membuatnya untuk membuat diriku merasa senang. mungkin sudah ada ratusan surat yang aku tulis.
.
.
.
.
.
“makan dulu van” ucap seseorang dari belakangku.
Tapi aku tidak lapar saat ini. Aku hanya berfokus untuk mencari gadisku saja dengan melacak semua penerbangan enam tahun yang lalu.
“makan atau papa kamu akan terus merasa bersalah karena kejadian itu” ucap mama.
“revan gak laper mah. Revan bingung harus mencari kheiva kemana lagi. Revan ngerasa kalo revan udah gagal untuk menjaga kheiva ma” ucapku sambil menangis. Entah kenapa selama aku sadar aku terus saja menangis.
..........
Aku membuka mataku pelan dan melihat mama di hadapanku. Aku melihat ke sebelahnya dan melihat papa dan kak luvita tapi aku tidak melihat seseorang yang aku cari.“alhamdulilah kamu sudah sadar van” ucap mama.
“mama, papa, kak luvita” ucapku menatap mereka bergantian.
“aku dimana?” tanyaku.
“kamu dirumah sakit van” jawab mama. Aku berusaha meningat kejadian yang aku alami waktu itu. setelah aku mebeli bunga aku masuk ke dalam mobil dan tiba tiba saja ada mobil yang memancingku untuk balapan. Tapi aku tidak meresponnya sama sekali hingga sampai di perempatan mobilku berhenti tiba tiba saja mobilku ditambra oleh sebuah mobil dari belakang. Mobilku terlempar ke tengah jalan dan ada sebuah truk yang melintas. Setelah itu aku hampir kehilangan kesadaran. Aku mengambil hpku dan menelfon seseorang tapi tidak dijawab, tiba tiba saja semua pandangaku menjadi gelap. Dan aku hanya ingat sampai disitu setelahnya aku tidak mengingatnya.
“ma, sudah berapa hari aku disini. Dan kheiva dimana? Kenapa dia gak ada disini” tanyaku sambil menatap mama.
“waktu itu kamu sangat kritis, dan papa kamu tidak terima itu. dia menyalahkan kheiva atas kejadian yang menimpa kamu van. Tangan dan kaki kamu patah. Akhirnya dokter menyarankan untuk opersi, dan kami semua menyetujuinya. Tapi operasi itu hampir gagal karena kamu kehilangan nyawa kamu tiga kali. Tapi syukrlah kamu selamat. Tapi kondisi kamu setelah operasi sangat buruk. Dokter menyatakan kalau kamu koma, dan selama satu bulan kheiva menemani kamu sampai dia tidak menjaga kesehatannya van. Dia sudah seperti mayat hidup bahkan hampir setiap hari dia tidak makan atau pun minum. Dia hanya ingin menemani kamu. Sampai pada akhirnya, papa kamu meminta kheiva untuk tidak lagi menemui kamu. Dan setelah itu kheiva pamit sama kita untuk pergi. Dan sampai sekarang kita semua nggak tau keberadaan dia. Kamu koma selama tiga tahun van. Dan keadaan itu yang membuat mama tidak kepikiran untuk mencari kheiva”. Jelas mama.
“tiga tahun?” ucapku sambil meneteskan air mata. “kheiva diusir?” sambungku. kemudian aku menatap papa yang berdiri di sebelahku.
“kenapa? Kenapa kheiva diusir?” tanyaku.
“ini semua untuk kebaikan kamu dan kheiva” jawab papa tanpa rasa bersalah.
“kebaikan ? papa tau siapa yang papa usir? DIA ADALAH PACARKU . WANITA YANG ANAKMU CINTAI. Dan sekarang anda usir, sama saja anda mengusir saya dari hidup anda . karena dia akan menjadi anak anda juga nantinya” ucapku sedikit membentak dan tak terima jika kheiva di usir. Bahkan aku tidak terima jika papaku sendirilah yang mengusir kheiva dari sini.
.........
Sejak aku tau kenyataannya aku sangat marah dan khawatir. Aku marah dengan semua orang dan diriku sendiri. Kenapa di saat aku koma dan kheiva di usir sama sekali tidak ada yang mencegahnya untuk pergi.
Aku marah dan bingung. Kemana lagi aku harus mencari kheiva apalagi selama enam tahun dia tidak ada kabar sama sekali. Tiga tahun aku koma dan hampir dua tahun aku harus berobat untuk kesembuhanku hingga seperti sekarang ini.
Bahkan aku sudah ke rumahnya dan yang aku temui hanya kak vino saja. Dia bilang kalau enam tahun yang lalu kheiva izin pergi ke yogjakarta bersamaku. Itu artinya dia tidak menceritakan semua kejadian yang dia alami dan tentang keadaanku.
Aku jadi lebih khawatir sekarang. Bahkan keluarganya tidak mengetahui keberadaannya. Aku tidak putus setengah jalan untuk mencari kheiva. Aku bekerja dan menerima proyek di luar kota juga untuk mencari kheiva disana bahkan sampai luar negeri.
.
.
.
.
.
Selesai deh...
maksudnya bagian 30 selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT in Love [END]
Random[COMPLETED]"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya" [Belum direvisi, dimaklumi jika banyak typo atau bahasa kurang menarik karena cerita pertama]