"khei!!" panggil mama
"eh, ma!" ucapku setelah mendengar panggilan dari mama.
"dari mana? kok pulang malem" tanya mama.
"dari rumah sakit ma. temen aku sakit leukimia, jadi tadi aku sama temen temen jagain dia" ucapku
"orang tuanya gak ada?" tanya mama.
"nah itu dia, milla kasihan ma. masa sih milla sakit dan orang tuanya udah tahu, eh bukannya pulang jagain malah katanya pulangnya 2 atau 3 minggu lagi" jawabku.
"kasihan dia" ucap mamaku. aku bisa melihat raut wajah mama, sepertinya dia sangat sedih.
Setelah itu aku masuk kedalam dan segera bersih bersih. Sepertinya ini hari yang sangat panjang dan aku banyak memikirkan hal yang banyak.
Saat aku selesai menyisir rambut panjangku aku mendengar bunyi dering dari hpku. aku segera mengambilnya dan melihat siapa yang menelfonku malam malam, setelah aku melihat yang menelfonku adalah revan aku segera mengangkatnya.
"hay" sapa revan disebrang sana.
"hay, ada apa kok telfon malem malem" jawabku.
"nggak, cuma mau ngobrol"
"apa?"
"udah pulang?"
"udah, baru aja selesai bersih bersih"
"gimana milla? dia baik baik aja?"
"dia sakit leukimia van. aku kasihan sama dia. dia sendirian di rumah sakit, untung malem ini karin yang jagain dia"
"bilangin dia, semoga cepet sembuh".
setelah itu kami berbincang banyak hal hingga membuatku tertawa beberapa kali. Kami bercerita banyak sampai kadang kita kehabisan topik untuk dibicarakan.
Akhirnya revan punya topik baru untuk dibicarakan. Dan aku hanya mendengarkan saja. Aku mendengarkan cerita revan yang begitu bersemangat membuatku tersenyum senyum sendiri.
Saat aku mulai pegal duduk di kursi meja belajar, aku beralih duduk di sofa. Kusenderkan kepalaku dan merasakan tubuhku yang cukup pegal, mungkin karna kegiatan hari ini.
Aku masih mendengarkan cerita revan yang begitu panjang. Aku melihat ke arah jam dinding, sudah hampir satu jam lebih kami mengobrol di telfon dan revan sama sekali belum berhenti berbicara.
"van!!" ucapku memotong cerita revan.
"kenapa?" tanyanya.
"udh malem, aku udah ngantuk" ucapku.
"yaudah kamu tidur gih. good night kheiva sayang, mwahh" ucapnya membuat hatikuku bercampur aduk.
Setelah mendengar ucapan revan telah selesai, aku langsung mematikan sambungan telefonku. Tiba tiba saja, rasa pegal dan nyeri yang kurasakan hilang dalam sekejap hanya karna mendengar revan berbicara seperti itu.
Aku memutuskan untuk berusaha tidur, tapi tetap saja tidak bisa. Akupun sudah merasa haus, dan rasanya ingin membuat susu hangat.
Tak tunggu lama , aku pun turun untuk menuju dapur dan segera membuat susu cokelat hangat kesukaanku.
Aku memilih duduk di kursi meja makan saja untuk menghabiskan susu hangat yang ku buat.
Setelah susu hangatku sudah habis, aku langsung menuju kamarku untuk berusaha tidur lagi. Saat aku akan naik tangga, aku mendengar suara di dekat kolam renang.
Tanpa pikir panjang aku segera menuju ke kolam renang, dan aku melihat papa sedang berbicara dengan seseorang di telfon.
Setelah papa selesai menelfon, aku memutuskan untuk menemui papa. Entah kenapa malam malam seperti ini papa belum juga istirahat.
"pah!!" panggilku dari belakang. papa pun menoleh ke arahku.
"eh, khei!" ucap papa sambil mendekat ke arahku.
"kamu belum tidur?" tanya papa.
"belum pa. papa sendiri belum tidur? dan tadi siapa yang telfon malem malem gini?" tanyaku pada papa balik.
"oh tadi, itu rekan bisnis papa. Dia bilang besok ada rapat." jawab papa.
Kemudian papa menyuruhku untuk segera tidur. karna besok aku harus sekolah, dan aku tidak mau bangun kesiangan.
Akupun terlelap pada pukul sebelas lebih empat puluh malam. Entah kenapa akhir akhir ini aku sulit untuk tidur. apa mungkin karna kegiatanku yang panjang di siang hati.
Tapi aku merasa senang jika ada banyak kesibukan di siang hari, jadi aku nggak perlu merasa bosan jika tidak ada teman.
.
.
.
.
.
04.15
suara dering alaramku berbunyi seperti biasa. akupun segera bangun dan menuju kamar mandi untuk beberes dan mengambil air wudhu untuk menjalankan shalat subuh.
Aku sangat suka mandi sebelum menjalankan salat subuh jadi dalam satu pagi aku harus mandi dua kali.
Setelah salat subuh, aku menuju dapur untuk membantu bunda memasak untuk sarapan. Memang terkadang aku tidak membantu bunda karna bangunku kesiangan.
jadi sesekali aku harus bangun lebih awal untuk membantu bunda memasak. apalagi aku ingin meneruskan bisnis restauran mama. jadi aku harus pandai memasak.
Aku membantu bunda memotong sayuran, hanya memasak sayur lah yang ku bisa dan itupun rasanya lumayan. tapi jika disuruh meracik makanan berbahan roti pasti aku juaranya.
Akupun mengambil beberapa lembar roti tawar dan meraciknya untuk kuberikan kepada revan. Aku yakin kalau dia bakal suka roti buatanku.
Aku tau kalau revan itu sering tidak sarapan, maka dari itu aku membuatkan sarapan untuknya walaupun hanya beberapa potong roti.
Setelah selesai, aku pun pergi ke kamar untuk mandi dan bersiap siap untuk sekolah dan menjalankan aktivitas seperti biasa.
Hari ini aku tidak diantar oleh kak vino. tapi aku dijemput oleh revan. Tadi malam dia sudah bilang kalau dia akan menjemputku dan berangkat ke sekolah bersama.
"pagi" ucap revan yang berada di atas motornya.
"pagi" balasku sambil tersenyum
aku dan revan pun pergi dari pekarangan rumahku. kali ini revan melajukan motornya dengan sangat pelan. mungkin naik sepeda lebih cepat dari naik motor revan kali ini.
Tapi aku menikmatinya. apapun, asalkan aku bersama revan saja aku merasa sudah sangat senang.
setelah sampai disekolah aku mengajak revan untuk duduk di kursi yang ada bawah pohon dekat dengan parkiran.
Disitu aku memberikan kotak makan yang berisi beberapa potong roti yang sudah kusiapkan tadi. Dengan manjanya, revan memintaku agar menyuapinya. Dan anehnya aku tidak menolaknya dan melaksanakan perintahnya.
.
.
.
.
.
Vote ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT in Love [END]
Random[COMPLETED]"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya" [Belum direvisi, dimaklumi jika banyak typo atau bahasa kurang menarik karena cerita pertama]