REVAN
Aku mengemudi moblku dengan kecepatan sedang setelahh mengantarkan kheiva pulang dengan selamat karena jarak rumahku dan rumah kheiva lumayan jauh aku mempercepat kemudi mobilku karena ingin sekali cepat cepat sampai di rumah dan mengucapkan selamat tidur kepada kheiva.
“aku sayang sama kamu kheiva” ucapku sambil tersenyum sendiri.
Setelah dua puluh menit perjalanan aku akhirnya sampai di rumah ku. Aku melihat ke dalam rumah ku yang sangat sunyi itu. aku memang tinggal sendiri di rumahku. Papa tinggal di amerika karena menjalankan bisnis disana sedangkan mama, mama sudah memulai hidup baru di australia sejak dua tahun yang lalu.
Setelah pernikahan itu aku sudah tidak pernah bertemu dengan mama lagi. Sejujurnya aku sangat rindu dengan mama, aku ingin mama dan papa bersatu lagi dan tinggal di indonesia bersamaku. Aku sangat kangen dengan semua itu. aku memandang foto keluargaku yang masih utuh dan bahagia itu. aku teringat saat itu adalah hari ulang tahunku yang ke lima belas tahun dan itu adalah hari ulang tahun terakhirku bersama mama.
Setelah itu mama bercerai dengan papa karena papa sibuk bekerja, setelah mereka resmi bercerai dan mama pergi dari rumah dan menyewa apartemen aku pun tidak bisa berbuat apa apa karna papa melarangku untuk ikut dengan mama.
Setelah satu bulan mama hidup sendiri, akhirnya mama menemukan pendamping hidupnya menggantikan papa dan mereka menjalankan pernikahan di indonesia setelah itu mama ikut dengan om syam ke australia dan sampai saat ini tidak pernah memberiku kabar apapun. Aku sebenarnya pernah ke australia untuk bertemu mama tapi semuanya sia sia aku tidak menemukan keberadaan mama. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke indonesia dan aku memutuskan untuk hidup sendiri dan memulai hari hariku sendiri hingga saat itu. setelah dua tahun akhirnya aku bertemu dengan kheiva yang bisa mengubah hidupku. Kheiva lah alasan aku bahagia untuk saat ini dan selamanya.
Setelah melihat foto itu aku langsung menuju kamarku yang berada di lantai atas. Aku membeli rumah yang hanya mempunyai satu tempat tidur yang berada di lantai dua yang luas dan lantai dasar hanya terdapat ruang tamu, dapur, ruang makan, satu kamar mandi , dan ruangan yang aku khususkan untuk olahragaku.
Aku mempunyai gym yang letaknya tak jauh dari sini, akhir akhir ini aku jarang sekali ke sana karena aku ingin terus bersama kheiva. Aku hanya menerima beberapa berkas dari pegawaiku tentang pendapatan per bulan. Terkadang rizal juga menginap di sini.
..
.
.
.
KHEIVA
04.30
Jam sudah menunjukan pukul setengah lima, aku terbangun dan langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan salat subuh. Setelah salat subuh aku menuju dapur untuk memasak sarapan pagiku aku juga akan membuatkannya untuk revan.
Aku melihat kak vino yang tertidur di sofa panjang di depan tv. Aku yakin jika kak vino sangat lelah karena terus bercanda dengan karin, dan aku sekarang yakin jika mereka sudah saling jatuh cinta. Bagaimana nasib dea, dinda, an mila jika sepert ini. Oh ya aku belum menjenguk mila akhir akhir ini. Jadi nanti setelah pulang sekolah aku akan meluangkan waktu untuk menjenguknya sebentar bersama revan dan memberi tau kabar gembira ini.
Tring... tring..
Aku mengambil ponselku yang berbunyi itu dan ku lihat layar ponselku menyala dan menampilkan nama revan. Aku pun langsung mengangkat telfon itu.
“hallo cantik, selamat pagi” ucap revan di seberang sana.
“hallo ganteng, pagi juga” ucapku.
“lagi apa?” tanya revan.
“lagi masak buat sarapan eh kamu malah telfon jadi di jeda dulu deh. Oh ya aku juga buatin buat kamu” ucapku.
“makasih cantikkk, kesayangannya revan. Nanti aku jemput ya, see you” ucap revan
“see you” ucapku kemudian memutuskan sambungan telefon dan kembali memasak. Setelah semuanya sudah siap aku letakkan di meja makan dan aku bergegas untuk mandi dan ber siap siap.
Setelah berpakaian lengkap aku turun untuk menyiapkan bekal untuk kubawa dan ku berikan kepada revan. Setelah selesai aku langsung sarapan kak vino juga datang untuk sarapan.
“kak! Aku mau tanya deh, bunda sama ayah kemana sih? Kok gak pulang pulang” tanyaku kepada kak vino.
“lagi ikut ayah ke surabaya, katanya sih satu minggu sekalian liburan.” Jawab kak vino.
“ohh” ucapku.Setelah itu aku langsung keluar dan pergi ke teras untuk menunggu revan datang. Setelah beberapa menit akhirnya revan datang dengan membawa motornya aku pun langsung menghampirinya dan naik ke motornya. Revan melajukan motornya dengan kecepatn yang sedanng. Aku bisa merasakan angin pagi yang berhembus dijalanan.
“pagi” ucap revan.
“too” ucapku. Aku mempererat pelukanku kepada revan aku menyenderkan kepalaku di punggungnya dan memejamkan mataku merasakan kedamaian berada di pelukan revan. Tak sampai dua puluh menit akhirnya kita sampai di sekolahan. Aku turun dan duduk di kursi yang ada dibawah pohon dan membuka tasku dan mengeluarkankotak bekal yang ku bawakan untuk revan.
“ni makan, aku suapin atau makan sendiri?” tanya ku.
“suapin dong” jawab revan.
Setelah revan selesai sarapan revan mengantarku ke kelasku dan suasana di koridor lumayan ramai tidak seperti biasanya. Revan mengantarku hingga sampai di depan pintu kelas, kemudian dia pergi ke kelasnya yang berada di lantai atas.
Aku langsung masuk dan kudapati dinda dan dea sedanng mengobrol, akupun langsung bergabung bersama mereka. Tak lama kemudian aku terkejut dengan kehadiran seseorang yang selama ini terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dan saat ini dalam keadaan baik baik saja.
“milla!!!” panggilku ketika melihat milla masuk bersama dengan karin.
“aku kangen sama kamu mil” ucapku sambil memeluk milla erat disusul oleh karin dinda dan dea. Kami berpelukan di depan kelas. Aku tidak peduli dengan siapapun yang memperhatikan kita. Aku bahagia akhirnya milla bisa berangkat ke sekolah lagi, dan yang paling penting keadaan dia jauh lebih baik dari tiga hari yang lalu.
Aku turut bahagia jika milla bahagia. Aku senang karena milla bisa kembali bersekolah lagi, berkumpul dengan kita lagi. Dan yang aku bingungin kenapa keadaan milla yang dulu sangat parah bisa membaik dalam sekejap. Tapi tidak masalah gimanapun caranya, yang penting milla selamat.
Pelajaran pertama pun dimulai aku duduk di sebelah dea dan karin duduk di sebelah milla sedangkan dinda dia duduk bersama dengan bevan. Sebenarnya ini rencana karin supaya benvan bisa move on dari dirinya. Bevan memang suka ddengan karin selama ini dan karin dia tidak memberikan respon apapun kepada bevan karena karin tidak suka dengannya. Karin pernah bilang kalo bevan itu cocoknya sama dinda bukan sama karin. Dan karin itu sukanya sama kak vino.
Akupun hanya menyetujuinya saja karena aku tau kalau kak vino sama karin itu sama sama orang baik. Setelah pelajaran selesai sampai jam istirahat, karin mengajak kita untuk ke kantin karena milla harus makan. Kata dokter milla akan sembuh jika dia mengikuti pengobatan dan menjaga gizinya.
Setelah menemukan meja yang pas kami duduk dan dinda bersama dea memesankan makanan untuk kita. Aku melihat ke depan dan kutangkap sosok revan yang sedang bercanda dengan niko dan rizal dan tiga orang lainnya yang entah siapa namanya aku tidak tau. Aku pun tersenyum melihat revan yang bisa tertawa lepas bersama teman temannya. Seperti nya gunung es yang tumbuh di dalam tubuh revan selama bertahun tahun sudah mencair dan sudah bercahaya.
Setelah beberapa menit dinda dan dea membawa nasi goreng dan es teh. Aku senang jika berlima bisa berkumpul di dalam satu meja yang sama dan saling melengkapi.
..
.
.
.
Makasih udah mau baca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT in Love [END]
Acak[COMPLETED]"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya" [Belum direvisi, dimaklumi jika banyak typo atau bahasa kurang menarik karena cerita pertama]