Disitu aku memberikan kotak makan yang berisi beberapa potong roti yang sudah kusiapkan tadi. Dengan manjanya, revan memintaku agar menyuapinya. Dan anehnya aku tidak menolaknya dan melaksanakan perintahnya.
"enak?" tanyaku kepada revan.
"enak kok. makasih ya" ucap revan.
"iya" ucapku.
Aku melihat revan makan saja sudah sangat seneng apalagi bareng dia terus.
Revan mengembalikan kotak makan itu dan langsung mengantarku ke kelas. Jujur aku sangat senang jika terus terusan diantarkan revan, tapi aku juga gak mau jadi gosip karna mendekati revan.
"makasih ya" ucapku
"iya" jawabnya.
Revan meninggalkanku dan aku langsung masuk ke dalam. untuk menemui dea, yang ku lihat dia sudah duduk di kursinya.
"dey" panggilku.
"ada apa khei?" tanya dea.
"mila udah baikan?" tanyaku.
"nggak tau. belum sempet ke sana, sekarang karin lagi disana nemenin dia. Hari ini dia izin." jawab dea.
aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. pasti sedih rasanya menjadi mila, saat masa sulitnya dia hanya sendirian tanpa bantuan.
Pada jam pelajaran pertama, bu Tina masuk dan menerangkan materi pembelajaran dan mencatatkan semua materi itu di papan tulis untuk disalin ke buku masing masing.
.
.
.
.
.
"yang bener van" ucap Reno teman sekelasnya.
"iya iya" ucap revan.
"ni udah" lanjutnya lagi."saya periksa dulu" ucap bu wiwin.
"iya. terima kasih revan, silahkan duduk" lanjut bu wiwin.
"nggak ah. saya mau bolos aja, dan ibu nggak bisa nglarang saya" ucapnya kemudian keluar dari kelas.
"van tunggu gue" ucap reno, kemudian menyusul revan diikuti niko.
"permisi bu" ucap niko.
"dasar anak anak pemalas" dengus bu wiwin.
kemudian bu wiwin melanjutkan pembelajaran di kelasnya, tanpa revan, reno, dan niko.
sebenarnya revan cukup pintar. tapi kenakalanya yang membuat dia malas belajar.
kalau revan bukankah anak dari pemilik sekolah ini, pasti sudah dari kelas sepuluh dia akan dikeluarkan dari sekolah.
..
.
.
.
tringg......
bel istirahat telah berbunyi, sebagian besar siswa kelas sepuluh ipa dua pergi ke kantin. termasuk aku, dea, dan dinda.
kami memilih untuk duduk di kursi kosong yang ada dipinggir jendela. setelah itu dea memesan makanan dan minuman.
sambil menunggu pesanan tiba, kami bercerita sedikit tentang milia. dan rencananya setelah pulang sekolah kami akan kembali menjenguknya.
"hay!!!" sapa revan.
"lah ya. kita jadi nyamuk nih. din, pindah meja yuk!" ucap dea.
"ayo!!" ucap dinda.
"iya, kalian pergi aja. jangan ganggu. jangan jadi nyamuk!!" ucap revan dengan ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT in Love [END]
Acak[COMPLETED]"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya" [Belum direvisi, dimaklumi jika banyak typo atau bahasa kurang menarik karena cerita pertama]