Kheiva-Revan 45

144 11 0
                                    

"Nico!!!" jerit dea saat memasuki ruangab nico.

sebelumnya dea tidak menyadari jika ada kami di sini. aku melihat wajah dea sangat terkejut dengan adanya kami di ruangan nico.

"dea!!" panggilku.

"kheiva!!! Karin!!!!" panggil dea kemudian aku dan karin berlari ke arah dea dan langsung memeluknya.

aku sangat kangen dengan pelukan ini. andai saja kita sudah lengakap pasti rasanya akan sangat bahagia sekali.  aku rindu dengan pelukan ini di mana saat tim kita menjadi juara menyayi saat lomba semesteran. kita melakukan hal yang sma seperti ini.

"dea aku kangen sama kamu" ucapku

"Aku juga khei" ucap dea.

setelah itu kita berjalan menuju sofa. kita melanjutkan cerita tadi yang belum selesai karena
dea datang dan masuk ke dalam ruangan nico dengan berteriak.

Dea menceritakan bagaimana hubungannya dengan nico setelah kelulusan itu. mereka benar benar hilang kontak selama ini. bahkan mereka juga tidak saling bertemu.

dea  kuliah di yogyakarta bersama nico hal itulah yang membuat karin susah menghubungi dea. dan dea menceritakan kalau akhir akhir ini nico sering romantis bersamanya.

dan hal itu membuat kita semua senang. sekarang kita hanya perlu mencari dua orang lagi yaitu bevan dan dinda. kemana mereka sebenarnya,  apakah mereka baik baik aja.

"kalau dinda sih gue gak tau banyak. tapi waktu itu gue denger kalau perusahaan bokapnya itu bangkrut. terus perusahaan itu disita sama bank. ya mereka tinggal di rumah yang lebih kecil. tapi bokapnya gak tinggal diam. bokapnya kerja terus sampai perusahaannya kembali di tanganya. setelah itu udah, gue gak dapet kabar soal dinda lagi" ucap dea.

"lo tau rumahnya?" tanya karin.

"tau kok. dinda tinggal sama orang tuanya di rumahnya yang baru. setelah semuanya kembali, bokapnya beli rumah lagi yang besar tapi gak terlaku mewah di daerah ***" ucap dea.

"kita kesana sekarang" ucap karin.

kita semua hanya diam dengan oerkataan karin setelah itu kita semua mengikuti kata kata karin. kita langsung keluar dari kantor nico dan menuju mobil revan.

kami berangkat ke rumah dinda yang alamatnya disebutkan oleh dea tadi. dea pernah ke rumah dinda tapi dindanya sedang pergi. dan ketika dia kesana lagi pasti itu alasan yang diberikan oleh mamanya.

setelah sekitar lima belas menit akhirnya kita sampai di rumah dinda. rumahnya lumayan besar juga. dan ada satu mobil di depan rumah itu.

"turun yuk" ucap revan.

setelah itu kami semua turun dari mobil revan. kami semua masuk ke teras rumah dinda dan menekan bel yang ada di pintu itu .

"siapa ya?" tanya seorang wanita, pasti dia adalah mamanya dinda.

"tante!" panggil dea.

"eh nak dea" ucap mamanya dinda. "ayo masuk dulu" lanjutnya.

kami semua masuk ke dalam dan melihat beberapa foto yang diajang di dalam. hampir semuanya foto keluaraga. disana dinda terlihat sangat gembira.

"maaf ya sebenarnya ada apa?" tanya mamanya dinda.

"gini tante. kita mau ketemu sama dinda, kita semua sahabat dinda waktu sma tante. apa dinda ada? " ucap karin.

"dinda lagi keluar" ucap mamanya dinda.

"tante jangan bohong sama kami. kami tau tante nyembunyiin sesuatu tentang dinda dari kami. maaf mungkin kami terlalu ikut campur, tapi kami kesini cuma mau ketemu sama dinda , tante tolong izinin kami" ucapku

aku melihat mamanya dinda berfikir sejenak dan terlihat sangat gelisah. "sebelumnya saya mau cerita sesuatu. tapi tolong nanti jangan di tanyakan ke dinda ya, kalau tidak dinda bisa depresi lagi" ucap mamanya dinda.

"jadi gini, dulu dinda udah mau sempet tunangan sama bevan tapi di saat itu ada seorang cewek yang ngaku ngaku hamil anak bevan. dan pertunangan itu gagal, dinda dan bevan harus menunggu wanita itu hingga masa kandungannya empat bulan, karena keluarga bevan ingin memastikan kalau anak itu beneran anak bevan ataukah bukan. dan saat hasilnya keluar, anak itu beneran anak bevan, hasil tes dna nya sama dengan bevan. dinda depresi karena kejadian itu, dia tidak bisa terima jika orang yang dia sayang pernah dimiliki orang lain di saat dia menjalin hubungan dengan dia. dan setiap dinda bertemu dengan bevan dia selalu berteriak dan ketakutan. entah kenapa itu terjadi, akhir akhir ini dinda jadi lebih tenang. maka dari itu saya tidak mengizinkan siapapun bertemu dengan dinda." ucap mama dinda.

aku jadi paham kenapa mama dinda melarang kita bertemu dengan dinda. dia takut jika dinda depresi lagi dan dia takut trauma dinda saat bertemu dengan bevan muncul lagi. mamanya dinda mengatakan kalau dinda juga berteriak histeris saat melihat laki laki yang wajahnya hampir sama dengan bevan.

dan wajah rizal hampir sama dengan bevan , bentuk rahang rizal mirip dengan bevan jadi untuk sementara rizal tidak ikut melihat dinda.

dinda sekarang sedang tidur di kamarnya. hanya aku, karin dan dea yang masuk ke dalam kamar dinda. sementara yang laki laki menunggu di luar. wajah dinda masih sama, sangat tak bisa dipercaya jika dinda mempunyai trauma.

dan sebenarnya kemana bevan, kenapa dia lari dari keadaan. kenapa dia tak berusaha menjelaskan dan menenangkan dinda. dia yang sudah membuat dinda seperti ini maka dia juga yang harus bertanggung jawab.

aku duduk di sebelah dinda. aku mengekus pipi dinda. dinda yang dulu sangat ceria dan sekarang dia harus menanggung semuanya. dia jadi seperti orang ketakutan seperti ini ketika bertemu dengan laki laki yang hanya mirip dengn bevan.

saat dinda tidur, dia terlihat sangat damai sekali. wajah karin dan dea yang seperti nya sangat khawatir dengan keadaan dinda sekarang. ternyata semuanya telah berubah.

waktu merubah segalanya. kenapa saat kita di pertemukan harus dalam keadaan seperti ini, butuh waktu lama untuk membuat dinda melupakan semua tentang bevan. apa lagi mamanya bilang jika dinda seperti ini sudah dua tahun.

pasti akan sangat sulit untuk menghilangkan trauma itu. kalaupun hilang, dinda akan bisa mengingat semuanya dan kembali lagi seperti sekarang, semuanya akan sia sia .

"jadi ini alasn nyokap lo bilang ke gue kalo lo lagi pergi. padahal lo ada di rumah, dan keadaan lo gak baik baik aja" ucap dea.

aku meboleh ke arah dea, begitupun karin. kita sama sama sedih dengan keadaan dinda seperti ini. aku menatap wajah dinda yang masih tidur dengan damai.

aku beralih duduk di sofa yang ada di kamar dinda begitupun dea dan karin, mereka mengikutiku. kami saling bertukar cerita tentang enam tahun ini. dan aku menceritakan semua kehidupanku di california sendirian.

jujur saja aku iri dengan cerita dinda dan juga karin. tapi mau gimana lagi, aku harus pergi waktu itu dan aku memilih ke california.

Aku juga bahagia mendengar cerita indah mereka selama ini, aku ikut bagagia karena kebahagiaan mereka juga kebahagiaanku. selama nya.

***

Vote nya plissss!!!

Sampe sini dulu ya author cape' ngetiknya.
author butuh piknik nih buat cari inspirasi
tapi gak bisa keluar karna terhalang covid-19😭

siapa aja yang nasibnya sama kaya author nih?:(

PERFECT in Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang