Hari ini kami sekeluarga sarapan bersama tepat satu meja makan. Bunda dan mamalah yang menyiapkan menu sarapan pagi ini.
Mama juga tak kalah jago untuk soal memasak , bahkan Mama punya delapan cabang restauran masakan indonesia yang tersebar di luar negri.
Setelah sarapan, aku akan berangkat ke sekolah seperti biasa diantar oleh kak vino. saat kak vino mengambil kunci mobil, dan aku menunggu di depan rumah, Revan pun datang.
"khei, mau bareng gak" ucap revan.
"kayaknya nggak deh" jawabku.
"khei, maafin kakak. kakak ada urusan jadi kamu bareng revan aja ya" sahut kak vino.
"yaudah deh" ucapku.
lalu aku naik ke motor revan yang lumayan tinggi itu. kemudian revan melajukan motornya dengan kecepatan standar.
Aku yang tadinya hanya memegang bahunya beralih memeluknya, dan aku merasakan kehangatan saat berada di atas motor.
Tak lama, kami pun sudah sampai di parkiran. kemudian aku turun disusul oleh revan. Kemudian revan mengantarkan aku ke kelas.
"Revan" ucap para sisiwi menggodanya, tapi revan sama sekali tidak mempedulikan mereka.
"Hih, masa gue di diemin sih. dasar cowok belagu" ucapnya.
kemudian revan berhenti melangkahkan kaki dan menghadap kebelakang. Dan dia mendekati cewek yang tadi mengucapkan kata kepadanya.
"apa lo bilang?!!!!" tanya revan dengan nada yang keras.
"nggak kok" ucap cewek tadi.
"Gue denger ya. dan gue belum budeg ya" ucap revan.
"lo mau gue keluarin dari sekolah ini hah?" ucap revan sekali lagi.
"jangan van. iya iya gue minta maaf deh" ucap cewek itu.
"siapa yang nyuruh lo minta maaf? gue belum nyuruh lo minta maaf ya". ucap revan sambil membentak gadis itu.
setelah itu revan meninggalkan gadis itu, sambil ku ikuti dari belakang.
Aku mulai takut dengannya apalagi sikapnya kepada siswi tadi membuatku sedikit takut, jika dia bakal nglakuin hal yang sama kepadaku.
"maafin gue ya khei" ucapnya.
"buat?" tanyaku.
"yang tadi. gue ngebentak dia di depan lo. Gue takut lo bakal ngejauh dari gue" ucapnya.
"gapapa. aku nggak bakal mau ngejauh dari kamu revan. aku nyaman di dekat kamu. dan itu akan selamanya seperti itu. aku mau terus ada di deket kamu" ucapku.
kemudian revan menggandeng tanganku untuk menuju ke kelasku. saat di depan kelas revan kembali meminta maaf kepadaku.
Entah kenapa dia begitu takut jika aku akan menghidar darinya. Tapi itu tak akan pernah terjadi.
"Aku sayang kamu" ucap revan sebelum meninggalkanku.
Aku juga sayang sama kamu revan. ucapku dalam hati.
Setelah itu Revan meninggalkanku dan berjalan membelakangiku. Setelah aku memastikan revan sudah tidak ada, aku masuk ke dalam kelas dan sudah kudapati dea di dalam.
Aku melihat dea sedang memainkan ponselnya, pasti dia sedang bermain game. Dea memang suka bermain game dipagi hari seperti ini untuk menunggu pelajaran dimulai.
"eh khei" ucapnya saat melihat aku duduk di sebelahnya.
"main game aja terus!!" ucapku sambil melirik ke hpnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT in Love [END]
Random[COMPLETED]"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya" [Belum direvisi, dimaklumi jika banyak typo atau bahasa kurang menarik karena cerita pertama]