Kheiva-Revan 36

162 11 0
                                    

Drett...

Suara hpku berbunyi. Aku melihat ke layar hpku dan menampilkan nama cika disana. Aku pun membukanya.

Gue minta maaf khei. Tadi gak bisa dateng dan gak sempet kasih kabar. Gue hari ini jadian sama arsen makanya dia minta gue buat gak pegang hp seharian ini dan menghabiskan waktu bersama arsen

Sorry tadi gue ajak ketemuan karena gue mau minta saran, apa gue harus terima dia atau nggak. Sekali lagi gue minta maaf ya khei.

Aku membaca pesan itu dan tersenyum bahagia. Akhirnya arsen bisa move on dariku dan memberi kesempatan kepada cika untuk mengisi hatinya. Setidaknya aku ikut senang karena sahabatku berhasil saling meluluhkan.

Setelah membacanya aku mematikan hpku dan meletakannya diatas meja. Aku dan revan kembali menonton film lagi. Di tengah tengah film aku dan revan tertawa bersama. Tawa yang aku rindukan selama enam tahun ini akhirnya bisa ku lihat, kudengar dan kurasakan. Manis sekali,, kehidupanku kembali bersinar tanpa asap.

Setelah film itu selesai, revan menggantinya dengan film romansa yang belum pernah ku tonton sebelumnya. Aku memang bunya banyak CD tapi tidak pernah ku putar. Hanya ku simpan saja, aku tidak suka menonton film sendirian. Jikapun aku menonton pasti akan ada arsen dan cika yang menemaniku.

Aku melihat ke arah revan yang sangat senang kelihatannya. Aku berfikir untuk selalu membuatnya bahagia seperti ini. Inilah yang akan kurasakan jika enam tahun yang lalu tak pergi. Tapi aku sudah cukup bahagia karena pada akhirnya aku sudah dipertemukan lagi dengan revan.

***

Pagi ini aku dan revan akan pergi ke indonesia. Kami sudah menyiapkan semuanya dari tadi malam. Dan revan sudah memesan tiket pesawat untuk ke indonesia.

Kami berangkat ke bandara dengan supir revan. Sungguh revan benar benar sangat kaya dan punya segalanya hingga dia punya supir pribadi di california.

Setelah perjalanan yang menempuh waktu sekitar setengah jam akhirnya kami sampai di bandara dengan selamat dan tepat waktu. Revan membantu supir mengeluarkan koper miliku dan miliknya.

Kamipun masuk ke dalam bandara. Sebelumnya revan membeli roti isi dan minuman di cafe bandara karena kami belum sempat sarapan pagi tadi. Setelah revan datang dia memberiku satu roti isi dan satu cup kopi hangat.

Cuaca di california sedang sangat dingin, jika kopi ku tidak segera ku minum bisa jadi kopiku akan berubah menjadi es. Aku meminumnya dan makan roti isiku begitupula dengan revan.

“tadinya mau beli french toast. Tapi gak jadi” ucap revan.

“kenapa gak jadi” tanyaku.

“gapapa. Kamu suka french toast kan?” tanyanya.

“iya” jawabku.

“maka dari itu aku gak jadi beli. Karna nanti jika kita udah sampai di indonesia, aku mau buatin kamu french toast yang enak banget pake tanganku sendiri” ucapnya.

Ucapannya betul betul membuatku senang. Revan lah orang yang menurutku pantas untuk mendampingiku. Dari awal aku ketemu sama revan di saat mos sekolah aku sudah sangat penasaran dengan dia.

Penerbangan sebentar lagi. Aku dan revan segera masuk untuk memasuki pesawat. Setelah sampai di dalam aku dan revan duduk dan revan memegang tanganku. Aku ingin pegangan itu tak kan di lepas lagi untuk selamanya.

Mungkin ini jawaban dari bayanganku tentang revan akhir akhir ini. Aku akan di pertemukan dengan revan. Maka dari itu bayangan revan selalu ada di mana mana. Dan setiap kejadian demi kejadian aku selalu terbayang dengan kejadianku bersama revan.

“kamu ada rencana buat bertunangan sama aku?” tanya revan membuatku kaget dengan ucapannya.

“hah. Tunangan?” tanyaku

“iya. Kitakan ke indonesia buat meminta restu dari orang tua ku dan meminta restu ulang dari orang tuamu untuk bertunangan.” Jelasnya.

Ketika revan mengatakan itu jujur saja aku kaget dengan semuanya. Kenapa tiba tiba revan bertanya kepadaku tentang rencana untuk bertunangan. Kalau saja om erdin akan menerimaku, tidak ada masalah untuku nanti jika ingin bertunangan dengan revan. Tapi bagaimana jika om erdin tidak bisa menerimaku, pasti om erdin tidak akan memberikan restunya.

“kamu tau kak luvita?” tanya revan.

“kak luvita. Iya tau, kakak sepupu kamu kan?” jawabku.

“iya, sekarang dia sudah punya anak” ucap revan.

“kapan? Pasti kalau perempuan cantik kaya kak luvita jika laki laki pasti ganteng seperti ayahnya” ucapku.

“baru tiga bulan yang lalu. iyalah kheiva, pasti dia mirip orang tuanya masak mirip sama aku, yakali” ucap revan.

Aku tersenyum mendengar ucapan revan. Revan sangat lucu jika sedang merajuk . Apalagi rasanya sangat rindu melihat revan seperti ini setelah enam tahun.

Selama ini aku tidak pernah mendapat kabar tentang revan. Dan aku tak ada untuk revan di saat dia mengalami masa masa sulitnya beberapa tahun yang lalu. Jika waktu bisa diulang pasti aku tak akan menuruti kkemauan om erdin. Aku akan tetap disana untuk revan jika aku tau rasanya sangat sakit jika berpisah dengan orang yang kita sayang apalagi selama enam tahun.

Enam tahun bukanlah waktu yang singkat untuku, melainkan waktu yang sangat panjang. Apalagi aku hidup di negara orang dan sendirian selama enam tahun. Bahkan aku sering takut jika tak bisa melihat wajah revan lagi.

Memang sekarang wajah revan sedikit berubah karena ada beberapa luka bekas jahitan. Tapi tetap saja revan tetap ganteng dan tampan. Mau berubah sebanyak apapun revan, dia tetap revanku. Revan yang aku sayang.

Aku menggenggam tangan revan dan bersender di pundak revan. Aku akan tidur seperti ini sekarang semoga saja waktu aku bangun revan masih ada disini dan menunjukan kalau semua ini bukanlah mimpi terindahku.

.

.

.

.

.

Setelah perjalanan yang melelahkan dari california sampai ke indonesia. Akhirnya kami sampai di bandara . revan menghentikan taksi yang lewat dan memasukan koper dan semua barang barang yang dibawa dari california.

Setelah sekian lama akhirnya aku merasakan udara indonesia. Tak ada yang berubah dari bandara ini sejak aku pergi ke california enam tahun yang lalu, dan masih sama.

“ayo khei” ucap revan kemudian membuka pintu untukku. Dan aku hanya tersenyum lalu masuk ke dalam taksi.

Aku melihat jalan yang ku lewati. Di setiap sudutnya tak ada yang berubah. Hingga taksi ini berhenti di sebuah rumah yang sangat ku kenali dan tidak asing dari penglihatanku.

Revan membuka pintu taksi kemudian turun dan membuka bagasi mobil taksi untuk mengambil koper serta barang barang yang lainnya.

Aku pun ikut turun dan melihat ke rumah itu, sama sekali tak berubah sejak enam tahun yang lalu. Revan pun membuka gerbang rumahnya dan mengajaku masuk ke dalam.

“ini mobilku masih di sini?” tanyaku.

“mobil ini akan setia menunggu pemilknya datang sama seperti hatiku yang menunggu pemiliknya datang” ucap revan.

Aku pun tersenyum. Mobilku yang selama ini aku tinggalkan di rumah revan masih dalam keadaan yang sama tanpa sedikit lecet pun. Aku senang kalau revan menjaga mobilku baik baik disini.

***
Vote!!!







PERFECT in Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang