"siapa kamu, kamu bukan siswa sekolah ini kan?" tanya orang itu.
"saya siswa sekolah ini tujuh tahun yang lalu dan mungkin anda belum ada di sini."ucap revan.
revan berjalan mengelilingi orang itu sambil tersenyum sinis. dia terus saja mengelilingi orang itu. mungkin orang itu sedang sangat ketakutan karena aku melihat tubuhnya gemeteran.
"bapak kenal saya?" tanya revan.
"saya tidak kenal kamu. makanya saya tanya sama kamu" ucap orang itu.
"Saya Revan anak dari pemilik sekolah ini" ucap revan.
"kamu anaknya pak erdin?" tanya orang itu.
"iya saya anak tunggalnya" ucap revan. "kalau mau cari tau tentang saya. anda bisa cari tau lewat anak anak atau guru guru yang dari tujuh tahun yang lalu sudah mengajar disini" ucap revan.
revan kemudian menarik tanganku supaya imut dengannya. revan meninggalkan orang itu di gedung olahraga sendiri. aku dan revan akan menuju kantin, aku juga dari tadi pagi belum sarapan jadi aku akan beli makan di kantin
setelah kami sampai di kantin kami melihat sekeliling dan terlihat sangat beda. sekarang kantin dibagi menjadi beberapa bagian, tidak seperti dulu. aku dan revan memilih duduk di meja bertuliskan angaka delapan itu.
revan memesankan roti bakar dan es teh. tak masalah bagiku karena roti bakar juga enak menurutku. aku masih keturunan luar jadi aku suka makanan berbahan dasar tepung.
setelah roti bakarnya jadi, ibu kantin itu mengantarkannya ke meja kami. aku memakannya dengan nikamat begitupun dengan revan. dulu perasaan menunya beda sekali dengan sekarang.
dulu hanya ada mie rebus, mie goreng, nasi goreng, soto, bakso, siomay, cilok , batagor, kucap, gorengan dan snack ringan. sekarang jadi lebih enak enak. mungkin karena berjalannya waktu semuanya dirubah. bahkan kantin ini saja menjadi mirip resraurant.
Setelah dari sini kira kira aku dan revan mau kemana? dari tadi revan tidak membicarakan itu denganku. pasti dia akan langsung mengantarku pulang.
"van kamu ada kabar soal temen temen?" tanyaku.
"cuma rizal sih yang lain aku gak tau" ucap revan.
"rizal?" tanya ku.
"iya rizal. dia udah tunangan sama karin" ucap revan membuatku terkejut.
"hah karin? bukannya rizal pacarnya milla" ucapku.
"iya yah dulu. tapi aku dapet kabar kalau karin dan rizal tunangan. dan aku nggak bisa dateng waktu itu karena kondisi ku yang tidak memungkinkan untuk datang ke sana" ucap revan.
"kamu tau rumah rizal sekarang?" tanyaku.
"iya taulah. dia masih tinggal sama orang tuanya kok di rumah lama. belum pindah ke mana mana" ucap revan.
"kamu punya nomor rizal?" tanyaku.
"iya punya" jawab revan. "telfon rizal dong suruh dia ajak karin kesini ku kangen sama mereka tapi jangan bilang kalau aku yang suruh. bilang aja mau kumpul kumpul" ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT in Love [END]
Random[COMPLETED]"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya" [Belum direvisi, dimaklumi jika banyak typo atau bahasa kurang menarik karena cerita pertama]