17: Rachel berubah!

249 7 0
                                    

Dinda dan Arfan menepati janjinya kini mereka sudah berada di restoran mewah dan pastinya dengan makanan yang sangat mahal sesuai kemauan Rachel Farah dan Sarah.

Ketiga ingsan itu memanfaatkan traktiran itu dengan memesan makanan yang sangat banyak hingga hampir memenuhi meja tersebut, Dinda dan Arfan hanya menuruti kemauan mereka karena sebelumnya ia sudah berjanji kepada mereka.

Hingga selang beberapa menit kemudian makanan yang mereka pesan pun datang.

"Yey, makanan kita udah datang."ujar Farah sumringah melihat para pelayan membawakan makanan nya.

"Engga kurang nih makanannya?"ujar Dinda geleng-geleng setelah melihat makanan yang begitu banyak yang dipesan oleh sahabatnya. Ia sengaja membalikkan omongannya.

"Lo mau gue nambah gitu? yaudah gue mau pesen lagi,"Farah segera mengambil buku menu makanan yang masih tergeletak dimeja.

"Ya engga gitu juga kali, kalo Lo mau nambah lagi uang jajan gue sebulan bakalan langsung abis karena kalian,"benar apa yang dikatakan Dinda uang jajan sebulannya akan habis karena ulah sahabatnya sendiri.

"Sekali kali lah ya ngabisin uang jajan buat kita,"saut Rachel yang duduk disebelah Arfan.

"Lo seneng gue yang pahit,"

"Ikhlas nggak nih traktir kita?"tanya Rachel sehabis mengunyah makanan yang ada di mulut nya.

"Iklan nggak ikhlas sih tapi kan gue patungan sama Arfan!"

"Kalo emang Lo engga ikhlas tetep gue makan kok,"Rachel tertawa terbahak bahak begitu pun dengan sahabat dan pacarnya. Mereka menghabiskan waktu luangnya untuk bersenang senang hingga melupakan masalah yang ada di kehidupannya.

Hari semakin malam dan mereka mengakhiri acara makan makannya,
Kini mereka sudah berada dirumahnya masing-masing untuk beristirahat karena seharian mereka telah menghabiskan waktu istirahatnya.

...

Rachel menyambut pagi dengan senyuman dibibir nya, bukan senyuman palsu melainkan senyuman yang tulus dari dalam hatinya. Entah kenapa ia sebahagia ini sekarang.

"Heii, tumben Lo pagi pagi udah siap aja?"tanya Raffa yang sudah berada di meja makan lalu melihat adiknya yang sudah memakai seragam putih abu-abu nya dan tas ransel yang sudah berada di pungungnya dan tak lupa juga rambutnya dibiarkan tergerai indah ia juga memancarkan senyuman didepan Abang nya.

"Gue lagi pengen berangkat pagi aja,"Rachel berjalan kearah meja makan ia duduk disebelah abangnya lalu mengambil selembar roti dan selai kacang kesukaannya.

"Tumben Lo berangkat pagi?"

"Lagi mood aja, biasanya gue males banget berangkat pagi tapi kali ini gue seneng dan tiba tiba pengen berangkat pagi!"

"Tapi gue nggak bisa nganterin Lo,"

"Siapa juga yang minta Lo nganterin gue? Gue nggak minta,"

"Seharusnya Lo jawab gini, ngak papa kok bang gue bisa berangkat sendiri! Bukannya malah langsung nyolot kayak gini jadi cewek nggak ada Alus alusnya," ujar bang Raffa dengan nada seperti layaknya seorang perempuan dibeberapa kalimat dan sedikit meninggi diakhir Kaliman nya.

"Udah ngocehnya? Kalo gitu gue mau berangkat, beyy!"Rachel mencium kening Abang nya setelah itu ia langsung lari keluar dari rumahnya tanpa ingin bersalaman dengan Abang nya.

"Untung adik kesayangan kalo engga udah gue buang dari dulu!"ujarnya ketika melihat adiknya yang sudah pergi meninggalkannya.

Rachel diantar oleh sopir nya yaitu mang Daman ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena memang Rachel tidak terburu buru hari ini.

Rachel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang