37: Teror!

179 1 0
                                    

Rachel sedang berada dirumahnya saat ini, malam ini sangat sunyi orang tuanya belakangan ini jarang pulang dan abangnya pun juga belum pulang dari kampus. Setiap hari Rachel merasakan seperti ini, orang tuanya seperti tidak peduli lagi dengannya! Menanyakan kabar pun tak pernah apalagi ingin membuat Rachel bahagia, mungkin hanya mimpi! Sebenarnya mudah membuat Rachel bahagia, hanya mereka bisa meluangkan waktu untuk Rachel dan juga abangnya sudah cukup bagi Rachel. Namun tidak! Orang tuanya hanya peduli dengan pekerjaannya bukan anaknya!!

Entahlah! Hidup Rachel seperti tidak ada artinya lagi. Orang orang yang sangat ia sayangi perlahan lahan menjauh darinya seperti air terjun yang terus mengalir menjauhi tempat asalnya.

Rachel saat ini berada di balkon kamarnya, ia melihat kota ibu kota yang sangat luas ini dari balkon kamarnya, kota yang selalu dipadati oleh penduduk hingga kota ini selalu ramai bahkan selalu macet disaat jam jam tertentu. Lalu Rachel pun mendongak keatas, langit sangat indah bintang bintang bertaburan di langit sana ditambah bulan yang bersinar terang berbuntuk bulat semakin mempercantik langit malam ini.

Saat Rachel berada di balkon ia mendengar suara derungan motor dari bawah mungkin itu suara motor milik abangnya, lalu Rachel pun beranjak pergi dari tempat ini lalu turun kebawah untuk menemui Abang nya. Entah kenapa saat ini Rachel ingin memeluk abangnya seolah olah ia ingin menceritakan semua unek unek yang ada di kepalanya.

Dan ternyata benar abangnya sudah berada di garasi dan ingin berjalan memasuki rumah ini, Saat Raffa asik berjalan tiba tiba Rachel ada di depannya dan tanpa aba aba ia langsung memeluk abangnya.

"Ada apa sih? Gue risih tau!" Abang nya memberontak, nampaknya ia tak mau dipeluk oleh Rachel. Bagaimana tidak? Badannya saat ini sangat lengket dan ia juga ingin cepat cepat mandi agar badannya tidak lengket.

"Ihh Abang apaan sih dipeluk adiknya sendiri aja nggak mau!" Rachel lalu melepaskan pelukannya.

"Bukannya nggak mau tapi Abang pengen cepet-cepet mandi, emang Lo nggak cium bau apaan gitu?"
Tanya abangnya sembari menaruh tasnya dan juga melepaskan jaket yg ia kenakan.

Rachel pun mencium cium bau apa yg dimaksud abangnya "kayak bau air yang ada diselokan." Ujarnya yg mencium cium badan abangnya.

"Nah pinter indra penciuman Lo masih bagus!"

"Emang kenapa bang?" Tanya Rachel polos.

"Abang tadi abis kecebur selokan mana ada airnya lagi, tau ngga ternyata selokan nya habis dibuat bab sama kambing!"

" Ihh sono pergi, cepet mandi!" Rachel pun langsung menjauh dari Abang nya.

"Hahaha, sukurin salah sendiri main peluk peluk!" Teriak Abang nya yang meninggal kan Rachel sambil tertawa girang.

Rachel tak tau mau apa saat ini, hari ini begitu membosankan. Dan alhasil ia berjalan menuju ruang tengah dimana tempat itu ia pakai untuk menonton tv dan bersantai.

Rachel menyalakan tv lalu ia menonton salah satu stasiun tv yang menurutnya menarik untuk ia tonton, ia tak mau hanya menonton saja tanpa ada sajian cemilan didepannya sehingga ia beranjak dari tempat ini dan mengambil beberapa cemilan di dapur.

Saat ini Rachel sudah kembali berada di ruang tengah dan tak lupa juga ditangan nya sudah ada cemilan kesukaannya dan di sekitar sofa dan juga meja nya juga terdapat cemilan lainnya membuat nya sangat menikmati posisinya saat ini.

"Ihh dasar bangke tu orang!" Rachel menikmati suasana menonton TV hingga ia bicara tak jelas di didepan tv.

"Apaan sih chel ngomong ngomong sendiri, situ gila ya?" Ujar Abang nya yang tiba tiba datang sambil membersihkan air yang tersisa di rambutnya karena habis keramas.

Rachel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang