40. Clup!

216 5 1
                                    

Arfan & Dinda masih berada di clup. Dinda sudah terbiasa berada disini biasanya ia kesini bersama teman barunya. Iya teman baru karena sebelumnya teman Dinda hanya Rachel, Farah, & Sarah namun persahabatan mereka putus dan akhirnya Dinda mencari teman baru. Teman baru nya bernama Riska ia gadis yang tomboy dan Tak beraturan sama sekali. Mungkin itulah yang mempengaruhi Dinda sehingga ia menjadi gadis yang seperti ini tidak seperti Dinda yang dulu.

Arfan sebenarnya tidak nyaman ditempat ini namun ia berusaha menyesuaikan diri agar ia terbiasa di tempat ini. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan sering berada di clup ini untuk memenuhi permintaan sang kekasih. Entah kenapa Arfan Sangat menurut dengan Dinda.

"Enjoy yang" ucap Dinda kepada Arfan sambil berjoget ria karena musik DJ yg sendiri menggema di seluruh ruangan ini.

Arfan pun ikut berjoget ia sesekali menengguk minuman beralkohol tersebut, membuat kepalanya sedikit pusing.

"Kamu ngga papa kan yang?" Tanya Dinda sedikit berteriak.

"Iya aku ngga papa santai aja"

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 malam namun dua sejoli itu masih saja enggan untuk pulang, Arfan sebenarnya sudah mengajak Dinda untuk pulang namun Dinda menolak.

"Udah yang kamu udah mabok gini, ayo aku anterin pulang." Dinda tak menjawab namun Arfan langsung menggendong Dinda dan membawanya kedalam mobil. Arfan sebenarnya juga mabok tapi ia masih sadar dan mampu mengendarai mobil karena memang Arfan tidak terlalu banyak meminum minuman berakhohol tersebut.

Sesampainya di rumah Dinda, arfan langsung membuka pintu karena memang pintunya tak dikunci. Rumah ini sangat sepi karena memang Dinda tinggal sendiri. Karena sejak kejadian beberapa bulan lalu ia berantem hebat dgn kedua orang tuanya ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan membeli rumah kecil kecilan hasil dari tabungan nya dan bantuan dari Rachel. Sehingga Dinda bisa membeli rumah tersebut.

Setelah itu Arfan membawa Dinda ke kamar dan menidurkan Dinda ke king Size nya tak lupa Arfan juga menyelimuti kekasihnya itu. Lalu Arfan pun bergegas untuk pulang mengingat sekarang sudah larut malam.

...

Kini Arfan sudah berada di depan rumahnya, Namun ia sedikit takut jika kepergok dengan orang tuanya karena ia pulang larut malam ditambah lagi dengan keadaannya yang sedikit mabok.

Arfan Mulai berjalan untuk memasuki rumahnya namun pintunya sudah di kunci, beruntung Arfan punya kunci cadangan membuat ia bernafaskan lega. Pintu sudah terbuka lalu ia menutup nya kembali dengan perlahan tanpa ada suara sedikitpun.

Arfan melihat sekeliling rumahnya ia tersenyum lega karena rumahnya gelap pertanda kedua orang tuannya sudah tidur. Lalu ia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas dan ia juga berjalan dengan hati-hati tanpa ada suara langkah kakinya agar ke-dua orang tuanya tak tau bahwa ia pulang larut malam. Namun saat ia hendak menaiki tangga tiba tiba lampu rumahnya menyala membuat Arfan terkejut bukan main.

"Bagus ya!! pulang larut malam, jalan ngendap ngendap. Kamu pikir papa sama Mama udah tidur, hah?" Ucap Saputra- papa Arfan dengan penuh emosi. Anak semata wayangnya ini sudah melanggar peraturan nya.

"Ehh papa, Arfan pikir kalian udah tidur." Ujar Arfan cengingiran sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Pake cengingiran lagi udah tau papa lagi marah. Habis dari mana aja kamu?"

"A-anu pah."

"Anu anu, jawab yang bener!!" Lalu Saputra pun menghampiri anaknya karena sebelumnya ia berada di samping pintu yang berdekatan dengan sakelar lampu rumahnya.

"Kamu habis dari clup?" Tanya Saputra yang mencium bau alkohol dari badan anaknya.

"Iya pah."

"Astaga Arfan mama ngga nyangka sama kamu, dulu kamu ngga pernah pulang malam apa lagi ke clup. Tapi kenapa sekarang kamu seperti ini?"

"Ya terserah Arfan dong mah! Arfan kan udah gede dan waktunya Arfan senang senang dan ngelakuin yang Arfan mau tanpa harus nurutin semua peraturan kalian!"

"Kamu sadar apa yang kamu ucapkan?"

"SADAR, SANGAT SADAR PAH!!"

PLAKK,,

"JAGA UCAPAN KAMU ARFAN" Saputra pun menampar anaknya yang sudah tidak hormat dengannya. Anaknya ini sudah bersikap seenaknya sendiri.

"Tampar Arfan terus pah, TAMPAR!" Ujar Arfan menyodorkan wajahnya

PLAK,,

Lagi lagi Saputra menampar anaknya ia tak habis pikir anaknya bisa berubah seperti ini.

"Udah pah udah, jangan tampar Arfan lagi." Ujar yeni-mama Arfan yang tak bisa menahan tangisannya melihat anaknya ditampar dengan suaminya sendiri.

"Anak ini sudah nggak bisa diatur mah, dia harus di beri pelajaran!"

"Tapi jangan tampar lagi pah. Pliss, mama mohon!"

"Biarin mah biarin papa tampar Arfan sepuasnya."

"Arfan jangan gitu, jangan buat papa kamu emosi!"

"Emang papa dari tadi udah emosi!" Ujar Arfan sendiri memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan papanya.

"ARFAN STOP, sekarang kamu ke kamar besok kamu sekolah jadi kamu sekarang harus istirahat." Yeni akhirnya berbicara, Arfan pun langsung berjalan kearah kamarnya ia berjalan dengan sempoyongan mungkin ini efek dari ia minum alkohol tersebut.

"Pah udah jangan emosi kayak gini sudah malam, besok kita bicara baik baik dengan Arfan."  Lalu mereka berdua pun kembali ke kamar dan beristirahat.

...

Pagi hari pun tiba Arfan belum bangun dari tempat tidurnya, kepalanya terasa sangat pusing karena ini kali pertamanya ia meminum minuman haram tersebut. Arfan sedikit menyesal meminum minuman itu tapi entahlah mungkin dia akan meminumnya lagi jika kekasihnya mengajaknya ke clup.

Dinda sangat membawa pengaruh buruk terhadap Arfan, sehingga membuat Arfan menjadi pribadi yg lebih emosional & juga liar, seperti sekarang ini.

Yeni sekarang sudah berada di kamar Arfan, ia membangunkan anak semata wayangnya itu yg tak kunjung bangun sendari tadi.

Arfan masih merasakan pusing di kepalanya dan tangannya pun memulai memijat pelipisnya agar berkurang rasa pusingnya.

"Kepala kamu masih pusing fan?" Tanya Yeni kepada Arfan

"Iya ma,"

"Makanya kamu jangan minum alkohol lagi itu ngga baik buat kamu dan kesahatan kamu,"

"Iya ma" bohong, Arfan bohong kepada mamanya ia pasti akan meminum minuman haram itu lagi.

"Yaudah sekarang kamu mandi setelah itu turun kebawah, mama udah siapkan sarapan."

Yeni pun keluar dari kamar Arfan. Dirasa kepala Arfan sudah mulai membaik Arfan pun bergegas untuk mandi.

Yeni memang masih marah dengan anaknya itu, namun seorang ibu pasti memaafkan kesalahan anaknya dan akan selalu menyayangi anaknya sampai kapan pun meskipun anaknya berlaku tidak benar seperti Arfan ini.

Yeni berharap anaknya bisa kembali seperti dlu, tidak membatah perkataannya dan selalu mengikuti aturannya. Tidak seperti sekarang ini yang selalu emosional  dan yang paling parah ia pergi ke clup bersama kekasihnya hingga larut malam.

...











Semoga kalian suka🤗, ohya jangan lupa tinggalkan jejak.
Vote & komen kalian akan membuat outhor semangat untuk update cerita ini🙏🙏🙏.

Rachel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang