34: Ternyata lo baik!

246 3 0
                                    

Rachel masih berada di taman belakang air matanya terus saja mengalir dan ia juga masih memegangi pipinya yang terasa sangat amat sakit, tamparan Arfan membekas di pipi Rachel menyisakan bentuk dari tangan milik Arfan. Pipinya yang semula putih mulus kini terlihat memar dan memerah. Hatinya kacau pikirannya kemana mana membuat Rachel ingin disini dan tak mau meninggalkan tempat ini karena tempat ini sangat sepi sehingga seorang mana pun tak akan tau jika sekarang ia sedang kacau.

Disisi lain Refan teman sebangkunya khawatir dengan nya, jam pembelajaran sudah berlangsung sejak satu jam yang lalu, Namun Rachel tak kunjung datang padahal tasnya sudah tertata rapi di samping bangku Refan.

"Ni cewek kemana tumben belum nongol nggak kayak biasanya!" Batin Refan yang terlihat mengkhawatirkannya.

Meskipun mereka selalu berantem dan Refan yang selalu nyebelin, namun Dihati Refan seperti merasakan ada yang berbeda dari Rachel ia seperti sudah mengenal Rachel lama namun ia juga tak tau kenapa ia merasakan seperti itu.

Akhirnya jam pelajaran pertama sudah berakhir sekarang waktunya istirahat namun Rachel pun masih belum kelihatan. Tak mau terus memikirkan Rachel akhirnya Refan mencari Rachel. Ia mencari cari Rachel ditempat yg biasanya Rachel kunjungi di sekolah ini namun batang hidungnya sendari tadi belum terlihat membuat Refan berdecak Frustasi.

"Dasar ni cewek ngerepotin Mulu, sekarang gue harus kemana lagi coba?" Batin Refan lagi, Refan terus berjalan menyusuri setiap sudut sekolah ini namun Rachel masih saja tidak ada. Refan berpikir sejenak ia baru ingat Rachel pernah cerita kalo dia punya tempat favorit di sekolah ini yaitu, taman belakang. Lalu Refan pun berbelok arah menuju taman belakang.

Dan benar Rachel berada disini, Namun, kondisi nya terlihat buruk rambutnya yang digerai kini acak acakan baju yang terlihat sangat berantakan muka yang masih menangis membuat matanya menjadi bengkak dan terlihat menyeramkan. Itulah gambaran kondisi Rachel yang semakin lama semakin kacau.

"Gue cari cariin ternyata Lo disini!" Refan langsung duduk disebelah Rachel ia belum mengetahui jika kondisi Rachel saat ini sedang kacau.

"Lo dari tadi kemana sih tadi Bu ana cariin lo, katanya kalo Lo nanti habis istirahat belum balik kekelas Lo mau di hukum!!" Ujar Refan kepada Rachel namun pandangan nya tetap kedepan.

"Chel gue ngomong sama Lo malah Lo diem aja. Lo bud-" pembicaraan Refan terpotong setelah ia melihat kearah Rachel kondisinya betul betul kacau, pandangannya kosong air matanya terus mengalir. " Lo kenapa lagi sih? Terus kenapa pipi Lo memar?" Sambung Refan setelah melihat kondisi Rachel.

Namun belum ada jawaban dari sang empu membuat Refan berdecak kesal.
Refan ingin bangkit ia menduga bahwa Rachel seperti ini gara gara Arfan maka dari itu ia ingin menemui Arfan dan meminta penjelasan dari Arfan mengapa Rachel bisa seperti ini. Namun saat Refan ingin bangkit tangan panjang milih Refan di pegang oleh Rachel ia juga menggelengkan kepalanya seolah olah ia tak ingin Refan pergi.

"Kenapa?" Badan Refan mengarah kedepan namun kepalanya menengok ke samping melihat i wajah milih Rachel yang sedang kacau.

"Lo disini aja!" Ujar Rachel dengan lirih.

"Lo sebenarnya kenapa lagi sih? Ini pasti gara gara Arfan lagi. Gue nggak mau ya Lo sedih kayak gini cuma gara gara cowok brengsek itu!"

"Gue nggak papa kok, Lo tenang aja!"

"Lo nggak bisa bohong chel, gue tau Lo lagi sedih dan gue juga tau Lo sedih karena arfan! Kam on chel, Lo cantik pinter kaya apalagi yang kurang dari lo? Lo bisa cari cowok lain selain Arfan Lo nggak perlu nangis nangis kayak gini, Ini cuma bikin Lo nguras tenaga doang. Udah mulai sekarang lupain cowok brengsek itu dan mulai lembaran baru!"

Rachel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang