29: sweet seventeen Farah

286 6 0
                                    

Rachel sangat cantik malam ini menggunakan balutan dress berwarna biru tua dan terdapat hiasan mutiara di setiap inci dress nya. Ia pun memoles wajahnya dengan bedak ia juga menggunakan sedikit lipglos di bibirnya agar terlihat tidak pucat. Hanya itu yang dilakukan Rachel ia lebih suka berpenampilan natural dan sederhana daripada menor seperti Tante Tante.

Rachel sedang berkacak pinggang di depan Kaca sebelum ia keluar dari kamarnya. Ia melihat di kaca apa penampilannya cukup cantik untuk menutupi kesedihan yang ada dalam dirinya, ia begitu tidak pede malam ini. Rasa pede dalam diri Rachel hilang Begu saja, Entah kenapa ia merasa tidak pede saat ini padahal Rachel yang semua orang tau adalah Rachel yang selalu pede dengan penampilan nya.

Rachel berusaha membangkitkan rasa pedenya, cukup lama ia berdiri di depan kaca akhirnya Rachel memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Sebelum ia keluar tak lupa ia membawa tas kecil berwarna senada dengan dress nya dan juga ia tak lupa membawa kado untuk sahabat tersayang nya.

Rachel terkejut saat seseorang berada di depan rumahnya dengan mobil hitam yang sangat mewah ini. Rachel tak asing dengan orang ini orang yang selalu membuat nya kesal namun akhir akhir ini malah selalu ada di dekatnya.

"Ngapain Lo kesini?" sepontan seorang itu berbalik badan saat Rachel mengucapkan kalimat itu. Seseorang itu menggunakan kemeja senada dengan warna dress milik Rachel. Ia terlihat sangat tampan apa lagi ia lipat lengan panjang kemejanya menjadi seperempat memperlihatkan bulu bulu di tangan nya tampak terlihat jelas. Memang kebetulan atau entah kenapa warna baju yang mereka kenakan sama membuat Rachel semakin kesal dengannya.

"Gue mau jemput Lo," ia berjalan mendekati Rachel yang tampak tak suka dengan keberadaan nya disini.

"Gue bisa berangkat sendiri!" Ujar Rachel dengan ketus.

"Kalo gue udah di sini artinya Lo harus berangkat bareng gue," ujarnya dengan nada memaksa namun tidak kasar.

"Kenapa Lo harus maksa?"

"Seorang Refanka Arnold tidak pernah memaksa, tapi harus di turuti semua kemauannya dan tidak ada bantahan!" Refan langsung menarik tangan Rachel untuk masuk ke dalam mobilnya namun caranya tidak kasar ia hanya menarik tangan Rachel dengan pelan. Namun anehnya Rachel tak memberontak saat Tangan nya di tarik oleh Refan ia hanya diam dan menurut.

Mereka sudah berada di dalam mobil, Refan pun sudah melajukan mobilnya. Tak ada pembicaraan saat perjalanan namun Refan melirik Rachel yang terlihat sangat cantik malam ini. Ya, Refan kagum dengan Rachel disaat semua cewek berlomba lomba untuk menghabiskan uangnya untuk membeli skincare untuk mempercantik wajahnya namun Rachel lebih memilih untuk tampil natural. Meskipun ia tak pernah menggunakan skincare atau sejenisnya wajahnya sudah terlihat cantik alami.

Matanya tak berkedip menatap wajah Rachel yang sangat cantik namun jika di lihat dengan jelas ada lekungan hitam di bawah matanya. Refan cukup mengerti keberadaan lekungan hitam tersebut karena memang Rachel belum bisa melupakan kejadian beberapa hari yang lalu yang membuat Rachel menjadi seperti ini.

"Apa Lo lihat lihat? Sono fokus ke depan ntar nabrak baru tau rasa lo!" Ujar Rachel saat merasa dirinya di perhatikan oleh Refan. Baru saja Refan mengaguminya sudah keluar lagi sifat Rachel yang selalu tak suka dengan nya.

Lalu Refan pun kembali fokus ke depan, tak lama akhirnya mereka sudah sampai di depan rumah Farah. Pestanya terlihat sangat meriah dekorasinya pun terlihat sangat cantik dan mewah Farah Sangat menyukai warna pink alhasil semua dekorasi berwarna pink dan di padu padankan dengan warna putih.

Rachel dan Refan berjalan menghampiri Farah yang sedang menyambut semua tamu undangan nya, tetapi sebelum sampai dihadapan Farah tiba tiba Refan ingin ke toilet karena merasa perutnya sedikit mulas, alhasil Rachel berjalan sendiri menghampiri Farah.

Rachel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang