DUA

1.9K 183 73
                                        

Perempuan itu jika hatinya cantik, wajahnya juga sudah pasti cantik walaupun tidak dipoles make-up sama sekali.

~ Brandon E. Herwingson ~


✈✈✈

Teriakan Feyzia yang diiringi decitan mobil membuat orang-orang yang berlalu lalang di daerah kafe itu terhenti sejenak. Tatapan mereka tertuju pada Feyzia yang berada di tengah jalan.

Brandon membuka pintu mobilnya dan bergegas menuju gadis yang hampir ditabraknya. Sedikit berjongkok di dekat gadis itu seraya membuka kacamata hitamnya dan menyelipkannya di tengah kemeja. "Apa kau terluka, Nona? Maaf, aku tadi sangat terburu-buru. Jadi, tidak terlalu memerhatikan jalan."

"Aku baik-baik saja," ucap Feyzia seraya mendongakkan kepalanya.

"Aku baik-baik saja," ucap Feyzia seraya mendongakkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika, Feyzia terpaku dengan ketampanan wajah Brandon. Entah apa yang membuat gadis itu tak mampu mengalihkan tatapannya seolah terhipnotis oleh tatapan singkat dari Brandon.

Beda halnya dengan Brandon yang bersikap biasa saja pada Feyzia. "Nona?" Brandon melambaikan tangannya di depan wajah Feyzia.

Feyzia spontan mengerjapkan matanya. "Ya?"

Brandon terkekeh. "Mari, kubantu kau berdiri!"

Feyzia memeluk buku-bukunya lagi dan berdiri dibantu oleh Brandon. Ketika lengan kekar itu menyentuh permukaan kulit tangannya, hati kecilnya bergetar hangat. Dia tidak pernah merasakan hal asing ini sebelumnya kepada pria manapun yang pernah mendekatinya, termasuk Davin, pria yang dijodohkan orangtuanya.

Rasa apakah ini sebenarnya? Rasa itu diam-diam menyelinap masuk ke dalam hatinya yang masih kosong. Apakah ini yang dimaksud dari pepatah cinta 'dari mata turun ke hati'?

Feyzia belum bisa menyebutnya cinta. Putri dari Erza Dirahanto itu segera menepis pikiran tentang hal itu sejauh mungkin. Dia tidak ingin hatinya yang belum tersentuh oleh pria manapun, terluka oleh pria asing yang belum dikenalnya.

Adelina berlari menghampiri Feyzia. "Fey, kau tidak apa-apa, 'kan?"

Feyzia tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja, Del. Kau tidak perlu khawatir."

Tatapan Brandon memerhatikan tangan dan kaki Feyzia. "Kau yakin baik-baik saja? Bagaimana jika kita pergi ke rumah sakit untuk memastikannya? Aku akan mengantarmu sekarang juga."

Adelina baru tersadar ada seorang pria di dekat mereka. Kedua matanya langsung berbinar-binar menatap Brandon. "Oh My God, tampan sekali," ucapnya tanpa sadar.

Feyzia segera menyenggol siku Adelina. "Adel! Memalukan saja."

Bibir Adelina mendekat ke telinga Feyzia. "Fey, ikut saja dengan abang tampan!"

"Untuk apa?"

"Ya ... bilang saja jika kakimu sakit. Jadi, kau bisa pergi dengan abang tampan itu."

I'm Yours, Captain!✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang