"Penampilan luar tidaklah penting untuk dinilai pantas atau tidak pada sebuah hubungan. Yang terpenting adalah bagaimana keduanya menjalin hubungan itu dengan baik."
~ Brandon E. Herwingson ~
✈✈✈
"Pa—papi, Ma—mami." Feyzia menyapa dengan nada yang terputus-putus. Melihat ekspresi wajah Erza dan Farah, dia yakin setelah ini kedua orangtuanya akan memarahinya. "Papi dan Mami kapan sampai di rumah?" tanyanya seraya menghampiri orangtuanya.
Farah yang telanjur emosi, mengabaikan pertanyaan Feyzia. "Jadi ... seharian lebih tanpa Mami, seperti ini tingkah lakumu, Fey?"
"A—apa maksud Mami?"
"Tiga hari lagi, kau akan tunangan dengan Davin. Kenapa kau malah berduaan dengan pria lain? Kau—"
"Namanya Brandon, Mi," tukas Feyzia.
"Mami belum selesai bicara, Fey. Jangan memotong ucapan Mami!"
Feyzia menunduk. "Maaf, Mi," lirihnya.
Farah mendengkus. "Kau ke mana saja seharian ini, Fey? Mami dan papi sangat mencemaskanmu, sedangkan kau malah bersenang-senang dengan pria ini!" gertaknya seraya menunjuk ke arah Brandon.
Saat Feyzia akan menjawab, Brandon menahannya. "Biar aku saja yang menjelaskan semuanya."
Feyzia mengangguk pelan. Dia memberi kesempatan kepada Brandon. Pria itu melangkah maju mendekati Farah. "Selamat malam, Tante," sapanya sambil mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, nama saya Brandon, Tante."
Farah tidak membalas uluran tangan Brandon. Dia hanya menatap sekilas, lalu memalingkan wajah. "Masuk sekarang, Fey!"
"Tapi, Mi ...."
"Tidak ada alasan apa pun lagi, Fey! Cepat, kau masuk sekarang juga! perintah Farah, "atau ... pria itu yang akan menjadi pelampiasan emosi Mami?" Tatapannya berkilat penuh amarah. Ucapannya yang tegas seolah tak terbantahkan.
Feyzia sangat tahu jika ucapan ibunya itu tidak main-main. Jika sudah bernada ancaman, ibunya tidak akan segan-segan untuk melakukannya. Dia tidak ingin menambah masalah baru kepada Brandon. Akhirnya, dia mengalah dan memilih menuruti perintah ibunya.
"Aku masuk dulu, Bran," ucap Feyzia. Tanpa menunggu perintah dari ibunya yang kedua kali, dia segera masuk ke dalam rumahnya.
"Saya harap Tante tidak memarahi Feyzia. Dalam hal ini, saya yang bersalah. Saya yang sudah mengajak Feyzia pergi," jelas Brandon.
"Sampai malam?" Farah berdecak. "Ke mana saja kalian jam segini baru pulang?"
"Saya mengajaknya pergi ke pantai, Tante. Sebelum pulang, kami singgah makan di warung makan pinggir jalan," jawab Brandon.
Davin yang berdiri di pinggir pintu gerbang, tersenyum lebar melihat Brandon dimarahi oleh Farah. Pertunjukan drama yang sangat seru, Bran. Kau bisa apa sekarang, hah? Bahkan, kau tidak bisa berkutik di depan orangtua Fey. Setelah ini, kau tidak akan bisa lagi berdekatan dengan Fey dan aku bisa leluasa menjalani rencanaku tanpa ada halangan apa pun termasuk dirimu, ucapnya di dalam hati.
Mata Farah membulat. "Apa? Pergi ke pantai? Makan di pinggir jalan? dan ... kalian naik motor?"
Brandon mengangguk. "Ya. Memangnya kenapa, Tante?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Captain!✔ (END)
عاطفيةFeyzia Dirahanto-seorang gadis yang sangat ingin menikmati masa mudanya seperti gadis lainnya. Bebas pergi ke mana pun, dengan siapa saja, dan bahkan naik motor. Namun, dia tidak pernah merasakan semua itu. Dia merasa terkekang oleh larangan-laranga...