Feyzia Dirahanto-seorang gadis yang sangat ingin menikmati masa mudanya seperti gadis lainnya. Bebas pergi ke mana pun, dengan siapa saja, dan bahkan naik motor. Namun, dia tidak pernah merasakan semua itu. Dia merasa terkekang oleh larangan-laranga...
"Ini pesawat milik siapa, Bran?" tanya Feyzia ketika duduk di dalam sebuah pesawat.
"Punya ayahku. Ini adalah pesawat pribadinya."
"Benarkah?"
"Ya. Ayahku sering bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis. Maka dari itu, ayahku membeli pesawat ini agar lebih mudah untuk pergi ke mana pun dan kapan pun."
Feyzia menatap ke sekitarnya. "Baru kali ini, aku masuk ke dalam pesawat semewah ini."
"Inilah tempat yang ingin kutunjukkan padamu. Berhubung orangtuaku belum kembali ke Los Angeles, maka aku mengajakmu ke sini."
"Saat kau tidak mengabariku waktu itu, aku pergi mencarimu ke apartemen. Pihak pengelola bilang orangtuamu sudah kembali ke Los Angeles. Bagaimana bisa mereka masih di Jakarta?"
Brandon tertawa kecil. "Oh, masalah itu. Aku yang menyuruh pihak pengelola apartemen untuk berkata demikian. Karena, aku yakin kau akan mencariku ke sana. Sebenarnya, orangtuaku berencana akan pulang beberapa hari yang lalu. Karena ingin melamarmu hari ini, aku meminta orangtuaku untuk menunda kepulangan mereka. Maka dari itu, mereka masih di Jakarta. Oh ya, kau ingin minum apa?"
"Terserah kau saja, Bran."
"Oke, aku ambilkan dulu. Kalau kau mau melihat-lihat, silakan saja. Tidak perlu sungkan." Brandon mengedipkan sebelah matanya. "Lagipula, pesawat ini milik calon mertuamu."
Calon mertua? Feyzia tersenyum simpul mendengarnya. Belum lama, dia menjadi kekasih Brandon. Sekarang, dia sudah menjadi tunangan Brandon. Pria itu begitu pengertian padanya. Tidak sedikitpun memaksanya untuk segera menikah. Bahkan, Brandon akan menunggu sampai dia benar-benar siap. Dia sungguh gadis yang beruntung bisa mendapatkan pasangan seperti Brandon. Bahkan, beruntung juga bisa mendapatkan calon mertua yang sangat baik padanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Feyzia beranjak dari tempat duduknya. Dia tidak tahu seberapa banyak kekayaan yang dimiliki orangtua Brandon sampai bisa memiliki pesawat pribadi semewah ini.
Di dalam pesawat itu terdapat tempat duduk yang diduduki untuk satu orang dan beberapa orang. Tempat duduknya pun berbeda dengan pesawat biasa. Bisa disetel duduk atau baring. Selain bisa melihat pemandangan dari kaca jendela, bisa juga untuk bersantai sambil memejamkan mata. Perjalanan panjang pun tidak akan terasa membosankan karena tempat duduknya itu sangat nyaman.
Di bagian belakang terdapat sebuah pintu. Feyzia tidak tahu pintu itu menghubungkan ke tempat apa. Ketika dia membukanya, ternyata sebuah kamar untuk istirahat. Dia tidak berani untuk masuk ke dalam. Hanya berdiri di pinggir pintu untuk melihat-lihat sejenak. Kamar itu sama mewahnya dengan kamar yang ada di hotel berbintang. Hanya saja tidak seluas kamar hotel.
Feyzia menutup kembali pintu kamar itu dan kembali duduk di tempatnya semula. Brandon membawakan dua gelas lemon tea dan meletakkannya di atas meja kecil.