Alya dan Luna sedang makan malam di restoran Aredey, sebuah restoran mewah yang letaknya di pinggiran kota Jakarta. Tergolong kelas atas, restoran itu tidak pernah sepi dan sangat diminati para pengunjung. Selain tersedia berbagai macam menu makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau, pelayanan di sana terkenal ramah. Para pengunjung juga akan dimanjakan dengan alunan musik instrumental yang lembut. Ditambah lagi, restoran itu menyediakan akses WiFi gratis yang semakin membuat semua pengunjung merasa nyaman dan betah berlama-lama di sana.
Sembari menikmati makanan yang tersaji, Luna melihat-lihat status orang di media sosialnya. Ketika ada berita tentang pertunangan Davin, Luna hampir saja tersedak oleh makanan yang baru saja ditelannya.
Cepat-cepat, Luna menunjukkan berita itu kepada Alya. "Lihat berita ini, Al! Lagi trending topic di semua media sosial."
Alya melepas sendok dan garpu yang dipegangnya, lalu meraih ponsel Luna untuk melihat berita itu dengan jelas. Sepasang matanya membulat ketika membaca berita itu. "Pertunangan Davin dan Feyzia gagal?" Dia pun tersenyum bahagia. "Baguslah. Itu berarti aku punya peluang besar untuk mendekati Davin."
Alis Luna berkerut. "Kira-kira, apa ya penyebab gagalnya pertunangan mereka? Kurasa ada sesuatu yang terjadi pada mereka."
"Ah ... aku tidak peduli apa yang terjadi di antara mereka. Yang penting, Davin is mine!" seru Alya tegas.
Luna menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau hanya terobsesi saja pada Davin, Al."
"Aku tidak terobsesi padanya, Lun. Aku sungguh mencintainya!" tegas Alya lagi.
Luna melanjutkan makannya. "Are you sure? Aku justru tidak yakin, Al. Mengingat kalau kau itu sangat mudah berpindah hati."
"Tidak ada pria yang mampu menarik perhatianku, selain Davin," puji Alya dengan wajah yang bersemu merah.
"By the way, apa yang akan kau lakukan untuk mendapatkan hati Davin?"
"Aku akan mendekatinya perlahan. Di saat sedih seperti inilah, dia membutuhkan teman untuk bercerita dan aku akan menghiburnya. Lama-kelamaan, dia pasti akan menerimaku sebagai kekasihnya," jelas Alya.
"Bagaimana jika dia hanya memanfaatkanmu saja? Yang kutahu, saat pria sedang sedih karena hubungannya kandas, dia akan menjadikan teman wanitanya sebagai pelampiasan."
"Davin bukan tipe pria seperti itu, Lun," sangkal Alya.
"Kau tahu darimana jika dia tidak seperti itu?"
"Hati kecilku yang berkata demikian," sahut Alya.
Tiba-tiba, ponsel Alya dan Luna berbunyi. Mereka sama-sama membuka pesan yang baru masuk itu. Ternyata, bukan sebuah pesan berbentuk tulisan, melainkan sebuah video yang dikirim dari temannya.
Penasaran dengan video itu, Alya dan Luna melihatnya sampai selesai. Tidak disangka, video itu memutar kejadian detik-detik sebelum Davin dan keluarganya dipermalukan oleh semua tamu. Bahkan, rekaman video saat Davin menyakiti Feyzia di belakang kampus juga tersebar di seluruh media sosial.
Pertanyaan Luna tentang penyebab pertunangan Davin gagal, akhirnya terjawab oleh video itu. Kedua gadis itu tidak menyangka jika Davin dan keluarganya berencana menghancurkan keluarga Feyzia.
"Bagaimana perasaanmu kepada Davin setelah melihat video ini, Al? Apa kau masih mencintainya?" tanya Luna.
Alya diam sejenak. Menarik napas panjang karena terkejut dengan video itu. "Aku ... aku bingung, Lun."
"Kenapa jadi bingung? Video ini nyata, Al. Bukan hasil rekayasa."
"Yes, i know that. Hanya saja ..., semua ini terjadi di luar dugaanku, Lun. Aku tidak tahu jika Davin tipe pria yang seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Captain!✔ (END)
RomansaFeyzia Dirahanto-seorang gadis yang sangat ingin menikmati masa mudanya seperti gadis lainnya. Bebas pergi ke mana pun, dengan siapa saja, dan bahkan naik motor. Namun, dia tidak pernah merasakan semua itu. Dia merasa terkekang oleh larangan-laranga...