Berita tentang perusahaan Danra Jaya yang sudah gulung tikar menjadi trending topic hari ini di seluruh media sosial dan media elektronik. Salah satu TV swasta menayangkan rumah dan harta kekayaan Dani yang sudah disita oleh bank. Mau tidak mau, Dani dan keluarganya harus segera meninggalkan semua kekayaannya.
Kemerosotan perusahaan besar itu sudah terjadi sejak para investor berbondong-bondong menarik saham mereka. Terhitung mulai hari ini, perusahaan besar itu resmi ditutup karena sudah tidak mampu membayar gaji pegawai dan hutang-hutang perusahaan.
Erza yang sedang menonton TV, sangat terkejut. "Andai kau tidak mengkhianati pertemanan kita, mungkin aku bisa membantumu lagi, Dan."
Farah baru saja pulang dari berbelanja pakaian dan heels terbaru. Dia meletakkan beberapa paper bag ke atas meja, lalu duduk di samping Erza. "Ada berita apa hari ini, Za?"
"Perusahaan Dani sudah bangkrut."
Farah langsung menoleh ke suaminya. "Beberapa hari yang lalu, dia menyuruhmu untuk mencari pekerjaan baru. Tidak disangka, ucapannya itu justru berbalik pada dirinya sendiri sekarang."
"Aku tidak tahu kenapa bisa seperti ini. Sebelumnya, dia bilang perusahaannya akan lebih jaya dari perusahaanku. Namun, kenapa jadi gulung tikar sekarang? Aneh sekali," tanggap Erza.
Farah melepas anting-anting berliannya. "Sudahlah, Za! Itulah akibatnya jika terlalu sombong. Semua yang menimpanya itu karena kesalahan dan ketamakan dia sendiri. Dia juga sudah lupa dengan jasa-jasamu selama ini. Kita begitu baik menolong dia, tetapi apa balasannya? Dia justru balik menikammu dari belakang dan berniat menghancurkan keluarga kita."
"Ya, kau benar. Sekarang, dia merasakan karma atas perbuatannya sendiri."
Ponsel Farah berdering. Ada sebuah pesan singkat masuk. Farah meletakkan anting-anting berliannya ke atas meja, lalu meraih ponselnya. Matanya terbuka lebar setelah membaca pesan tersebut.
"Ada apa, Far?" tanya Erza.
"Kau pernah mendengar nama Arnold Herwingson? Teman arisanku bilang dia dan istrinya akan datang ke Jakarta beberapa hari lagi. Ah ... aku sudah lama sekali ingin bertemu dengan istrinya, tetapi tidak pernah terjadi. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh aku lewatkan," jawab Farah dengan wajah yang berseri-seri.
"Ya, itu memang benar." Erza memberikan sebuah undangan yang berlapis pita emas kepada Farah. "Tadi ada yang mengantar undangan ini. Tiga hari lagi, akan ada acara pertemuan pengusaha ternama dari seluruh dunia. Di sana, akan hadir Arnold dan istrinya. Kita juga diundang dalam acara besar itu dan kau bisa bertemu langsung dengan mereka."
Usai membaca isi undangan itu, Farah memeluk manja lengan Erza. "Aku jadi tidak sabar menunggu saat itu tiba, Za. Kau harus bantu aku pilih gaun, ya. Aku bingung harus pakai gaun yang mana saat acara nanti."
"Pakai saja gaun favoritmu!"
"Gaunku sangat banyak, Za. Aku tidak tahu harus memakai yang mana. Pokoknya, aku harus tampil lebih cantik saat bertemu dengannya nanti."
Erza menghela napas pelan. "Baiklah, aku akan bantu pilih yang cocok untukmu."
"Terima kasih ya, Za. Kau memang suami yang pengertian," balas Farah dengan tersenyum lebar.
Farah berdiri dan merapikan paper bag yang di atas meja. Dia ingin menyimpannya ke dalam kamar. "Oh ya, apa Fey sudah tidur? Aku membeli dress untuknya."
Erza menahan lengan Farah dengan cepat. "Besok saja, Far. Fey sudah tidur. Kasian jika kau membangunkannya," bohongnya.
Farah mendesah. "Baiklah. Padahal, aku ingin dia langsung mencobanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/162864245-288-k933024.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Captain!✔ (END)
RomanceFeyzia Dirahanto-seorang gadis yang sangat ingin menikmati masa mudanya seperti gadis lainnya. Bebas pergi ke mana pun, dengan siapa saja, dan bahkan naik motor. Namun, dia tidak pernah merasakan semua itu. Dia merasa terkekang oleh larangan-laranga...