Hola!
Balik lagi sama ekeh!Sumpah, aku selalu semangat tiap ketik work ini, bawaannya suka aja. Mungkin karena work favorite aku kali yah. Wkwkw.
Happy reading.
🍭🍭🍭
Ada dua tipe pertemuan di dunia ini yang manusia harus ketahui dengan jelas. Pertama, tipe pertemuan karena takdir dan yang kedua adalah tipe pertemuan karena direncanakan.
Kira-kira mana pilihan kalian?***
Takdir.
Apa definisi takdir yang kalian ketahui selama ini?
Bagaimana kalian mengartikan sebuah takdir selama kalian hidup di dunia ini?
Sesuatu yang terjadi karena kehendak Sang Pencipta, ataukah sesuatu yang apabila terjadi maka akan sulit untuk diganggu gugat posisinya.
Selama hidup Rachel yang kurang lebih delapan belas tahun itu, yang Rachel tahu hanyalah sial. Sial adalah definisi takdir yang selalu ia percaya itu.
Kata orang, takdir adalah ketetapan hidup yang sudah tidak bisa manusia rubah. Itu adalah ketetapan kuat dari Tuhan. Namun, nasib baik atau buruk itu, manusia yang ciptakan. Singkatnya, takdir tidak bisa dirubah, sementara nasib bisa dirubah.
Selama hidup kurang lebih delapan belas tahun, Rachel berusaha melakukan yang terbaik selama hidupnya semata-mata untuk mendapatkan nasib baik. Perempuan itu mencoba untuk menciptakan nasib baik yang mungkin saja bisa terjadi di hidupnya walau kemungkinannya hanya ada 0,1%.
Rachel percaya, ketika kita punya keinginan yang kuat disertai dengan doa yang tulus dan usaha yang cukup, maka 0,1% itu bisa tercapai.
Tapi, Rachel sadar akan satu hal. Doa yang tulus dan usaha yang cukup tidak bisa dipercaya sebagai jalan terjadinya nasib baik.
Sejatinya, takdir dan nasib Rachel sangat sejalan dan begitu harmonis. Hingga tidak ada celah untuk 0,1% itu tercapai. Dia tetap sial.
Takdirnya sial.
Sementara nasibnya sangat sial pula.
Itu yang Rachel yakini. Bahkan sampai hari ini dan detik ini juga. Apa yang sedang terjadi di dalam hidupnya detik ini adalah salah satu tanda kuat bahwa hidupnya memang tidak bisa jauh-jauh dari kata sial.
"Kau sudah gila, yah?" tanyanya dengan nafasnya yang berusaha ia netralkan agar berhembus dengan benar selagi ia bernafas.
Lelaki yang sudah setengah jam lamanya duduk di hadapan Rachelitu menggeleng kecil, tanda ia tidak membenarkan ucapan Rachel.
"Aku waras. Lagi pula apa masalahnya?"
Bibir kecil Rachel menganga kecil karena kalimat gila yang lawan bicaranya itu lontarkan.
"Apa masalahnya? Kau bertanya apa masalahnya? Kau betulan sudah tidak waras yah, Oh Sehun?"
Oh Sehun. Lelaki yang digadang-gadang memiliki wajah tampan melampaui ketampanan manusia normal pada umumnya itu tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)
Fanfiction"Siapa yang bilang kalau jatuh cinta itu perlu batas? Jika memang ada batasnya, persetan dengan batas itu!!" #update tiap Senin. 18 Desember 2019.