15. Twilight.

3.6K 479 196
                                    

Hello.
Selamat malam.
Apa kabar?
Minal Aidzin Walfaidzin yah!
Maaf kalau manda selama ini belagu. Wkwkwkw.

Dan tiada maaf bagi siders.
Sekian.

Selamat membaca!

***

Jangan datang seperti senja padaku. Indah. Namun, hanya sesaat.

***

Hari terakhir.

Rachel dan Sehun akhirnya akan segera pulang ke Korea besok pagi.

Jadi, hari ini adalah hari terakhir mereka di Bali.

Selama satu pekan ini, banyak sesuatu yang mereka lakukan bersama-sama.

Berjalan di sekitar Hotel tempat mereka menginap bersama-sama.

Mengelilingi Bali bersama.

Rachel dan Sehun yang pergi ke acara perusahaan kolega Sehun bersama.

Sehun yang menemani Rachel untuk menjelajahi makanan khas Indonesia.

Dan mengobrol banyak sebelum tidur.

Karena hari ini adalah hari terakhir mereka di Bali, mereka memilih menghabiskan waktu untuk duduk berdua di pinggir pantai sembari menunggu sang mentari berganti posisi dengan sang rembulan.

Menikmati sore yang indah adalah suatu hal yang bisa membuatmu tenang karena akan disuguhkan oleh keindahan senja.

"Bagaimana hubunganmu dengan Baekhyun?" tanya Sehun pada Rachel yang sedang sibuk memotret pemandangan yang ada di hadapan mereka.

"Biasa saja." jawab Rachel tanpa mengalihkan pandangannya dari kameranya yang sedang membidik pemandangan sekitar.

"Hubungan kalian sudah masuk dalam tahap serius?"

Rachel menggeleng pelan, "Jika aku dan Baekhyun sudah masuk ke tahap itu, akan aku katakan padamu. Aku tidak akan menyembunyikan semuanya demi agar kontrak ini lancar."

"Hm. Tentu."

Keduanya hening.

Rachel yang sibuk memotret dan Sehun yang sibuk memperhatikan Rachel.

"Apa kau berniat menikah dengannya?"

Rachel menoleh menatap Sehun. Mengapa lelaki itu jadi banyak tanya seperti ini? Tidak biasanya.

"Akan aku pikirkan. Aku susah untuk jatuh cinta. Namun, jatuh cinta pada Baekhyun bukanlah sesuatu yang buruk. Dia baik. Dia juga membuktikan perasaannya dengan jauh-jauh datang ke sini demi untuk bertemu denganku meskipun dia harus pulang terlebih dahulu. Aku menyukainya. Namun, untuk menikah dengannya harus aku pikirkan terlebih dahulu. Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Hanya ingin tahu saja. Jika kontrak ini berakhir, kau bisa menikah. Namun, aku belum tentu bisa menikah."

"Kau pasti bisa menikah. Jika kau belajar jadi orang yang normal. Jika tidak kunjung normal dan nyatanya kau ingin menikah, maka cari perempuan yang ingin diajak untuk menikah kontrak. Banyak gadis miskin seperti diriku yang akan menerima ajakanmu."

Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang