Haii.
Pa kabar?
Baik?
Jangan lupa tegur kalau ceritanya mirip sama punya orang^^🍭🍭🍭
Di dunia ini, jika kau tidak bertemu salah satu malaikat penghuni dunia, maka kau akan bertemu dengan sang iblis yang juga penghuni dunia. Atau, bisa jadi keduanya dipertemukan padamu dalam bentuk jelmaan apa pun itu.
***
Angin berhembus cukup kencang, menerbangkan benda-benda ringan yang ada di atas permukaan bumi, mematahkan sesuatu yang rapuh karena terpaannya yang begitu tajam dan memang berpotensi mematahkan.
Termasuk hati seorang gadis yang kini tengah berjalan sangat pelan di tengah angin malam yang berhembus kencang.
Bukan angin yang mematahkan hatinya. Namun, hatinya yang sudah terlanjur patah, kini kembali terasa pedih karena tusukan hembusan angin.
Sepinya malam menjadi saksi kesakitan yang gadis itu rasakan dalam diam. Air matanya sudah hampir tumpah menjatuhi gaun pendek putihnya. Namun, kepalan tangannya menahan hal itu terjadi.
"Jangan menangis. Nanti dunia semakin menertawakanmu. Jangan terlihat lemah, nanti dunia semakin mempermainkanmu." ucapnya sembari mengepalkan tangannya semakin kuat, mencoba untuk mencari kekuatan di sana.
Tungkainya terus melangkah, menembus angin malam yang semakin terasa menusuk kulitnya.
Hingga langkah kecilnya berhenti, matanya fokus ke depan, menyaksikan beberapa orang yang terlihat menghalangi jalan seseorang.
"Aish, kenapa kalian tidak menggunakan telinga kalian dengan baik para paman." bisiknya pelan kemudian menghampiri orang-orang tersebut.
"Cepat serahkan semua barang yang kau miliki! Jika tidak, maka pisau ini akan berakhir tepat di pe--"
"Kembalikan barangnya." tiga orang pria berbadan besar itu secara bersamaan menoleh, keterkejutan tidak bisa mereka sembunyikan begitu sosok gadis berpenampilan berantakan itu menghampiri mereka.
"Rachel?"
"Iya, ini aku. Sekarang kembalikan barang orang itu!" titah gadis tersebut sembari melirik satu buah dompet tebal, satu buah kunci mobil, dan satu buah ponsel mewah yang ada di tangan para pria besar tersebut.
Para pria berbadan besar tersebut menghembuskan nafasnya, kemudian dengan kesal menyerahkan barang-barang tersebut kepada seorang lelaki yang gadis itu yakini hampir menjadi korban para pria dewasa yang cukup ia kenal itu.
Setelahnya, tanpa mau melirik Rachel, tiga orang tersebut pergi dengan tampang luar biasa kesalnya. Layaknya kalian sedang dibuat kesal oleh adik kalian, ingin memberi pelajaran pada adik kalian, tapi kalian takut akan diberi pelajaran balik oleh orangtua kalian.
"Di sini rawan akan preman seperti mereka. Jika lewat sini, Anda harus berputar lewat ujung jalanan sana jika naik mobil, jika jalan kaki, Anda harus berputar arah lewat jembatan kecil yang ada di sana." jelas gadis tersebut sembari menunjuk jalan yang ia maksud pada lelaki tersebut.
"Lalu kenapa kau sendiri malah lewat jalan ini jika tahu di sini rawan?" bukannya malah mendapatkan ucapan terimakasih, gadis tersebut malah mendapatkan sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang jawabannya sangat memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)
Fanfiction"Siapa yang bilang kalau jatuh cinta itu perlu batas? Jika memang ada batasnya, persetan dengan batas itu!!" #update tiap Senin. 18 Desember 2019.