25. Not Fine.

2.3K 313 281
                                    

Alohaa!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus.
Jangan lupa kritik dan saran.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Selamat membaca.
Semoga suka^^

***

"Ketika kepercayaan dibalas dengan dusta, di situ rasa percaya berubah menjadi kecewa."

***

Rachel memasukkan seluruh buku-buku pelajarannya untuk hari ini di dalam tas merah jambunya.

Gerakannya sangat lambat. Pun wajahnya terlihat tidak bersemangat seperti hari-hari sebelumnya.

"Rachel, cepatlah!"

Suara itu membuat jantungnya terpacu dengan cepat, pun wajahnya tambah terlihat lesu ketika suara itu menyapa telinganya.

Dengan gerakan lemasnya, perempuan itu menenteng tasnya. Ia segera beranjak keluar dari kamarnya.

"Kenapa kau lama sekali? Cepat sarapan!"

"Aku tidak nafsu." sahutnya kemudian berjalan melalui seorang lelaki yang sedang menunggunya di meja makan.

Lelaki tersebut meneguk air putihnya dengan cepat, kemudian menyusul langkah Rachel yang sudah berjalan menuju ke mobil.

"Hey, tunggu!" teriak lelaki itu. Tapi lelaki tersebut tak mendapatkan tanggapan dari sosok perempuan yang berjalan di hadapannya.

"Kau sakit?" tanya lelaki itu sembari menahan lengan perempuan tersebut. Sontak perempuan itu berhenti melangkah dan menatap lelaki itu dengan wajah pucatnya.

"Tidak." jawab perempuan tersebut pelan.

Lelaki tinggi itu menempelkan punggung tangannya pada dahi milik perempuan itu, berniat memeriksa suhu tubuh milik gadis tersebut.

"Badanmu agak panas. Kau yakin tidak sakit?" tanya lelaki tersebut, Oh Sehun, pada sosok gadis yang ada di hadapannya.

Perempuan tersebut menjauhkan tangan Sehun dari dahinya, "Aku tak apa." sahutnya kemudian masuk ke dalam mobil begitu saja.

Sehun juga menyusul perempuan tersebut. Sesuai perjanjian, yang akan mengantar dan menjemputnya ke sekolah adalah sosok Oh Sehun.

"Atau kau malu karena secara terang-terangan menciumku kemarin?"

Kim Rachel.

Perempuan manis yang sedang duduk di jok yang berada di samping Sehun itu merotasikan bola matanya malas, "Ada hal penting dibandingkan malu."

"Hal penting apa?"

"Tidak usah banyak tanya. Cukup antar aku sampai ke sekolah dengan selamat."

"Baiklah, Tuan Putri."

"Jangan memanggilku seperti itu!" teriak Rachel membuat telinga Sehun berdengung.

"Astaga, tidak usah berteriak!" balas Sehun kesal.

Tidak ada obrolan lagi setelah itu, hening menyelimuti mereka.

Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang