Alohaa!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^***
"Ketika ketetapan sudah menetapkan bahwa takdir bahagia akan datang di akhir, maka nikmati saja hari sebelum bahagia itu datang."
***
Rachel melemparkan senyum manisnya kepada orang-orang yang hadir di acara kelulusannya.
Hari ini, ia berdiri di depan para tamu undangan sebagai mahasiswa dengan nilai paling tertinggi di Korea Selatan.Tentu saja ia bangga pada dirinya sendiri. Orang-orang juga bangga padanya. Oleh karena itu, ia harus mengeluarkan beberapa kalimatnya untuk diperdengarkan pada orang-orang yang datang.
"Jika ditanya apa yang paling membahagiakan ketika lulus sekolah, maka jawabannya adalah satu proses akhirnya selesai lagi."
Suara Rachel yang berasal dari pembesar suara menyapa semua orang-orang yang hadir di acara kelulusan sekolahnya.
"Tiga tahun adalah proses yang berat bagi semua pelajar. Para pelajar harus bangun pagi, belajar hingga malam, kursus sana-sini, dan mengerjakan tugas yang banyak."
"Tapi, ketika hari kelulusan tiba, ada sesuatu yang berat selama ini hilang saat itu juga."
Tentu saja para siswa yang ada di sana mengangguk membenarkan ucapan Rachel. Belajar adalah sebuah kewajiban yang betul-betul sangat sulit untuk dilaksanakan. Prosesnya sangat berat. Dan tentu saja itu menyiksa.
"Bagian sedihnya adalah sulit untuk meninggalkan kenangan yang ada. Ada hari di mana kita semua berbaris rapi di kantin untuk makan siang bersama. Apa hal itu akan terulang lagi? Mungkin saja terulang. Tapi, rasanya sudah tidak sama."
"Ada saat di mana delapan puluh sembilan persen keluhan keluar dari mulut kita saat berproses selama SMA. Tapi nyatanya, sembilan puluh delapan persen semuanya bisa diselesaikan meskipun tidak sempurna. Dan kita melakukan itu secara bersama-sama. Ke depannya, apa hal itu masih akan terulang? Sekali lagi, rasanya tidak akan sama meskipun itu terulang."
"Saya berdiri di sini tidak untuk menyombongkan keberhasilan saya karena berhasil mencapai gelar siswa dengan nilai terbaik di Korea Selatan. Saya di sini ingin bicara tentang betapa sulitnya saya untuk meninggalkan kenangan yang ada."
Di sudut ruangan, Chaeri dan Chiara menatap Rachel dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Selama sekolah, ada dua orang sahabat yang menemani saya. Untuk itu, saya mendoakan yang terbaik untuk mereka. Dan juga, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada sosok lelaki yang selama ini membantu saya selama sekolah."
Rachel menatap sosok laki-laki yang berada di barisan paling depan. "Terima kasih, Presdir Oh. Tanpa bantuan dari Anda, saya akan kesusahan untuk menyelesaikan pendidikan saya."
Ya, di sana ada Sehun yang sedari tadi memperhatikan Rachel. Sejak satu minggu pertemuan terakhir mereka, rupanya ada yang berubah pada keduanya tapi menjadi persamaan bagi mereka juga.
Sehun dan Rachel nampak lebih kurus dibandingkan pertemuan terakhir mereka.
"Selamat untuk kita semua. Saya dengan tulus mendoakan yang terbaik untuk kalian. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih pada diri sendiri karena telah kuat menjalani proses yang berat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)
Fanfiction"Siapa yang bilang kalau jatuh cinta itu perlu batas? Jika memang ada batasnya, persetan dengan batas itu!!" #update tiap Senin. 18 Desember 2019.