Hai.
Apa kabar?Happy reading!
🍭🍭🍭
Ada pahlawan yang datang di awal konflik, ada juga pahlawan yang datang di akhir konflik. Bahkan tak jarang pahlawan datang ketika semuanya telah selesai.
Percuma!***
"Sudah kubilang kau tidak akan sanggup. Makanya jangan sok kuat jika memang kau tidak bisa."
Rachel mendelik tak suka pada seorang lelaki yang sudah menyemprotnya dengan berbagai kalimat tidak pentingnya bahkan ketika dia baru saja sadar sekitar setengah jam yang lalu.
Kepalanya masih terasa pusing dan juga pandangannya masih sedikit kabur dan tidak jelas.
Oh, dia benar-benar sakit rupanya.
"Kau sudah membebaskan ayahku?" tanyanya to the point.
Oh Sehun, sosok lelaki yang sedari tadi merecoki Rachel dengan kalimat tidak pentingnya itu sebenarnya merasa takjub karena sikap Rachel yang dinilainya begitu berbakti kepada orangtua. Saking berbaktinya Rachel pada orangtuanya, dirinya bahkan rela banting tulang demi untuk membebaskan ayahnya yang bahkan hanya tahu memukulinya itu.
"Belum. Kupikir kau kabur. Aku tidak bisa mencari keberadaanmu dua hari ini. Rupanya kau malah tak sadarkan diri di sini."
Rachel yang sedang bersandar dengan wajah pucatnya itu menatap Sehun dengan tatapan sayunya, "Kau sudah berjanji akan membebaskan ayahku."
Sehun mengeluarkan sebuah map yang berisikan lembaran kertas di dalamnya dan menyerahkan map tersebut kepada Rachel, "Tanda tangani dulu. Baru aku membebaskan ayahmu."
Rachel menghembuskan nafasnya kasar, mengapa di dunia ini ada manusia tipikal Oh Sehun yang sangat tidak sabaran dan juga tidak tahu diri.
Dengan gerakan lemahnya Rachel meraih kertas tersebut, lalu meraih pulpen yang baru saja disodorkan oleh Sehun dan langsung membubuhi tanda tangannya di sana tanpa berpikir panjang.
"Hey, apa kau tidak membacanya terlebih dahulu?" tanya Sehun sedikit terkejut ketika melihat Rachel yang langsung menandatangani kertas tersebut tanpa membaca isinya terlebih dahulu.
"Tidak penting. Sekarang bebaskan ayahku." ucapnya sambil menutup map tersebut dan menatap Sehun dengan wajah memelasnya yang penuh akan sarat permohonan.
"Bagaimana jika di dalamnya ada aturan kau harus melayani-ku tiap malam?"
"Apa aku harus ingatkan bahwa kau adalah seorang gay?"
Menyesal.
Itu yang Sehun rasakan karena baru saja merasa takjub pada Rachel beberapa menit yang lalu. Meskipun sakit, ternyata perempuan itu masih bermulut pedas.
"Baiklah. Mungkin saja kau akan menyesal karena tidak membacanya terlebih dahulu." sahut Sehun sembari meraih ponsel mahalnya. Jari-jemarinya menari-nari di atas layar ponsel, lalu kemudian ponsel tersebut ia letakkan di depan daun telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)
Fanfiction"Siapa yang bilang kalau jatuh cinta itu perlu batas? Jika memang ada batasnya, persetan dengan batas itu!!" #update tiap Senin. 18 Desember 2019.