7. An Agreement.

4.9K 602 120
                                    

Alohaa.
Apa kabar?

🍭🍭🍭

Jika cinta datang menghampiri. Maka semuanya akan terasa gelap. Sebab, mata tak lagi melihat. Hanya telinga yang sibuk melakukan perintah darinya yang paling dicintai tanpa peduli apa yang dilihat oleh mata.

***

"Pagi hari sibuk mengantar susu, lalu setelah itu kembali bekerja di kedai makan sampai jam dua belas siang, setelah itu lanjut bekerja hingga sore di sebuah cafe. Selanjutnya, bekerja hingga tengah malam di restauran."

Oh Sehun.

Seorang lelaki tampan yang kedatangannya di sebuah restauran yang cukup besar itu menyita perhatian para pengunjung.

Apalagi ketika dirinya bicara sambil tersenyum pada seorang waiter yang sepertinya hendak melayaninya.

"Empat pekerjaan dalam satu hari. Waw! Kau layak dapat jempol dariku." sahut Sehun sembari mengacungkan dua jempol untuk sang waiter tersebut. Membuat para pengunjung memekik tertahan.

Sang waiter tersebut menatap sosok Sehun dengan tampang datarnya. Emosinya yang sebentar lagi akan meluap dengan susah payah ia kontrol agar tetap terpendam. Biarlah jika nanti dadanya sakit karena menahan emosinya.

"Kau membuat orang-orang berpikir bahwa kau sedang memujiku." bisik perempuan tersebut sambil mencengkram ujung seragam kerjanya.

"Aku memang sedang memujimu."

"Kau menghinaku."

Sehun tertawa kecil, "Kau lucu. Aku sedang memuji malah dianggap sedang menghina."

"Terserah kau saja. Sekarang katakan apa pesananmu. Aku muak di hadapanmu."

"Waw, kasar sekali." ucap Sehun sembari meraih sebuah daftar menu yang ada di hadapannya. "Kau terlihat pucat. Jika sudah lelah bekerja, terima saja tawaranku."

"Tidak akan!"

"Kau sangat sombong. Memangnya kau punya cara lain untuk mengeluarkan ayahmu dari penjara? Ah, mungkin saja bisa. Tapi, lima puluh tahun ke depan."

Perempuan tersebut semakin mencengkram ujung seragamnya. Tidak peduli jika kuku-kukunya bisa patah.

Benar kata orang, para manusia kaya itu cenderung memiliki hobby untuk menghina orang yang derajatnya berada di bawahnya.

"Aku akan terus mencari uang untuk mengeluarkan ayahku. Bahkan ketika aku tidak tidur karena bekerja aku akan lakukan."

Sehun mengangguk, "Pantang menyerah sekali."

"Aku pesan steak dengan tambahan taburan keju di atasnya. Dan juga segelas wine Prancis untuk minumanku."

Perempuan tersebut mencatat pesanan milik Sehun dengan gerakan kasar. Jika bisa, maka pulpennya akan menembus kertas yang ia gunakan sekarang juga. Ia sungguh benci manusia seperti Oh Sehun.

"Pesananmu akan segera datang." sahut perempuan tersebut dengan wajah tidak sukanya kemudian berlalu.

"Kim Rachel!"

Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang