32. The Truth.

1.7K 313 490
                                    

Alohaa!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Jangan nilai sebuah buku dari sampulnya! Jangan nilai seorang manusia dari kelihatannya!"

***

Rachel melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah besar milik Sehun dengan wajah kusutnya.

Ia baru saja pulang dari rumah lamanya. Seharusnya ia bahagia. Tapi dirinya malah tidak bahagia. Apalagi dengan kehadiran sosok perempuan yang ternyata masih ada di rumah Sehun.

Kebahagiaan semakin menjauhinya.

"Sehun tidak di rumah," ujar perempuan itu dengan senyum tipisnya.

"Apa kau akan pindah ke sini?" tanya Rachel yang merasa bebas ingin menanyakan apa saja kepada perempuan itu.

Tidak ada Sehun dan juga para maid. Oleh karena itu, ia harus menggunakan kesempatan ini untuk bicara apa saja pada perempuan tersebut.

"Kenapa? Kau tidak suka?"

Rachel tersenyum miring. "Kau tampak sangat bahagia menjalani hidupmu, Stefy Kim."

"Kenapa tidak? Hanya karena aku menjalin hubungan dengan orang yang tidak seharusnya, apa aku harus bersedih?"

Rachel menggelengkan kepalanya. "Tentu saja kau harus bahagia. Tapi itu hanya menurutku. Lain lagi jika menurut ibumu."

Mendengar perkataan Rachel membuat alis Stefy menyatu. "Apa maksudmu?"

"Aku pikir kau bahagia selama ini dengan ibumu. Ternyata kau masih sama seperti yang dulu. Kau suka berbohong dan menyembunyikan sesuatu padanya. Termasuk hubungan kalian."

"Lalu kenapa? Itu tidak menjadi penghalang bagiku."

"Aku sangat mengenalmu. Berhentilah untuk pura-pura di hadapanku. Selain itu, aku betulan terkejut karena ternyata ibumu menjadi istri kedua. Apa tidak ada yang ingin menjadikannya istri satu-satunya hingga ia mau jadi istri kedua?"

Stefy Kim. Perempuan yang sebenarnya sudah bersiap untuk pulang itu mengepalkan tangannya.

"Jangan hina ibuku!"

"Apa aku terdengar menghinanya? Ayolah. Ibumu tidak menggoda mertuaku, bukan? Mengingat bahwa mertuaku sangat kaya. Pasti dia jadi incaran ibumu."

"KIM RACHEL!"

Sebuah bentakan keluar dari mulut Stefy. Ia tidak tahan ketika seseorang mengolok ibunya.

Ia akan terima segala kritik tentangnya. Tapi ketika orang menjelekkan ibunya, maka ia akan murka.

"Kau marah? Padahal aku mengatakan kenyataan."

"Tutup mulutmu!"

"Kau yang seharusnya tutup mulut, Stefy Kim! Terima saja kenyataan bahwa kalian adalah perempuan hina. Ibumu suka menggoda lelaki kaya agar bisa bersamanya. Meskipun itu adalah suami orang, dia tetap melakukan kebiasaannya. Dan sepertinya kebiasaannya itu menurun padamu."

Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang