Aloha!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo!
Nggak lupa sama cerita ini, kan? Hehehee.
Jangan lupa kritik dan saran.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^***
"Sulit itu ketika hati dan otak tidak sejalan."
***
"Aish! Kenapa jaringan hari ini sangat jelek?"Sosok Rachel yang tengah membawa laptop kesayangannya ke sana ke sini jadi kesal sendiri.
Dirinya harus mengerjakan tugas hari ini. Namun, jaringan justru tidak bisa diajak bekerja sama.
Perempuan itu melangkahkan kakinya menuju ke balkon kamarnya, sembari mengangkat laptopnya tinggi-tinggi, perempuan itu terus berjalan demi untuk mendapatkan jaringan yang bagus agar laptopnya bisa terhubung dengan internet.
Dan, senyumnya mengembang ketika akhirnya ia mendapatkan jaringan yang baik, masih dengan posisinya yang mengangkat tinggi-tinggi laptopnya itu, ia memekik tertahan.
Padahal ia baru bahagia. Tapi, Tuhan sudah merenggut kebahagiaan tersebut darinya.
Berkat seekor kecoak yang melintas di hadapannya, Rachel langsung panik dan akhirnya terjatuh begitu saja.
Satunya berhasil mencium lantai keras balkonnya. Tapi, yang membuat air matanya langsung menetes bukan karena sakit yang ia rasakan. Melainkan laptop yang ia genggam terjatuh begitu saja.
Dan Rachel sangat yakin, laptop itu pasti sudah berenang di dalam kolam renang saat ini, mengingat bahwa kamar tamu yang sedang ia tempati beberapa hari ini terletak tepat di atas kolam berenang milik Sehun.
Rachel langsung bangkit dari posisinya, mengabaikan rasa sakitnya kemudian lari terbirit-birit menuju ke kolam berenang.
Membuat Sehun yang sedang membaca koran di ruang tengah jadi memperhatikannya.
"Oh, tidak!" ujarnya histeris ketika melihat laptopnya sudah tenggalam di sana.
Perempuan itu mencari cara agar laptopnya bisa ia ambil. Namun, tidak ada cara selain dirinya harus turun ke sana.
Yang jadi masalahnya adalah, kolam tersebut cukup tinggi untuk Rachel yang tidak pintar berenang.
"Selamatkan aku, Tuhan," lirihnya pelan sembari turun di kolam tersebut secara perlahan.
Padahal baru sebelah kakinya yang berhasil menyentuh dasar kolam tersebut, tapi karena panik, ia jadi histeris sendiri dan akhirnya bergerak bak cacing kepanasan di sana.
Ia tidak pandai berenang. Bisa bayangkan bagaimana model seseorang yang tidak pandai berenang saat terjatuh di kolam berenang, bukan?
Mereka akan menari-nari sendiri di kolam berenang sembari meminum air kolam tersebut.
"Hey, Bodoh!"
Rachel tidak peduli dengan teriakan tersebut. Ia hanya fokus bergerak di atas air.
Bahasa kasarnya, ia setengah tenggelam saat ini.
Bunyi percikan air terdengar, ia masih tidak peduli.
Dan ketika sesuatu menahan pinggangnya, ia baru bisa bernafas lega.
"Oh, astaga. Apa aku sudah mati?" tanyanya dengan badannya yang bergetar karena kedinginan.
Sementara itu, sosok laki-laki yang sekarang ini menahan tubuh Rachel menunduk menatap perempuan yang saat ini sedang mendongak menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 2 (RSB 10) (SUDAH TERBIT)
Fanfiction"Siapa yang bilang kalau jatuh cinta itu perlu batas? Jika memang ada batasnya, persetan dengan batas itu!!" #update tiap Senin. 18 Desember 2019.