12: Mulai menjauh✔️

154 35 157
                                    

Karna semuanya akan baik-baik saja jika tidak ada sesuatu di antara kita

👾👾

Athan menghempaskan tubuhnya ke kasur, hari ini sungguh lelah.

Entahlah, mungkin besok dia akan lebih lelah dari hari ini.

Menjauh dari Nadia bukanlah hal yang mudah bagi Athan, namun apa boleh buat? Semuanya dia lakukan demi Iqbaal sahabatnya sendiri.

Athan dan Iqbaal bersahabat sejak kecil, Iqbaal selalu menemani Athan saat kedua orang tuanya bertengkar.

Hingga saat ini keduanya masih bersahabat, semua masalah Athan pasti di ketahui oleh Iqbaal,namun tidak dengan masalah hatinya. Hanya Athan,Dirga, Dhani dan Allah yang tahu.

Athan menghela nafasnya berat, hatinya masih belum rela jika menjauh dari Nadia.

Senyuman manis itu selalu terbayang di benak Athan.

Mengapa Iqbaal harus mencintai Nadia? Mengapa harus Athan yang menjauh?

"Ya Allah, kapan ya Athan bisa bahagia? Apa Athan harus nunggu mati dulu baru bahagia?" gumam Athan, matanya menatap kosong ke langit-langit kamar nya.

Dia bangkit, beranjak dari tempat tidurnya.

Menuju cermin besar, dia menatap lekat wajahnya dari pantulan cermin.

"Fathan, besok lo harus jauhin orang yang lo sayang," Athan tersenyum fake di depan cermin.

🐦🐦🐦

Nadia begitu semangat hari ini, entahlah apa yang terjadi pada dirinya.

Intinya sekarang dia ingin bertemu dengan Athan orang yang bisa membuat seorang Nadia tersenyum-senyum sendiri sebelum tidur.

Langkah Nadia terhenti di koridor XI IPS, matanya menangkap sosok Athan sedang tersenyum kecil dengan Elang.

Nadia segera melangkahkan kakinya dengan riang menuju Athan.

"Ketan!!" Panggilnya, namun Athan tidak menoleh sedikitpun.

Apa Athan tidak mendengarkan panggilan Nadia?

"Athan!!" Nadia kembali berteriak memanggil nama Athan.

Namun anehnya sang empu tidak juga menoleh apalagi menyahut.

Saat Nadia ingin menemuinya, Athan pergi meninggalkan kelas Elang.

"Athan tunggu!!" Lagi, namun sosok Athan tidak menoleh.

Nadia berlari kecil mengejar punggung Athan yang terhalang beberapa anak jurusan IPS.

Hingga pada akhirnya dia bisa menghadangnya.

Nadia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karna mengejar Athan.

"Lo tuli atau budek sih?!" gertakan Nadia tidak di gubris oleh sosok di depannya.

Athan hanya menatap Nadia datar enggan untuk menyahuti.

"Lo kenapa? gak biasanya pagi-pagi cemberut," tanya Nadia matanya terus menatap Athan yang tidak membalas tatapannya.

[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang