23: Nathan

159 17 62
                                    

Percayalah orang baru tidak akan pernah sama dengan orang yang telah lama kita kenal.

💯💯

Athan mendengus sebal saat melihat kakaknya muncul di ambang pintu kelasnya.

Dengan terpaksa Athan melangkahkan kakinya menuju kakaknya yang tersenyum manis di sana.

"Ngapain?" Tanya Athan, menatap datar kakak kandungnya itu.

Pemuda itu tersenyum lalu menjawab. "Ada yang mau gue bicarakan,"

Athan memutar bola matanya malas, "apa? To the poin aja."

"Kita bicarain ini di ruangan gue aja." Katanya menatap Athan dengan wajah penuh semangat.

"Shombong amat lo, mentang-mentang punya ruangan sendiri." Cibir Athan memonyongkan bibirnya.

Nathan tertawa kecil. "Yaelah bentar lagi juga di ganti sama temen-temen lo,"

Athan hanya berdecak malas lalu kembali menyahut. "Iya iya serah Pak ketos aja,"

Entah datang angin dari mana tiba-tiba punggung Athan tertubruk dari belakang, sehingga Athan menubruk Nathan.

Brukk

Keduanya jatuh dengan tidak elitnya, bagaimana tidak? Seorang Athan sang pria tampan terjatuh menindih Pak ketos.

"Astaghfirullah, mata dedek ternodai oleh adegan ini. Ya Allah ampunilah dosa orang-orang ini!!" Ucap Billy orang yang tadi menubruk Athan dari belakang.

"Ckck... Athan lo gila ya? Masa gay sama kakak sendiri!" Selin yang akan memasuki kelas mengelus-elus dadanya.

Athan segera bangkit dengan wajah memerah. Oh bukan, bukan karena dia blushing melainkan menahan kesal dan malu.

"Najis! Amit-amit dih!" Kata Athan kesal.

"Eh kak Nathan mau ngapain kesini? Ketemu Selin ya?" Tanya Selin, menatap Nathan ganjen.

Athan yang kesal sejak tadi langsung menoyor kepalanya. "Jangan sok ke-pede-an bisa?!"

"Galak banget sih lo! Huuu gue aduin ke Nadia!" Kata Selin sambil mengusap kepalanya, lalu masuk ke dalam kelas.

Athan hanya mengumpat pelan.

"Ayok ikut gue." Kata Nathan menarik lengan adiknya itu.

🎈🎈

Keduanya hanya saling diam dalam keheningan, tak ada yang mau memulai pembicaraan.

Athan yang sudah bosan dengan keheningan mulai angkat bicara. "Lo mau ngomong apa? Cepet gue males liat muka lo!"

"Lah kok males sih? Gue kan ganteng Than." Ucap Nathan dengan bangganya.

"Ngaca Pak, bapak sama saya lebih ganteng Manurios!" Kata Athan sewot.

Nathan tertawa lalu mengumpat. "Bego lo!"

"Yaelah cepet! Katanya mau ngomong! Gue bakar juga lo nih." Ujar Athan kesal sendiri.

"Turuti permintaan Ayah, Than."

Athan diam, mengingat surat yang ditulis oleh ayahnya saat itu.

"Gak! Gue gak bakal pernah mau!!" Kata Athan.

"Ini demi kebaikan lo juga Fathan! Nurut dong sama Ayah kali ini, jangan kayak gini terus. Ayah tuh sayang sama lo, Than." Nathan menghela napasnya sejenak lalu kembali berkata, "Please, gue mohon turuti permintaan Ayah."

"Sekali enggak ya tetep enggak!!" Bentak Athan, lalu keluar dari ruangan osis.

'gue bakal lakuin apapun biar lo turutin permintaan Ayah'

🎐🎐

Athan mendengus sebal, kakaknya pasti selalu membuatnya naik darah. Kalo naik daun sih gapapa lah ini naik darah.

"Lo ngapa sih cemberut? Jelek tau lo kalo kayak gitu!" Kata Dirga, mulutnya sibuk mengunyah bakso.

Athan menoleh sinis ke arah Dirga. "Halah! Gue sama lo juga masih gantengan gue ya! Jangan ngaku-ngaku kalo lo lebih cakep dari gue!"

"Heh! Berisik gue lagi baca buku jangan ganggu elah!" Dhani yang sedang asyik membaca buku menoleh sebal.

"Makanya Dhan, baca buku tuh di perpus jangan di kantin." Sahut Billy yang sibuk dengan game di ponselnya.

"Ya lo semua kan yang nyeret gue paksa ke kantin!" Sewot Dhani.

"Emang isi surat dari bokap lo apaan sih? Kok gue gak tau ya." Tanya Billy sudah tidak peduli lagi dengan Dhani yang memukulinya dengan buku novel.

"Ada deh, yang pasti gue gedeg sama si Nathan!" Jawab Athan, lalu pergi meninggalkan ketiganya.

~~~

Gadis itu menatap tajam Athan yang sedari tadi menatapnya lekat.

"Lo kenapa sih Than? Gue jadi takut!" Nadia yang risih dengan tatapan Athan melotot tajam.

"Hehehe, gapapa sih lo aja yang terlalu lucu." Kata Athan terkekeh kecil.

Nadia memutar bola matanya malas. "Gue lucu dari lahir!"

"Iya, makanya gue suka."

"Serah! Males gue ladenin lo!" Nadia keluar dari kelas, meninggalkan Athan dengan tawanya.

'gue harap, lo bisa bales perasaan gue Nad.'


















Yuhuuu tc update

Satu kata buat part ini dong!!!

Sorry pendek yaw hehe

Ini awal konflik lagi :v

Ini Nanad

Lo ngomong gue cakar nih!




See you next part🤘

[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang