Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi...
Drtt
Orang Uthan🤓: Nad lo udah pulang?
Nadia: Belum, lo kenapa gak masuk?
Mabal mulu lo!Orang Uthan🤓: Lagi ada masalah.
lo bisa anterin tas gue?Nadia :Bisa, Kemana?
Orang Uthan🤓: Ke Rooftop.
Nadia: Gue gak tau
Orang Uthan🤓: Gue Sharelook
Nadia : Oke
Orang Uthan🤓: Makasih
Nadia mengambil tas Athan yang masih tergeletak di bangkunya.
"Lo mau kemana Nad?" Tanya Selin yang melihat gerak-gerik Nadia yang aneh.
"Jadi gak?" Tanya Dita mengingatkan Nadia rencananya pergi ke Gramedia
"Sorry Guys gue gak bisa nganter, maaf bangett!!!" Jawab Nadia lalu berlari menuju tujuan.
💙💙
Sesampainya Di Rooftop.
"Athan," panggil Nadia.
Athan menoleh lalu tersenyum, "Apa?"
"Lo ngapain Disini?" Tanya Nadia langsung memberikan tas Athan.
"Thanks, lagi mikirin lo!" Jawabnya sambil terkekeh.
"Oh gitu yah," balas Nadia acuh.
"Gue gak nyangka lo bakalan datang kesini," kata Athan yang masih terkekeh.
Nadia berfikir sejenak, kenapa gue tiba-tiba jadi peduli?
"Udah mulai peduli?" Tanya Athan tak lupa dengan seringainya.
"Apasih gaje banget lo!" Jawab Nadia memukul bahu Athan pelan.
"Gue seneng. akhirnya gue sama lo bisa saling sahut menyahuti, Gak kayak kemaren pas di perpus lo-" Ucapan Athan tiba-tiba terhenti seketika saat melihat Nadia menatapnya khawatir.
"Kok muka lo bonyok gini sih?!" Tanya Nadia panik.
"Gue gak papa kok Nad," jawab Athan santai.
"Gue obatin yah," ucap Nadia lalu membuka resleting tasnya untuk membawa obat merah, kapas dan plester.
Nadia mulai fokus untuk mengobati luka-luka yang menghiasi wajah Athan.
'Duh jadi deg-degan sini sih? Deket banget lagi,' ucap Athan dalam hati.
"Selesai," kata Nadia lalu merapihkan obata yang dia bawa.
"Thanks yah," ujar Athan tersenyum senang.
"Iya," sahut Nadia.
"Nadia," Athan menatap lekat manik mata perempuan disampingnya.
"Apa?"
"Lo..," ucapannya sengaja digantung.
"Kenapa?" Tanya Nadia alisnya terangkat heran.
"Gak cantik!" Jawabnya polos tak lupa dengan cengirannya.
Ada batu gak sekitar sini? Gue timpuk juga ni orang!
"Trus?" Sebenarnya Nadia sudah kesal setengah mati namun dia hanya iseng menanyakan lagi.
"Tapi gue suka!" Jawab Athan di barengi senyumannya.
Degupan jantung Nadia tiba-tiba cepat, Pipinya kini kian memanas mungkin sudah memerah.
"Cie,, blushing!!" Athan menunjuk wajah Nadia dengan tawanya yang meledak-ledak.
"Enggak, salah liat kali lo!" Elak Nadia, kini tangannya sudah menutupi kedua pipinya yang memerah.
"Udah jelas gitu muka lo merah," ucap Athan gelak tawanya masih terdengar.
"Muka gue itu putih, Nah kalo kena panas pasti langsung merah!" Bantah Nadia.
Athan malah tertawa sampai terjungkal-jungkal.
"Kenapa ketawa?!" Bentak Nadia tak suka.
"Lo lucu....hahahaha." Balas Athan yang masih tertawa.
Nampol orang dosa kagak yah?
"Jangan ketawa mulu lo! Gak ada yang lucu!" kesal Nadia, kemudian beranjak pergi meninggalkan Athan.
Nadia POV
kalo gak inget dosa udah gue bunuh hidup-hidup tuh si ketan, gedeg gue.
"Nad tungguin.." Teriak Athan.
Gue lari, sengaja biar gak ke kejar sama tuh ketan.
Gue lari lari lari dan akhirnya...
Bruk..
yampun gue nambrak kakkel, gimana dung? Mati aja gue!
Gue ikut jongkok buat ngambil buku yang sempat berantakan gara-gara gue, sumpah ya gue gak sengaja.
"Kalo jalan hati-hati." katanya.
Lah bentar deh perasaan tadi gue lari ya? Iya kan? Masa dia kata gue jalan.
"Eh iya kak maaf," ucap gue nunduk. kan kalo natap mata si kakkel bisa ketauan dong trus nanti gue di incer, ihhh.
"Nadia!" Mampus gue! Kenapa si ketan manggil nama gue lagi? Ihhh nyebelin emang tu bocah.
Dia berhenti tepat di samping gue sambil ngos-ngosan.
"Athan dari mana aja lo?" tanya si kakkel.
Athan yang tadinya jongkok kini berdiri, menatap tajam si kakkel. Gue juga heran kenapa si Athan kayaknya agak gimana gitu yaa sama si Kakkel.
"Bukan urusan lo!" What?! Kok dia berani sih?
Setelah ngomong kek gitu, dia narik tangan gue menuju parkiran.
"woy! Lepasin napa!" bentak gue.
Athan akhirnya lepasin tangan gue, trus tiba-tiba dia nyengir.
Lah ni orang waras kagak?
"Mau pulang bareng gak Nad?" Tanya dia.
"Gak gue mau naik ojek aja," tolak gue, tapi sebenernya gue juga gak tau mau pulang naik apaan.
"Yaelah ayok Nad, ini sebagai tanda terimakasih dari gue buat lo."
Halah bilang aja lo mau modus!
"Ayok Nad, pliss kali ini aja." dia udah mohon mohon gak jelas di depan gue.
"Yaudah mana sini helm nya." tagih gue.
"Buat apaan Nad?" Dia natap muka gue dengan komuk yang polos.
Gue menghembuskan nafas panjang trus bilang...
"Buat nampol tu pala biar bener dikit," Sumpah ya gue gedeg bener sama ni anak.
Hallo gaess..
Apa kabar?
Lama bett aku Hiatus dari cerita ini huhuhu...Jan lupa votmen yaaa..
Kalian lebih suka Author POV or tokoh POV?
Sorry klo ada typo😁
See you next part😗
KAMU SEDANG MEMBACA
[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]
Teen FictionCover by: Cindyliaa_ Pria berwajah dingin itu menatap kaget sahabatnya saat tau dirinya kini tertikung lagi, sudah kedua kalinya dia tertikung dan bahkan sekarang musuhnya adalah kakaknya sendiri itulah yang membuat Fathan membenci sang kakak. Belum...