34: kenapa harus Athan?

67 7 20
                                    

Hujan malam ini begitu deras membuat Athan kedinginan juga kesal karena tak bisa keluar rumah.

"Hujan kapan berhentinya sih? Gak tau ya kalo gue mau balapan?!" Gerutu Athan menatap rintik-rintik hujan deras di luar.

Drttt

Bpknya Nathn: Fathan kamu ada di rumah bukan?

Bpknya Nathn: saya akan kesana sebentar lagi

Fathan: ngapain? Hujan juga

Bpknya Nathn: ada kabar gembira

Bpknya Nathn: tunggu disana

Read

"Kabar gembira apaan? Halah paling mau banggain anaknya yang kemarin ikut rapat di kantor." Cibir Athan dengan wajah penuh kesal.

Athan menatap sebal mobil yang baru saja datang lalu turun Ayahnya membawa payung.

"Kamu menunggu saya?" Tanya Nugraha membuat Athan melirik sinis.

"Ayah tuh udah tua pedenya gak usah digedein!" Jawab Athan sewot lalu membukakan pintu untuk Ayahnya.

Foto-foto yang terpajang di dinding ruangan membuat Nugraha menghentikan langkahnya, ia terdiam menatap foto Athan dan Ratna.

Ada perasaan aneh yang tiba-tiba Nugraha rasakan, dia tidak tau ini perasaan apa yang pasti hatinya sedikit sakit.

"Ngapain Ayah liatin foto?" Pertanyaan Athan membuat Nugraha tersadar dari lamunannya lalu ikut duduk di samping Athan.

"Saya hanya ingin melihatnya."

Athan hanya mengangguk saja tak menanggapi perkataan ayahnya.

"Gimana keadaan kamu? Baik-baik saja bukan?" Tanya Nugraha tersenyum hangat.

Bukannya membalas dengan senyuman Athan malah menatapnya sinis. "Ayah jangan sok peduli deh, dari dulu juga ayah gak pernah mau tau keadaan Athan."

Nugraha tertawa kecil. "Sepertinya kamu punya dendam sama saya ya? Setiap saya ajak bicara kamu selalu sinis."

"Sebenernya ayah mau ngomong apa sih? To the poin aja soalnya Athan gak suka basa-basi!" Kata Athan lelah dengan sifat Ayahnya yang seperti ini.

"Tentang surat itu, Bunda udah setuju jadi saya tak perlu lagi paksa kamu karna bunda kamu sudah setuju." Nugraha tersenyum sinis menatap Athan.

"Kenapa harus Athan? Kenapa gak anak Ayah yang hebat itu? Yang jadi ketua osis yang jadi pemimpin murid?" Tanya Athan menatap ayahnya datar.

"Tadinya Nathan yang seharusnya melakukan ini tapi sepertinya kamu lebih cocok, soalnya kamu anak nakal dan sering keluyuran malam. Saya tau kamu selalu terlambat datang ke sekolah sering dihukum juga, bahkan banyak yang bilang kalo kamu ini sering jailin guru-guru." Jawab Nugraha panjang lebar membuat Athan menghembuskan nafas kasar.

"Ayah gak usah sok tau tentang hidup Athan, jangan menilai dari satu sudut pandang aja." Kata Athan, "Athan lupa kalo Ayah sering nyari kesalahan Athan dari dulu, Athan gak seperti apa yang Ayah bayangkan!" Lanjut Athan kesal sendiri.

Nugraha tertawa kecil. "Saya ini Ayah kamu jadi pasti saya tau semua kelakuan kamu."

"Sejak kapan Athan di anggap anak?" Pertanyaan Athan membuat Nugraha terdiam.

[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang