17: Puisi Athan

136 20 88
                                    

Hati-hati dengan hati karena hati dapat membuat mu patah hati.

💯💯

Athan sibuk mencari buku bahasa Indonesia yang entah kemana hilangnya.

"Gimana nih tugasnya belum kelar bukunya ilang!!"gerutu Athan menghembuskan nafas kasar.

Sudah hampir 30 menit Athan masih mencari bukunya.

Padahal sekarang sudah jam 06.50 berarti 10 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup oleh mang Didin.

"Ya Allah gimana nasib hamba kalo gini? Bisa abis gue dihukum Bu Yuli." Kata Athan frustasi mencari bukunya.

Athan mengakhiri pencarian buku bahasa Indonesia nya, kini ia sibuk mencari sepatu hitamnya yang entah hilang kemana.

"Yaelah buku ilang sepatu ilang, kenapa gak sekalian aja hati ilang!"

Karena terpaksa akhirnya Athan memakai sepatu abunya yang pasti akan di hukum oleh pak Ramlan.

Iya mengeluarkan motornya tergesa-gesa karna tau hanya tinggal 5 menit lagi waktunya agar tidak di hukum lagi.

"Eh ini kenapa bensin nya abis? Yaelah sial bener sih pagi ini!!"

Dengan hati yang terpaksa Athan harus jalan kaki karena motor sialannya itu.

"Gue nyerah aja kalo gini, bodoamat harus keliling lapangan juga." Pasrah Athan di tengah perjalanan.

°°°

Athan berlarian menuju pintu gerbang yang sudah tertutup.

Hosh... hosh...hosh...

"Mang Didin bukain atuh!!" Teriak Athan tangannya sudah menggoyangkan gerbang.

Mang Didin yang sedang santai terusik lalu menyahut. "Suruh siapa telat? Nanti di bukain kalo Pak Ramlan dateng."

"Ayok Mang bukain,"

"Bodoamat Mamang mah teu paduli," kata mang Didin sambil memakan gorengan.

Athan kini hanya bisa duduk selonjoran di depan gerbang, menunggu pak Ramlan membukanya.

Drtt drtt

Billy: lo Napa gak Sekolah?

Athan: gue sekolah kampret, sekarang lagi nungguin pak Ramlan bukain gerbang nih!!

Billy: wkwk cepetan masuk Bu Yuli udh masuk kelas nih🤣🤣

Athan: diem lo!

Sudah hampir 10 menit Athan duduk selonjoran disini, tapi pak Ramlan belum juga datang membukakan pintu gerbang.

Terdengar suara gembok terbuka, Athan mendongak lalu berdiri sambil menunjukkan cengirannya.

Pak Ramlan menggeleng pelan sudah bosan menghukum Athan. "Kenapa kamu telat?"

"Motornya gak ada bensinnya pak," jawab Athan cengengesan sendiri.

"Ayok masuk!!"

Athan mengangguk pelan lalu mengikuti pak Ramlan.

"Kali ini hukumnya apa pak? Keliling lapangan? Bersihin wc? Sapu-sapu Aula? Cabutin rumput? Bersihin gudang belakang? Hormatin bendera?" Cerocos Athan menyebutkan hukuman yang pernah ia lakukan.

[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang