Saya seperti ini karna anda
🎐🎐
Athan berlarian panik di koridor rumah sakit membuat orang-orang yang berada disana kebingungan sendiri sedangkan Nathan ikut berlari menyusul Athan yang sudah jauh di depannya.
"Eh ruangannya yang mana ya?" Sudah berlari-lari dan membuat orang kebingungan Athan baru sadar kalau dia belum tau dimana Bunda nya di rawat.
"Lo bisa gak sih tenang sedikit? Capek tau gue!" Omel Nathan yang ngos-ngosan di belakang Athan.
"Lebay banget gitu aja capek, katanya ketos tapi masa gitu aja capek."
Nathan memukul bahu Athan. "Gak ada hubungannya Sapri!"
"Nama gue Athan bukan Sapri seenak jidat aja lo ganti-ganti nama gue!" Kata Athan tak terima."Btw, bunda dimana ruangannya?"
"Noh di sana." Tunjuk Nathan pada salah satu ruangan ber-AC di depannya.
"Bilang dong daritadi biar gue gak buang-buang napas ngomong sama lo!" Ucap Athan lalu berjalan meninggalkan Nathan yang menahan kesal di tempatnya.
"Kalo bukan adek gue udah gue santet lo!!"
~•~
Athan memasuki ruangan ber-AC itu dengan langkah pelan takut mengganggu sang ibu yang sedang tertidur pulas di kasurnya.
"Sepi, lah tadi katanya Ayah mau ngomong sama gue trus orangnya kemana?" Tanya Athan mencari-cari keberadaan Ayahnya yang entah kemana.
"Saya ada disini." Athan berlonjak kaget saat Ayahnya menepuk pelan pundaknya.
"Duduk disini," ucap Nugraha menepuk-nepuk kursi kosong di sampingnya, Athan melangkah malas lalu duduk di samping Ayahnya.
"Mau ngomongin apa? Awas aja kalo masih ngomongin surat itu." Tanya Athan menatap ayahnya sinis.
Entahlah semenjak Ayahnya meninggalkan Bundanya Athan tidak menyukainya, dan jangan lupa Ayahnya itu licik dalam berbagai hal itu yang membuat Athan selalu waspada.
"Jangan menduga-duga hal yang belum pasti, saya tidak akan membicarakan hal itu." Jawab Nugraha tersenyum menatap Athan yang sinis daritadi.
"Yaudah bilang aja sekarang, jangan buang-buang waktu kayak si Nathan!" Tagih Athan kesal ditatap seperti itu oleh sang Ayah.
"Hmm kamu tidak berubah dari dulu, beruntung sekali saya tidak membesarkanmu dan membawamu tinggal bersama saya," kalian pernah membayangkan pisau yang di tancapkan pada dada? Sakit bukan? Itulah yang dirasakan oleh Athan saat ini.
"Wahai bapak Nugraha yang terhormat Anda sebenarnya ingin berbicara penting atau hanya ingin menghina dan menyindir saya?" Tanya Athan dengan nada kesal matanya masih sinis.
Nugraha tertawa kecil lalu bertepuk tangan. "Ternyata kamu pintar juga dalam hal ini tapi maaf saya tak akan pernah bangga dengan apa yang kamu lakukan."
'ni aki-aki sebenernya mau ngapain sih? Kalo bukan ortu udah gue hajar daritadi.' batin Athan.
"Anda tidak pernah bangga dengan apa yang saya lakukan? Hahaha memangnya saya bangga dengan apa yang Anda hasilkan?" Kata Athan menimpali membuat Nugraha sedikit tersinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]
Teen FictionCover by: Cindyliaa_ Pria berwajah dingin itu menatap kaget sahabatnya saat tau dirinya kini tertikung lagi, sudah kedua kalinya dia tertikung dan bahkan sekarang musuhnya adalah kakaknya sendiri itulah yang membuat Fathan membenci sang kakak. Belum...