40: Mendadak

56 7 20
                                    

Athan mengusap album foto masa kecilnya, menatap sedih sosok wanita disampingnya.

Sungguh Athan masih belum bisa menerima semua ini, rasanya terlalu mendadak ditinggalkan oleh Bundanya.

Drttt

Nathan: lo bisa kesini Than? Ada yang mau di bicarakan sama lo

Read

Athan melempar ponselnya ke sembarang arah tak peduli jika nanti ponselnya rusak.

Tadi Hilarious squad menemani Athan tapi sekarang mereka pergi ke warung Mang Kuproy, mereka tidak meninggalkan Athan tapi Athan nya yang ingin ditinggalkan sendiri.

Sebentar tadi Nathan bilang ada yang mau dibicarakan? Tentang apa? Kenapa Athan jadi penasaran seperti ini? Apa dia harus pergi ke sana?

Meskipun terpaksa Athan tetap pergi kerumah Ayahnya dia penasaran dengan isi chat Nathan.

~~~

"Gue baru pertama kalinya liat Athan nangis kayak gitu." Kata Billy mengaduk-aduk jus mangga nya.

Dirga mengangguk setuju. "Athan yang biasanya ceria sekarang murung banget."

"Karena kita gak bakal tau dibalik semua sifat Athan yang ceria ada luka di dalamnya."

Ucapan Dhani di anggukki semuanya, orang yang selalu terlihat ceria belum tentu tidak mempunyai luka kan?

"Gue takut Athan kenapa-napa kalo kita tinggal sendiri," ujar Iqbaal sambil memakan Mie ayam nya.

"Athan butuh waktu untuk sendiri kita gak usah ganggu dulu." Sahut Nadia yang sibuk bermain game bersama Tamara juga Dita.

~•~

Rumah megah di depannya itu membuat Athan semakin terluka, entahlah ingatan masa kecilnya itu selalu terbayang lagi saat melihat rumah ini.

Pintu utama terbuka disana ada sosok Nathan yang menyambutnya dengan senyuman manis nya, percuma senyumnya manis tapi kelakuannya pahit.

"Lo udah lama?" Tanya Nathan merangkul adiknya lalu membawanya masuk.

Athan tak menjawab juga tak memberontak saat dirangkul oleh Nathan, padahal biasanya dia akan marah-marah.

Di ruangan tengah sudah ada Neneknya, Nugraha juga Mira yang sedang duduk santai membicarakan tentang bisnis.

Ketiganya menoleh saat Nathan membawa Athan kehadapan mereka.

"Kamu saja yang bicara, saya malas berbicara pada anak ini." Wanita paruh baya itu menatap tajam Athan yang diam sejak tadi bahkan tak berekspresi sama sekali.

Nugraha mengangguk lalu melirik sekilas Athan yang terlihat begitu kacau, banyak luka diwajahnya membuat Nugraha kepo.

"Kamu tau kan kalo Ratna sudah menyetujui surat itu?" Tanya Nugraha.

Athan hanya mengangguk pelan dia malas berbicara dengan Ayahnya juga keluarga ini.

"Tidak sopan kamu, Ayahmu sedang bertanya mengapa tidak menjawab?" Nugraha tersenyum pada ibunya agar tidak berbicara, dia takut membuat Athan semakin tertekan.

"Sebenarnya mau kalian apa? Langsung aja ke intinya." Kata Athan dingin dengan wajah datarnya.

Nugraha menghela nafasnya sejenak lalu berkata. "Besok kamu mulai Ayah pindahkan ke Jerman, kamu tidak perlu menyiapkan apapun karena Ayah sudah siapkan segalanya buat kamu disana."

[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang