Ending

92 9 19
                                    

Ucapan Athan malam ini masih terngiang-ngiang di kepala Nadia, tentang kepindahannya ke Jerman itu cukup membuat Nadia kaget.

Ada rasa tidak rela jika Athan harus pergi, dan malam ini Nadia baru sadar bahwa dia memang mencintai Athan.

Drrtt

Iqbaal: Gue udah ada di depan rumah

Nadia langsung bergegas mengambil handphone juga Hoodie nya, sebenarnya sekarang sudah jam sepuluh malam tapi Nadia sengaja mengajak Iqbaal keluar.

"Mau beli apa emang?" Tanya Iqbaal sambil memberikan helm nya pada Nadia.

"Gak tau gue juga, makanya gue ajak Lo."

Keduanya langsung berangkat ke sebuah tempat tongkrongan, awalnya sih ingin membeli sesuatu untuk ulang tahun Athan tapi sekarang mereka malah duduk sambil minum susu hangat.

"Di sini tempatnya enak ya, meskipun udah malam tapi tetep buka."

Iqbaal mengangguk sambil tersenyum. "Biasanya gue, Dhani sama Athan sering nongkrong disini pas jaman SMP."

"Athan mulai ngekost dari kapan sih?" Pertanyaan ini sebenarnya ingin Nadia tanyakan pada Athan tapi sering lupa.

"Dari kelas satu SMP kalo gak salah, soalnya pas dia kelas 6 SD kedua orangtuanya pisah dan Athan sama Bunda di usir dari rumah." Jawab Iqbaal sambil menghabiskan kentang goreng yang ia pesan tadi.

Tentu saja Nadia kaget, anak umur segitu sudah ngekost? Nadia umur segitu masih tinggal dengan ibunya di Jakarta.

"Banyak yang bingung sama Athan, kenapa dia gak tinggal bareng bunda? Athan pernah cerita sama gue kalo dia gak mau nyusahin bunda, lebih baik Athan ngekost sambil nyari kerja sampingan. Bunda gak tau kalo si Athan ngekost sambil kerja, dan Bunda juga gak tau kalo Athan sering ikut balapan liar."

Nadia hanya bisa mengangguk saja karena bingung harus membalas apalagi, berarti dari kecil Athan sudah ikut balapan dong?

"Nad, gue mau ngomong serius nih." Kata Iqbaal menatap Nadia yang berada di hadapannya.

Iqbaal terdiam sejenak memikirkan kata-kata yang pas untuk ia ungkapkan, "Lo gak perlu bingung harus beliin kado apa buat Athan, karena yang bikin Athan bahagia itu kehadiran Lo juga balasan cinta dari Lo."

"Maksudnya?"

"Gue tau, dari awal Lo udah suka sama Athan kan? Cuma Lo gengsi aja mengakui bahwa Lo suka sama dia? Athan pernah bilang sama gue kalo Lo adalah perempuan yang dia cintai setelah Bunda, jadi gue mohon sama lo bahagiain Athan." Iqbaal tersenyum getir, jujur perasaannya pada Nadia masih ada Iqbaal juga bingung mengapa dia masih mencintai Nadia.

Nadia hanya diam menatap tak percaya, benar kata Iqbaal dia terlalu gengsi untuk mengatakan bahwa dia mencintai Athan.

"Kebahagiaan Athan udah di rusak sama keluarganya sendiri dan cuma satu orang yang bisa bikin Athan ketawa lagi yaitu Lo, Nadia." Kata Iqbaal masih dengan senyum yang sama, "perasaan gue masih ada, tapi gue gak mau egois lagi. Gue mau Lo bahagia sama Athan sahabat yang paling gue sayang, maaf gue belum bisa lupain perasaan ini." Lanjutnya sambil terkekeh kecil lalu menepuk pelan kepala Nadia yang hanya diam.

[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang